HarianKomentar.Com, 30 August 2005
Wapres minta stop kekerasan penutupan gereja
Cabut SKB Pendirian Rumah Ibadah
Penutupan gereja di beberapa daerah di Jawa Barat dikecam sejumlah anggota DPR
RI dari FKB dan FPD. Mereka mengecam tindak kekerasan dan main hakim sendiri
yang dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan agama. Selain itu, SKB
dua menteri tentang pendirian rumah ibadah agar dicabut.
"Ini jelas pelanggaran hak azasi manusia. Indonesia itu bukan negara Islam, tapi
ber-dasarkan Pancasila yang menghormati kebebasan ber-agama sebagaimana
dijamin UUD 1945," ungkap anggota DPR dari FKB Effendi Choirie (Gus Choi) dalam
jumpa pers di Press Room DPR, Jalan Gatot Soe-broto, Jakarta, Senin (29/08).
Islam sebagai agama yang me-ngayomi umat manusia, ditegas-kannya, tidak
mengajarkan ke-kerasan. Karena itu, jika peme-rintah tidak segera mengatasi dan
mengantisipasinya, ulah sekelompok orang itu akan me-ngancam pluralisme di
Indonesia.
Untuk menghindari hal se-rupa, Gus Choi mengimbau agar Surat Keputusan Bersama
(SKB) dua menteri mengenai perizinan pembangunan tempat ibadah segera dicabut.
Pemerintah di-minta tegas membuat peraturan yang tidak diskriminatif dan bersifat
adil. "Masak orang Islam buat masjid di mana-mana bo-leh, orang lain dipersulit,"
katanya.
Sikap kelompok-kelompok ekstrim ini dinilainya sangat membahayakan Indonesia
dan Islam di mata dunia internasio-nal. Kejadian ini akan membuat Islam dikesankan
sebagai aga-ma yang penuh kekerasan dan Indonesia sebagai negara terbe-sar umat
Islam-nya akan diku-cilkan oleh dunia internasional.
Hal senada disampaikan ang-gota DPR RI dari FPD Boys Saul. Dia khawatir jika
pemerintah tidak segera mengantisipasi hal itu, maka kondisi serupa akan
bermunculan di sejumlah dae-rah. Sebelumnya, Jacobus Ma-yong Padang dari FPDIP
sempat memprotes aksi penutupan gere-ja tersebut dalam sidang pari-purna
peringatan HUT Ke-60 DPR. Dia menilai penutupan ge-reja bisa menganggu keutuhan
NKRI. Protes serupa juga disam-paikan Victor Leiskodat dari FPG.
Pada bagian lain, Wapres Jusuf Kalla mengimbau supaya tindakan kekerasan dengan
cara pemaksaan penutupan gereja tidak terulang kembali. "Karena kita adalah satu
bangsa yang harus menjaga kerukunan umat beragama. Kepada ormas Islam juga
diimbau agar tidak men-jadikan kekerasan sebagai pe-nyelesaian masalah," ujar
Wapres Jusuf Kalla.
Hal ini diungkapkannya di depan puluhan ormas Islam di antaranya NU,
Muhammadiyah, Al Irsyad, MMI dan DDII usai menghadiri acara sosialisasi MoU
RI-GAM di Gedung PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Senin (29/08).
Dalam kesempatan itu Wapres juga menjelaskan peristiwa masa lalu tentang
pembakaran masjid di lingkungan mayoritas Kristen seperti di Papua dan
pembakaran gereja di lingku-ngan dengan mayoritas muslim seperti di Makassar
beberapa waktu lalu.
"Saya berharap peristiwa-pe-ristiwa tersebut tidak boleh ter-ulang lagi," pintanya. Di
tempat yang sama Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan,
tokoh Islam dan Kristen harus duduk bersama untuk membahas soal penye-baran
agama. Mengingat peris-tiwa di Bandung itu tidak dapat dilihat dari penutupan gereja
saja namun mengacu kepada SKB dua Menteri.
"Selama ini umat Kristen kebe-ratan dengan SKB dua menteri tersebut. Soal ini juga
harus dibahas kedua belah pihak," jelasnya. Din juga mencontoh-kan penerapan SKB
dua menteri yang terjadi di Bali. Umat Islam yang minoritas di sana yang akan
mendirikan masjid, juga harus melihat jumlah umat Islam di daerah tersebut.
"Sehingga pada saat dilakukan peribadatan tidak mengganggu umat Hindu yang
mayoritas di Bali," tutur pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MUI ini.(dtc)
© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved.
|