Banjarmasin Post, Senin, 29 Agustus 2005 01:02:16
Segera Tangkap Penutup Gereja!
Jakarta, BPost
Kasus penutupan sejumlah gereja terus menjadi sorotan akhir-akhir ini. Sejumlah
organisasi massa berkumpul dan menuntut agar kasus ini segera ditindak. Mereka
mengancam menyomasi Kapolda Jabar dan Kapolri apabila tidak menangkap
pelakunya dalam satu bulan.
"Kita akan menyomasi Kapolda Jabar dan Kapolri apabila tidak bisa menetapkan
tersangka paling lambat 1 bulan setelah penyelidikan," kata Ketua Serikat Pengacara
Rakyat (SPR), Habib Burohman di Jakarta, Minggu (28/8).
Acara ini juga dihadiri perwakilan Front Pembela Katolik, Gerakan Angkatan Muda
Kristen Indonesia, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Gerakan Pemuda
Kerakyatan, Himpunan Pembela Publik Indonesia dan Partai Rakyat Demokratik.
Burohman menjelaskan, dalam kurun waktu Juli hingga Agustus, terdapat 60 gereja
yang ditutup oleh organisasi yang menamakan Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan
(AGAP). Penutupan ini dilakukan di daerah Cimahi, Padalarang, Cianjur, dan
beberapa daerah di Jawa Tengah.
Menurut Burohman, pertemuan sudah dilakukan dengan beberapa pihak menyusul
kasus penutupan gereja ini. Di antaranya adalah beberapa anggota Komisi E DPRD
Bandung, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jabar Sugiat, Ketua Fatayat NU Imas
Masitoh dan salah satu ketua Majelis Mujahidin Indonesia Fauzan Al Anshori.
Burohman mengklaim, semua pihak yang ditemuinya itu memprotes aksi penutupan
gereja tersebut.
"Semua yang kita datangi juga mengecam tindakan AGAP dan mendukung Polda
Jabar untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Mereka telah melanggar pasal 22 UU
Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM," tegasnya.
Sejumlah organisasi ini juga memberikan ultamatum kepada pihak kepolisian.
Ultimatum itu adalah kepolisian harus segera melakukan penyelidikan dalam konteks
hukum acara pidana atas kasus penutupan gereja ini. Kepolisian juga harus
memberikan laporan penyelidikan kepada masyarakat luas dua minggu sekali dengan
metode konferensi pers.
Burohman memberikan penilaian terhadap gerakan AGAP. Selain sangat terorganisir,
mereka juga sangat militan. "Modus digunakan sama dengan kerusahan Ambon.
Anggotanya bukan dari sekitar sana. Ada kesan kesengajaan memobilisasi massa ke
daerah tersebut," ungkapnya.dtc
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
|