detikcom, Rabu, 31/08/2005 13:50 WIB
Pengungsi Ambon Nyaris Bakar Kantor Dinsos Maluku Tenggara
M Hanafi Holle - detikcom
Ambon - Muak dengan janji-janji manis Pemda Maluku Tenggara, sekitar 150
pengungsi asal Ambon menyerbu kantor Dinas Sosial setempat. Aksi anarkis tidak
bisa dihindari. Puluhan kaca jendela hancur. Bahkan nyaris terjadi aksi pembakaran.
Selain menghancurkan kaca jendela, para pengungsi yang menjalankan aksinya
sejak pukul 10.15 WIT itu juga mengeluarkan secara paksa meja, kursi dan
berkar-berkas ke halaman kantor yang terletak di Jalan Nusantara, Tual, Maluku
Tenggara, Rabu (31/8/2005).
"Kami bosan dengan janji-janji pemerintah untuk menyelesaikan problem kami. Hari
ini bilang begini, besok lain lagi. Memangnya kami ini binatang yang bisa ditendang
ke sana ke sini," kata salah satu pengungsi yang enggan disebutkan namanya.
Para pengungsi juga menuding aparat Pemda dan Dinsos Maluku Tenggara memakan
habis anggaran buat pengungsi yang dikucurkan dari pemerintah pusat. "Mana
anggaran pengungsi, kok kita yang hanya ratusan KK tapi penanganannya
bertahun-tahun dan tidak selesai. Habis sudah uang pengungsi dimakan pejabat,"
kata pengungsi lainnya.
Melihat pengungsi yang makin beringas, Kepala Dinsos Maluku Tenggara
Burhanuddin Rahawarin langsung mengajak pengungsi berdialog di lokasi kejadian.
Namun karena emosinya sudah memuncak, mereka tidak menanggapi sedikit pun
tawaran dialog tersebut. Bahkan mereka terus melakukan tindakan anarkis.
Salah sorang pengungsi malah secara sengaja melemparkan kain yang sudah
dibakar ke atas plafon kantor Dinsos. Akibatnya api langsung menyambar plafon
tersebut. Melihat api yang mulai membesar, seorang karyawan Dinsos langsung
mengambil air dan menyiramnya sehingga api langsung padam.
Aksi pengungsi ini tidak dibiarkan oleh sejumlah karyawan Dinsos. Karena kesal
kantornya diobrak-abrik dan nyaris dibakar, sekitar 12 karyawan Dinsos langsung
mengeroyok Yosef Matwear, pengungsi yang hendak membakar kantor mereka.
Tanpa tedeng aling-aling, mereka langsung menghajar Yosef. Akibat aksi pembalasan
itu, wajah dan tubuh Yosef langsung babak belur.
Akibat insiden tersebut, aksi pengungsi yang semula dijadwalkan akan dilanjutkan ke
kantor bupati dan Kejaksaan Negeri Maluku Tenggara langsung dibatalkan.
Agar tindakan pengungsi tidak semakin merajalela, aparat Polres setempat langsung
mengamankan kordinator aksi Frans Putranubun. Akhirnya para pengungsi bubar
dengan sendirinya. Hingga kini Polres Maluku Tenggara masih menyelidiki modus
yang dilakukan pengungsi.
Pengungsi asal Ambon itu direlokasi ke Maluku Tenggara pascakerusuhan
antaragama di Ambon pada tahun 1999 lalu. Namun hingga kini nasib mereka masih
terombang-ambing dan tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah
setempat. (umi)
© 2005 detikcom, All Rights Reserved.
|