Banjarmasin Post, Kamis, 22 September 2005 02:19:57
DPR Kecam Penyerangan Masjid Ahmadiyah
Jakarta, BPost
Penyerangan terhadap masjid dan pemukiman jemaat Ahmadiyah di Cianjur dikecam
sejumlah anggota DPR RI. Tindakan main hakim sendiri itu dinilai sudah masuk
kategori kriminal. Karena itu aparat keamanan diminta menindak tegas para pelaku
yang telah merugikan banyak pihak itu, sehingga tidak menyebar ke tempat lain.
"Ini sudah kriminal, harus ditindak tegas. Saya merasa dirugikan sebagai orang
Islam," kata anggota FKB, Mahfud MD di Jakarta, Rabu (21/9).
Penyerangan yang dilakukan sekelompok orang itu, lanjut dia, tidak bisa dimaafkan.
Menurutnya, kejadian itu sebenarnya bisa diatasi jika aparat kepolisian bertindak
tegas. "Ini terjadi akibat aparat kurang tegas. Saya tidak percaya kalau aparat tidak
bisa menangani ini," kata Mahfud.
Hal yang sama juga disampaikan anggota FPKS Agus Purnomo. Menurutnya,
tindakan sekelompok orang tersebut sudah masuk kategori melawan hukum karena
merusak tempat ibadah dan rumah warga yang sudah dapat izin membangun.
"Karena itu pelakunya harus ditangkap," tandasnya.
Seperti diketahui, aksi penyerbuan ini dilakukan ratusan orang sekitar pukul 19.30
WIB, Selasa kemarin. Mereka merusak dan membakar rumah serta tempat ibadah di
empat cabang Ahmadiyah di Kecamatan Cibeber dan Campaka, Cianjur Selatan.
Sedikitnya 3 masjid, 2 mushala, 3 madrasah, 43 rumah, 1 gudang dan 1 mobil rusak
berat akibat aksi tersebut.
Provokasi
Secara terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Aryanto Boedihardjo
menegaskan aparatnya telah membekuk pelaku penyerangan tersebut. "Saat ini 12
orang itu ditahan di Polres Cianjur untuk pemeriksaan intensif," katanya.
Selain itu, menurut Aryanto, polisi juga sudah mengamankan 48 orang yang diduga
ikut serta dalam aksi anarki tersebut. Mereka antara lain seorang pimpinan pondok
pesantren Darul Alam, 34 santri, dan beberapa masyarakat. "Dari 48 orang itulah
ditetapkan 12 orang sebagai tersangka," ujarnya.
Hasil penyidikan menunjukkan, pengrusakan dipicu provokasi orang-orang yang
mengikuti tablik akbar di Kampung Rawaekek, dua hari sebelum kejadian.
Saat tablik akbar berlangsung, tiba-tiba listrik padam. Kemudian berkembang isu
bahwa yang mematikan listrik adalah seorang anggota Ahmadiyah yang bekerja di
PLN. Tanpa melakukan konfirmasi, para penceramah dalam tablik akbar itu langsung
mengobarkan permusuhan terhadap jemaat Ahmadiyah. dtc
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
|