Serba-serbi Kisah Kunjungan Ke Tanah Air Ke 55

"Jeletok," begitu sering terdengar bunyi dari stop kontak ketika kita colokkan peralatan listrik kita ke sumber daya di Indonesia yang listriknya bertegangan 220 Volt. Selain bunyi tersebut, cahaya geledek skala mini dapat kita lihat keluar dari kedua lubangnya, apalagi kalau peralatan listrik di dalam keadaan nyala atau membutuhkan arus. Perbedaan tegangan tersebut dengan di Amrik dan Kanada yang 110-117 Volt doang membuat persiapan pulang kampung sedikit lebih rumit kalau kita membawa peralatan listrik disamping kepala colokannya berbeda dari kepunyaan kita yang ramping gepeng. Misalnya, baterei kamera video bojoku, alat ngecharge-nya hanya bisa 110V sehingga saya harus meminjam 'step down transformer' dari dulur kami. "Mengapa tegangan di Indo dipilih 220V sih?," demikian mungkin Anda bertanya. Pertama demi namanya penghematan sebab dengan kapasitas kabel/kawat yang sama, daya yang disalurkan bisa 2 kali lipat. Kedua, karena jiwa murah di Indo, satu orang mati kelojotan kena tegangan 220V masih ada 220 juta lainnya. Baidewe memang bukan tegangan yang membuat kita kojor ketika jantung kita dilewati aliran listrik rumah, tetapi arusnya meskipun arus 1000 mA sudah cukup untuk membuat kita 'say goodbye till we meet again'. Karena tegangan yang 220 V itu, akibatnya lagi peralatan listrik yang dijual di kota ini ya seperti itu juga spec-nya. Akibat lebih jauhnya lagi, kesempatan saya untuk bermurmer beli pesawat telepon baru merk Panasonic, yang di Gramedia saja cuma 100-an dollar tidak bisa kesampaian. Ketika si mbak saya minta memperlihatkan charger-nya hingga saya bisa memastikan spesifikasi tegangannya, benar saja, 220 Volt sori wae.

Mong ngomong jiwa wong Indo murah, tahukah Anda berapa nilainya di dalam rupiah? Lima juta doang dan saya engga becanda. Kemarin saya bertanya kepada si mbak penjual karcis di loket kolam renang Tirtamas. "Mbak, 200 rupiah tambahan asuransi kecelakaan itu harus?" "Ya," katanya dan disitu tertera tarip jiwa kalau meninggal pada saat berenang Rp 5 juta. Kalau cacat alias masih hidup, Rp 10 juta akan diberikan kepada si malang dari dana santunan asuransi tersebut. Iseng saya menanyakannya karena sebelum cabut pulang kampung, sahaya dan nyonya sudah mengeluarkan biaya asuransi kesehatan esktra yang termasuk kecelakaan dengan premi sekitar 600-an dollar (meng-cover dua bulan). Siapa tahu asuransi kecelakaan Rp 5 juta itu optional sehingga saya bisa menghemat 200 perak per berenang, lumayan buat dikasihin Pak Ogah pan. Jadi doakanlah pren Anda si Jeha agar tetap sehat walafiat terhindar dari marabahaya selama berenang sebab terima warisan Rp 5 juta, habis dipakai syoping sekali doang oleh kedua anakku :-).

Masih mengenai perlistrikan maupun kemajuan tekno di Indo, beberapa hari yang lalu saya sempat dibuat kagum oleh satu alat lagi, penemuan baru di Melayu. Salah seorang sedulur kami memakai alat istimewa, dicolokkan ke stopkontak yang mana saja, rekening listriknya konon akan menurun drastis atau d.p.l. power consumption-nya akan menurun. Karena belum apa-apa sudah salut dengan kehebatan tekno di Indo, di kuliahan elektro dulu tidak atau belum pernah saya diajarkan ada alat hesbat seperti itu, ku-consult prenku saurang ngensinyur elektro dari universitas nomor wahid negeri ini :-). Ia pun ternyata sama blo'onnya dengan saya, baru pertama kali ini mendengar ada alat kaya begitu, padahal jualannya sehari-hari alat elektronik yang sangat canggih. Satu dua prenku ngensinyur elektro lainnya yang ku-SMS-in bungkam seribu bahasa alias jelas mereka juga enteu nyaho mboten ngertos rek :-). Senang juga si saya bahwa ternyata meskipun kecepatan pengiriman SMS saya mah putus dibandingkan para ponakan saya, pengetahuan perlistrikan saya masih belum terlalu bego kayanya. Kalau Anda kebetulan tahu bekerjanya alat itu sehingga dapat menurunkan pemakaian arus di rumah dan dengan demikian biaya rekening listrik nyokapku di rumah ini dapat ditekan, mohon hamba dicerahkan :-).

Kalau kemajuan tekno di Indo sering mengalahkan Kanada, jangan ditanya yang namanya 'service level' atau jenjang pelayanannya. Melihat ada 100 pramuniaga di toserba seperti Sogo mah biasa, padahal kalau kita ke Canadian Tire, yang namanya pelayan toko entah ada dimana tau. Barulah ketika saingan mereka, Home Depot dari Amrik masuk, kita bisa berjumpa dengan manusia di toko itu. Tak salah semboyan eks cangkulanku, 'competition is good for the business'. Sekarang ini ada servis baru, barulah servis di parkiran mobil. Kalau dahulu kita bisa sampai puyeng cari parkir, sekarang ternyata kita bisa KKN-an dengan kang parkir. Baru mulai saya endus, engah, ketika seperempat jam saya keliling di WTC Jl. Jendral Sudirman di kantor Kedubes Kanada mencari parkiran kosong. Dengan bermodal cuma 15 sen alias Rp 1000 kita akan dibantu oleh tukang parkir di gedung atau mal bersangkutan. Kaya kemarin saya berniat syoping di mal KG berdua dengan nyonyaku doang. Dua lantai parkir yang kami kelilingi penuh dan ketika mau menuju satu lagi, si akang melambaikan tangan dan mengatakan "Disini bisa Pak." Sebetulnya lahan kosong itu bukan tempat parkir tapi daerah di muka pintu lift dan tangga pejalan kaki. Namun, karena yang "punya lahan" sudah mempersilahkan saya parkir disitu, ya saya mau tentunya bekerja- sama dengannya. Selesai parkir dan dengan sapaan selamat malam yang sangat ramah, si saya yang pernah bekerja 30 tahun di suatu 'service company' tahu bahwa ia mengharapkan sapaannya berbuah :-). Dengan sigap saya keluarkan gambar Oom Pattimura alias Rp 1000 dari dompetku untuk mengimbali servis yang 'above average' dari juru parkir di mal Kelapa Gading. Remember, when in Rome do as the Romans do.

Nah, sekian dulu dan bersama dengan ini, saya serta nyonya mohon permisi semingguan dari milis Anda untuk cuti ke Jateng dan Jabar. Tak lupa kami mohon doa restu Anda demi keselamatan perjalanan kami dan bagi perlindungan khusus ke "supir istimewa" kami, Oom Gun SSSS yang dengan baik hati akan memberikan dua tempat di boilnya yang ber-AC. Selamat Hari Natal kepada Anda yang merayakannya dan Selamat Tahun Baru 2004 kepada semua pemirsa dimana saja Anda berada. Sampai berjumpa di tahun yang baru, bai bai lam lekom.

Home Next Previous