Lamunan Bersepeda LXXXVII

"Shoot :-), nol derajat," kata hatiku melihat thermometer di luar rumah pada saat bangun pagi hari ini. Suhu yang sebetulnya "hangat" untuk anak Kanada ini memang belum mengasyikkan untuk bersepeda :-). Namun karena sejak entah kapan saya menghitung Juli-Agustus-September... Pebruari-Maret, alias hampir 9 bulan Bang Jeha tidak bersepeda, suhu 0C dengan angin 20 km sejam 'is not too bad'. Sudah sejak Senin lalu saya membawa perlengkapan bersepeda ke kantor, kunci gembok dan rantainya, pakaian ganti, handuk, shampoo, deeste. Jadi kesempatan di hari ini tak bisa dilewatkan lagi.

Jam 7 lewat ketika saya mulai mengayuh melintasi rumah-rumah tetanggaku yang masih tidur. Jalanan masih sepi, asyik. Burung-burung termasuk 'cardinal', bukan Ratzinger, kesukaan nyonyaku, berkicau mengucapkan 'good morning' :-). Ya, burung sampaipun asu di Kanada ini berbahasa Inggris semuanya :-). Pendakian pertama di McNicoll Ave. di jembatan Highway 404 dekat Gordon Baker Rd. kulalui dengan mudah. Sudah ada lampu lalulintas sebelum menuju jembatan dan dahulu cuma 'stop sign' doang. Sering aku berkelahi maki-memaki dengan pengemudi mobil yang tidak toleran, kalau aku melanggar 'stop sign' itu :-). Sekarang Bang Jeha tidak perlu bengkelai lagi karena ia patuh akan lampu merah, apalagi ia sudah berjanji ke CPM-nya di rokum untuk hati-hati. "Surat jalan" dari sang CPM, meski sedikit rewel tapi tidak sampai mesti disogok :-) atau terkena pungli, memang sudah turun pagi ini, berupa kecupan di bibir sebelum daku mengenjot sepeda.

Harga bensin masih tetap ngotot 71.9 sen. Peduli wae, kataku :-). Hanya kalau saja semua orang bersepeda di kotaku ini, kuyakin akan turun menjadi 11.9 sen per liternya :-). Belum lama ini daku mengobrol dengan sohibku di comberan. Umurnya tidak berbeda jauh dengan Bang Jeha. Kukatakan, waktu daku baru sampai di Toronto di tahun '80, harga bensin cuma 20 sen-an. Kata doi, waktu ia baru pertama kali mempunyai mobil, tahun 60-an, harganya tidak sampai 10 sen (sesudah dikalkulasi dari harga per gallon). Jadi dalam waktu 20 tahun naik 2 kali dan 20 tahun kemudian naik 4 kali. Seperti kukatakan kemarin di dalam tanggapanku atas 'essay'-nya Astrid, ABG Kanada, di dalam dunia komputer berlaku Moore's Law, kecepatan processor berlipat 2 setiap 8 bulan. Di dalam harga bensin berlaku Jeha's Law :-), naik 2 pangkat n setiap 20 tahun dimana n adalah deret 20 tahun itu. Jadi 20 tahun lagi, ketika Astrid sudah beranak-pinak dan Andy serta Threes menjadi Opa Oma, harga bensin akan menjadi 2 pangkat tiga atau 8 x 80 sen alias $ 6.40 murah meriah :-).

Lamunan diteruskan, tanjakan Gordon Baker kulalui dan tak lama kemudian daku berbelok kiri dari McNicoll ke Don Mills Rd. menuju ke selatan. Tanjakan lagi yang cukup berat menjelang Seneca Hills sebelum Finch Ave. Disinilah Bang Jeha amblas tulang selangkanya di bulan Juli tahun lalu ketika ia meluncur dengan kecepatan sekitar 40 km per jam. Di trayek pulangnya, karena lampu mendadak merah di perempatan Seneca College dan Don Mills itu, ia berbelok ke kanan, kehilangan keseimbangan dan menabrak trotoar. Tsk tsk tsk, 9 bulan tidak bersepeda ke kantor :-). Gigi persneling sepedaku perlu kupindahkan sampai ke nomor 15 dari seluruh 21 gigi yang dipunyai si Marin, merk sepedaku yang boleh beli bekas :-). Tanjakan seperti ini sungguh kubutuhkan untuk menciutkan persediaan lemak di perutku hasil timbunan 9 bulan :-). Sepeda kemudian meluncur melaju menuju Finch Avenue dan kuteringat diskusiku ama Mas Noordin yang mempunyai teman yang hobinya berdepresi. Mungkin itulah yang dialaminya, sehabis "menanjak dan depress", ia lalu "meluncur asyik" :-).

