Bali Post, Kamis Pon, 30 Juni 2005
Bom Guncang Jakarta dan Poso
Jakarta (Bali Post) - Bom kembali meledak di dua kota; Jakarta dan Poso. Namun,
kedua ledakan itu tidak menimbulkan korban jiwa. Bom hampa di Poso meledak di
depan pasar. Bom ditaruh di dalam parit. Letaknya 200 meter dari kantor polisi
setempat. Sementara ledakan di Jakarta terjadi di Kelurahan Utan Panjang,
Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (29/6) kemarin pukul 03.00 WIB.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Tjiptono, pelakunya
diduga kelompok avonturir yang ingin membuat warga takut. ''Mereka tidak
menginginkan timbul korban dan kerusakan dari terornya. Hanya untuk
menakut-nakuti orang,'' ujar Tjiptono di Mapolda Metro Jaya Jakarta, kemarin.
Tjiptono menjelaskan, ledakan yang menimbulkan suara cukup keras itu terjadi tepat
di depan rumah kontrakan seorang warga yang bernama Tri Murti Handayani (39).
Ledakan itu berasal dari sebuah tas hitam yang ditemukan polisi di tempat kejadian.
Di dalam tas hitam itu, polisi menemukan 45 butir peluru berbagai jenis. Agaknya,
kata Tjiptono, si pelaku bermaksud untuk menimbulkan efek semburan peluru ke
segala arah secara acak saat bomnya meledak. Namun, panas ledakan itu
tampaknya kurang kuat, sehingga tidak dapat memicu peluru untuk terbang. Menurut
Tjiptono, barang-barang bukti itu, ditambah serpihan tali tas berwarna hitam dan
serpihan jins berwarna biru yang ditemukan di lokasi, kini sedang diteliti di Puslabfor.
Polisi, katanya, saat ini sedang memeriksa lima orang saksi, yang semuanya
merupakan warga sekitar lokasi. ''Kelima saksi itu adalah Tri Murti Handayani sendiri,
Hendi Suryadi (17), Panji Setya Rahman (17), Ahmad Kartadi (17) dan Bambang
Irawan (17),'' ujar Tjiptono sambil menambahkan, salah seorang saksi sempat melihat
ada dua orang berjaket hitam dengan mengendarai motor yang juga berwarna hitam,
melewati lokasi beberapa saat sebelum ledakan.
Bom Poso
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol.
Zainuri Lubis mengatakan, Selasa (28/6) malam lalu, terjadi sebuah ledakan di kantor
Sekretariat PDI Perjuangan, Poso. Pagi harinya, sebuah ledakan juga terjadi di
sebuah lokasi yang berada tak jauh dari tempat ledakan pertama.
Ledakan pertama, kata Zainuri, dilakukan secara sengaja oleh Tim Gegana Mabes
Polri sekitar pukul 21.40 WIT, atau sekitar 30 menit setelah mendapatkan laporan
masyarakat soal adanya bom di tempat itu. ''Bom itu berhasil meledak dan hanya
mengakibatkan kerusakan beberapa kaca di kantor PDI-P itu,'' kata Zainuri.
Sementara ledakan kedua, ungkapnya, terjadi Selasa pagi, sekitar pukul 11.00 WIT.
Ledakan itu tepatnya terjadi di sebuah got yang berada di depan Apotek Sintu
Maroso. ''Itu adalah bom hampa. Artinya, hanya suaranya saja, cukup keras, tetapi
tidak ada korban,'' jelas Zainuri.
Tak Pengaruhi
Mendagri M Mar'uf prihatin adanya teror ledakan bom di depan sekretariat tim sukses
salah satu pasangan calon bupati-wakil bupati. Meski adanya kejadian itu, hingga kini
Depdagri belum menerima laporam dari KPUD Poso soal tertundanya pelaksanaan
pilkada. ''Nampaknya ledakan dan teror bom di Poso tak pengaruhi pelaksanaan
pilkada di daerah itu. Jadi, ya... pilkada tetap jalan sesuai jadwal,'' kata Mendagri,
Rabu kemarin.
Memang, lanjut Mandagri, berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan penundaan pelaksanaan pilkada dapat dilakukan atas
permintaan KPUD setempat dengan alasan gangguan keamanan atau kejadian
bencana alam. ''Namun, sampai kini belum ada permintaan, ya... saya kira tetap jalan
seperti biasa,'' tandasnya.
Mendagri mengharapkan aparat kepolisian segera menangkap pelaku teror bom itu
dan mengusut secara tuntas kasus peledakan tersebut agar tidak mengganggu
jalannya proses demokrasi di daerah. (kmb4/034)
|