Tahun lalu di bulan April saya sudah mulai kemping berkanu ke cagar Frontenac di Kingston, Ont, yang cukup banyak danau-danaunya. Tahun ini, besok masih akan turun salju sehingga tak heran suhu masih 0C ketika saya bersiap untuk melamun :-). Selama tidak hujan dan angin tidak bertiup kencang, apalagi matahari tak lama kemudian muncul dari persembunyiannya, bersepeda selalu asyik. Jadi dibekali baju beberapa lapis saya mulai mengayuh ketika tak lama kemudian mencium bau api unggun :-). Engga bo'ong, di persimpangan McNicoll dan Victoria Park dekat rumahku, anak-anak CUPE (Canadian Union of Public Employee) yang sedang mogok memang memasang "api unggun". Apinya di dalam tong yang sudah disediakan dan seseorang sedang memasukkan kayu yang jatahnya berbakul-bakul. Pantas baunya sedap tercium sampai kemana-mana :-). Di kantor ogut memang tidak ada SB (Serikat Buruh) tetapi kalau misalnya ada dan perlu mogok, sudah pasti Bang Jeha ikutan. Wong engga beduit kalu engga ikut :-) (strike pay) dan lagipula yang penting, tentu ikut solider. Saya lalu teringat kepada seorang Uskup yang kukenal dan pernah bersalaman dengan doi pada saat ia menjadi Uskup Thunder Bay. Frederick Henry namanya dan ia sedang bengkelai dengan raja koran di Kanada, Conrad Black tapi bulek :-). Sebagian buruh korannya Oom Conrad sedang mogok dan Oom Uskup mengeritik perlakuan si Conrad sebagai tidak kristiani. Wah wah wah, si Conrad mencelat ke langit dan memberi cem-macem label kepada Uskup termasuk kemasukan setan (perlu di-exorcist). Berita terakhir, Oom Uskup berminat menuntut si Conrad ke pengadilan.
Meskipun tidak masuk SB, tetapi sebagai non-kapitalis, saya bersimpati kepada mereka. Memang terkadang mereka dimanipulasi oleh juragan atau bos SB tetapi pada umumnya SB memang membela nasib mereka yang lemah dan tertindas. Kalau saja tidak ada SB-SB di Kanada ini yang menyumbang proyek kunjungan Mbah Pram ke Kanada, tidak bakalan saya mempunyai beberapa buku yang ditanda-tangani sendiri oleh beliau :-). Sumbangan yang mereka berikan, bukan saja lumejen jumlahnya, juga tidak rewel dan cepat turun uangnya. Selain persediaan kayu yang cukup untuk memanasi tubuh di suhu 0C bagi yang piket, kulihat beberapa WC portable juga disediakan. Memang pelayanan memuaskan. Teringat lalu daku kepada berita Kompas akan pemogokan buruh kayu lapis di Pantura, Jawa. Para buruh yang mogok sengaja menghalangi atau memblokir jalan raya sehingga lalulintas menjadi macet berkilo-kilo meter. Itulah bedanya pemogokan di kampung kita prens sadayana dengan di kota Toronto. Yang satu "biadab" dan yang lainnya lebih beradab sampai untuk kencingpun tidak perlu dipinggir jalan seperti Bang Jeha kalau pergi kemping :-).
Enjotan dilanjutkan dan trayekku tidak lama kemudian mulai di sepanjang Don Mills Rd, jalan yang berjalur sepeda tetapi tetap berbahaya alias mata harus awas terus meski otak boleh dipakai 'multiprocessing' melamun. Lampu merah di suatu persimpangan membuatku berhenti. Tidak ada calon penumpang bis yang dapat kupakai untuk mengagumi-Nya lewat ciptaan-Nya :-). Jadi mataku melirik koran Toronto Sun di kotak atau mesin jualannya. Astaga, seorang anak berusia 5 tahun digigit anjing mukanya dan harus dijahit 200 jahitan :-(. Terakhir aku melihat iparku dijahit tangannya, paling 5-6 jahitan ia sudah menjerit- jerit kesakitan. Anak ini harus dijahit 200 tusukan! :-( Kubaca sepintas, seekor anjing basteran herder dan labrador yang konon tidak ganas, telah menggigitnya tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu. Apa jadinya nanti akan muka anak itu setelah ia menjadi gadis, lamunku. Itulah risikonya memelihara anjing. Makanya anjingku hanyalah anjing "mainan" yang tidak galak sama sekali, seperti tuannya kata si Wanny anak P-Sby yang lagi THP kepadaku. :-) (Sori Wan, masa anak Betawi engga tahan diledekin sih :-)). Kujadi teringat lagi kepada "anjing-anjing" peliharaan di kampung Melayu yang sering lebih galak dari majikannya. Anjing yang menggigit itu sedang dikarantina seminggu untuk mengetahui kena rabbies tidak dan lalu akan dijeksi mampus. "Anjing-anjing" berbedil di Melayu, tidak semudah itu dikarantinanya sebab majikannya selain galak, juga pinter sekhalei.
Tulit-tulit-tulit, bunyi sirene mobil ambulans dari kejauhan menyadarkanku dari lamunan. Yach, ada kecelakaan lalulintas lagi dan sudah terjadi korban. Profesi dokter memang paling laku di dunia ini ya Mas Adi, pantes sampeyan engga nongol-nongol sejak honeymoon-an dengan Mbakyu Anita sekitar 2 tahun lalu :-). Selamat bergabung di Paroki-Sby dan membaca cem-macem dongenganku yang terkadang ditulis sambil eling dan waras, terkadang secara sintingan :-). Salam dari Toronto terutama bagi penggemar bersepeda di milis ini.