Menjelang Peanut Plaza sebelum Sheppard Ave., tempat dimana Sharmini anak Srilangka yang tewas diculik dan dibunuh, terakhir dilihat orang, jalanan mendaki lagi. Minggu lalu aku ditelepon seorang imigran baru di Toronto yang ingin membeli apartemen di daerah rawan. Kunasihatkan untuk hati-hati di daerah itu, Church dengan Queen's St. karena ada KJRI :-). Apartemen berharga miring yang hampir dibelinya memang tidak jauh letaknya dari Konsulat. Peanut Plaza itu memang daerah rawan karena orang berjual-beli narkoba (drugs) disitu. Kulewati beberapa kompleks 'townhouse' yang kalau musim panas harum semerbak baunya berkat tumpukan sampah di muka kompleks. Proyek subway di dekat Sheppard masih sama wae, konstruksinya engga kelar-kelar, maklum ongkos membuat subway konon sebilyun dollar sekilometer.

Jalanan sedikit mendaki lagi menuju jembatan Highway 401. Kutidak dapat lupa akan peristiwa bunuh dirinya seorang perempuan yang loncat dari jembatan itu. Ketika kutiba, tubuhnya sudah terbujur dan dadanya masih terbuka sehabis di-CPR. Jadi kutahu ia anak perempuan warga minoritas. Tak lama jenazahnya ditutupi. Polisi yang berjaga mengusir semua penonton bermobil dan hanya Bang Jeha yang bersepeda diijinkannya setelah ia tahu ogut redaksi Berita UKI :-). Kemarin saya berkenalan dengan seorang ibu yang anaknya rada 'toxic' karena bokapnya mati bunuh diri. Ya, mengambil nyawa sendiri selalu mengakibatkan manusia yang masih hidup menjadi THP (The Hurting People).

Trayek dari jembatan 401 menuju York Mills Rd. adalah yang paling asyik untuk bersepeda karena kita bisa meluncur dengan kecepatan 40 sampai 50 km per jamnya. Mengingat janji beta ke "ibu pertiwi" di rokum, sepeda kurem sedikit sehingga hanya melaju dengan kecepatan 45 km, masih tetap asyik :-). York Mills kulewati, mulai banyak penunggu bis tetapi karena suhu masih 0C dan bukan 30C, tidak ada pemandangan indah kedemenannya si MoTe :-). Jangan ada yang ngadu ke MoTe yach, nanti dia ngiri tayangan PSby-Pnet kreasi Bung Kus hari ini memecahkan rekor tayangan top hit :-). Jalanan masih mendaki melintasi jembatan kereta api CP Rail. Lawrence Avenue sudah kelihatan dan kutahu bahwa sesudah pompa bensin Shell, tinggal satu lagi pendakian terakhir sebelum sampai di kantor. Coba yach "pendakian" di hidup kita ini dapat kita ketahui ada berapa banyak, bilamana dan berapa panjang atau beratnya. Dengan demikian kita dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya, mengenjot lebih kencang sebelum mendaki, mengganti persneling ke gigi yang enteng di pendakian dan menarik napas lebih panjang. :-) Lamunan selesai pren sadayana, restoran Memories of Japan kedemenannya Mbah Pramoedya kulewati dan sampailah Bang Jeha di comberannya. Pertama kali bersepeda ke kantor di Y2K, tahun Jubilee bagi kita para 'Roman Catholic follower' :-). Sampai di lamunan berikutnya, salam dari Toronto, selamat sepedaan juga kepada Anda di Kanada.

Home Next Previous