Saya memang setuju dengan isteriku bahwa bila ada waktu alias tugas belajar sudah selesai :-), sungguh berdosa untuk di hari Minggu tidak keluar rumah dan mencintai Tuhan lebih dari segala-galanya, termasuk mencintai alam ciptaan-Nya :-). Jadi meskipun hari ini suhu hanya sekitar 6C dan angin cukup kencang bertiup, kami berdiskusi apakah lebih baik berkanu di Credit River di Mississauga, satu-satunya sungai yang belum kami jelajahi di sekitar Toronto atau bersepeda. Atas alasan lebih dingin berkanu daripada bersepeda, maka kami memilih bersepeda saja, di muara Credit River :-). Sekali mengenjot sepeda, dua tiga pemandangan akan terlihat. Tidak salah peribahasa bijak ibu kita itu. Dalam waktu sekitar dua jam, kami sempat bersepeda dan mengunjungi empat taman cukup indah di kota Mississauga, di ndeso bernama Port Credit, karena sang sungai bermuara disitu. Tidak heran ada satu dua warga P-Sby ini yang memilih Mississauga sebagai tempat tinggalnya :-).
Meskipun daun-daun sudah tidak terlalu berwarna-warni, pemandangan masih cukup indah. "Wah cakep yach ... it is so beautiful," kata doi dari waktu ke waktu selama kami bersepeda sepanjang pantai danau Ontario di Waterfront Trail itu. Sekeluarga bebek Kanada, Canadian Geese tampak sedang mengasuh anak-anaknya yang masih pitik. Yah, telat kawin, kataku kepada isteriku sambil menunjuk kepada sang bokap dan nyokap. Ya, sebentar lagi musim dingin akan tiba dan sang keluarga harus berangkat mengungsi ke selatan kalau tidak mau mati kedinginan di Toronto. Meninggalkan bebek yang mungkin "jual mahal" atau engga kebagian jodoh, kami meneruskan enjotan dan sambil tersenyum aku mulai melamun :-). Soalnya aku teringat kepada seorang warga P-Net bujang hampir lapuk (engga di milis ini, jadi ga pa-pa dirasani) yang tadi meneleponku. Kukatakan, "Jangan malu-malu dong, pelok aja si doi, lama-lama juga mau." Yah, kog cowok ABG jaman sekarang rada payach ilmu ngerayunya. Apa kebanyakan main komputer atau karena hidup di depan monitor ya :-). Lamunan diteruskan.
Pemandangan indah atau beautiful itu kukontraskan dengan suatu film yang baru 2 mingguan main di Toronto, The American Beauty. Kata satu anakku yang sudah menontonnya, film itu 'psycho-film' dan karena ia tidak mengatakan "jangan menonton" maka kami tonton kemarin. Benar-benar film itu isinya orang yang sakit jiwa semua. Dari sang bapak yang gandrung ke teman anak perempuannya, ke si ibu yang gilak harta dan kekuasaan, ke si anak yang tidak mau menjadi 'just an ordinary girl', sampai ke ke keluarga tetangga mereka di sebelah rumah, semuanya sakit jiwa. Tidak heran temanku para programmer mengernyitkan dahinya ketika mendengar aku belajar 'psycho' :-). Jadi kata 'beauty' di judul film rupanya suatu sarkasme. Kata isteriku menghakimi, itulah contoh keluarga tidak ber-Tuhan. Ada benarnya dan kalau Anda iseng alias kurang kerjaan, boleh juga menonton film itu untuk melihat contoh 'The American Ugly'.
Lamunan terhenti karena isteriku mengajakku memeluk pohon :-). Engga, dia pasti masih waras meski kemarin baru menonton film sinting. Soalnya pohon yang ingin dipeluknya berdua, memang pantas untuk dipeluk. Pohon itu pohon 'yangliu' bahasa kang-ouwnya sebab kutidak-tahu apa nama Indonesianya untuk pohon yang kami sebut 'willow tree'. Tuanya sudah pasti jauh lebih tua dari engkong dan emakku. Kuduga ada sekitar 200 tahun sebab besarnya masih lebih besar dari pelukan kami berdua. Kulit-kulit atau 'bark' di pohon itu sudah tidak dapat dikupas sebab sekeras besi. Bukan main. Inilah risiko menjadi tua alias memasuki 'the golden age' :-). Seperti juga kulit pohon yang semakin tua semakin keras untuk melindunginya dari cem-macem bahaya, kulit manusia yang sudah di atas 50 tahun juga sudah setebal kulit badak. Banyak contohnya dimana-mana, terakhir dapat Anda lihat permohonan minta ditraktir yang sori wae, tidak dapat dipenuhi :-). Bukan itu saja, kebiasaan buruk dari masa kanak-kanak seperti kencing di got, juga sudah tertanam di dalam otak dan tidak bisa dihapuskan. Daku tersenyum mengingat Pramoedya yang hobinya sama dengan Bang Jeha alias tukang kencing. Hanya beliau terlalu sopan dan tidak mau kencing di jalanan :-). Karena sudah kebelet maka tiada got rumputpun jadi. Selang kukeluarkan dan lamunan terhenti karena perlu konsentrasi kalau-kalau ada patroli polisi :-). Sekian dahulu ya, sampai cerita kencing, eh tayangan Lamunan Bersepeda berikutnya, salam dari Toronto.