The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Jumat, 03 Juni 2005

Polisi Tangkap Lagi Satu Tersangka Bom Tentena

Poso, Kompas - Upaya pihak keamanan mengungkapkan pelaku dan motif peledakan bom di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, terus berlanjut. Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Kamis (2/6), kembali memeriksa satu orang lagi yang diduga terkait dengan peledakan bom yang menewaskan 21 orang di Pasar Tentena, Sabtu pekan lalu.

Dengan demikian, sampai kemarin polisi sudah menangkap 14 orang, sedangkan empat orang lainnya masih terus dilacak keberadaannya. Empat orang yang diburu itu bahkan diyakini sebagai pelaku utama dalam peristiwa tersebut.

Kepala Polda Sulteng Brigjen (Pol) Ariyanto Sutadi di Poso, Kamis siang, menyatakan, ke-14 orang itu saat ini masih terus diperiksa secara intensif. "Mereka semua tengah kami periksa menyangkut peran masing-masing," kata Ariyanto.

Ia tidak menyebut siapa orang terakhir yang ditangkap itu. Sebelumnya polisi sudah menangkap 13 orang, tetapi hanya delapan yang diungkapkan identitasnya, yakni Hsm, Jf, Sup, AKS, Is, Iw, Her, dan AY. Lima lainnya masih dirahasiakan. Demikian pula orang yang ditahan Kamis kemarin.

Tujuh di antara 14 orang itu ditangkap di Pendolo, ibu kota Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso. Bersama mereka disita barang bukti berupa beberapa pucuk senjata api rakitan laras panjang, tiga senjata api laras pendek, bubuk amunisi yang diduga digunakan untuk membuat bom, dan perangkat komunikasi handie talkie.

Diduga pelaku utama

Selain 14 orang yang sudah berada di Markas Polda Sulteng di Palu, polisi kini terus memburu empat orang yang diduga kuat menjadi pelaku utama peledakan bom di Pasar Tentena. Mereka adalah E, AT, dan Mch, serta satu orang lagi yang belum diungkapkan identitasnya.

Dugaan bahwa keempat orang itu sebagai pelaku utama peledakan bom berdasarkan keterangan warga yang melihat mereka berada di sekitar Pasar Tentena sekitar pukul 06.00 hari Sabtu lalu, beberapa saat sebelum ledakan terjadi.

Menurut saksi itu, keempat orang itu datang dengan menggunakan dua sepeda motor.

Memorandum DPRD

Kemarin, DPRD Kabupaten Poso mengeluarkan memorandum yang isinya mendesak agar Bupati Poso segera mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan. Untuk itu, DPRD meminta agar pemerintah kabupaten mengalokasikan dana lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Poso.

DPRD juga mendesak agar Kepala Kepolisian Resor Poso dan Komandan Komando Distrik Militer Poso terus mengusut dan mengejar para pelaku peledakan bom tersebut.

DPRD Poso juga mempertanyakan sejumlah kasus yang belum terungkap, antara lain bom di Pasar Poso, pembunuhan Kepala Desa Pinedapa Charminalis Ndele, dan kasus penembakan pendeta di Poso.

Di tubuh Hsm

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Aryanto Boedihardjo di Jakarta, kemarin, mengungkapkan, polisi menemukan senyawa kimiawi tertentu di tubuh dan kendaraan milik sejumlah orang yang saat ini ditahan dan diperiksa. Senyawa kimiawi yang ditemukan itu identik dengan bahan peledak yang ditemukan di lokasi peledakan.

"Pada tubuh Hsm ditemukan senyawa kimiawi yang identik dengan bahan peledak di TKP (tempat kejadian perkara). Kemudian di mobil milik AK juga ditemukan senyawa kimiawi yang identik dengan yang ada di TKP. Juga identik dengan senyawa kimia yang ditemukan di setang kiri sepeda motor milik E, pelaku yang masih buron," kata Aryanto.

Lebih lanjut Aryanto menjelaskan, tujuh orang yang ditangkap di Desa Panda Jaya, Pamona, Kabupaten Poso, diduga sebagai kelompok yang melakukan aksi kekerasan di Mamasa, Sulawesi Barat. Kelompok itu juga terkait dengan E, salah seorang buronan yang dicurigai sebagai otak peledakan bom, bersama buronan lain bernama AT.

Dari informasi yang dihimpun Kompas muncul lagi satu orang berinisial Sah (32). Sah termasuk di antara tujuh orang yang ditangkap di Desa Panda Jaya. Saat ditangkap, Sah didapati membawa sebuah bom rakitan, satu senjata api rakitan laras pendek, tiga senjata api rakitan laras panjang, pelatuk berisi mesiu, tiga paku berukuran lima inci, sumbu bom rakitan, serta satu bungkus pupuk urea.

Sah juga tertangkap basah membawa 14 amunisi kaliber 5,56 milimeter serta dua butir amunisi kaliber 89,6 milimeter. Dari tempat mereka diringkus di Desa Panda Jaya juga ditemukan sejumlah perangkat komunikasi handie talkie, foto Osama bin Laden, dan belasan kartu tanda penduduk palsu.

Desak KPK

Dari Makassar, Sulawesi Selatan, dilaporkan, mantan Ketua Tim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kasus Poso Prof Dr Ahmad Ali dan Direktur Yayasan Tanah Merdeka Arianto Sangaji yang dihubungi terpisah menyatakan, berlarut-larutnya kasus dugaan korupsi dana kemanusiaan Poso menunjukkan ketidakmampuan aparat hukum di Sulteng. Di sisi lain, ada indikasi persoalan menjadi pemicu terjadinya sejumlah teror di Poso.

Oleh karena itu, baik Ahmad Ali maupun Arianto Sangaji meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus dana kemanusiaan tersebut.

Seperti yang disinyalir sejumlah kalangan, kasus korupsi dana kemanusiaan Poso itu menjadi pemicu utama berbagai teror di Poso. Analisis itu, menurut Ahmad, sangat logis karena perbedaan agama tidak lagi pernah dipermasalahkan warga Poso.

"Karena itu, dugaan bahwa kasus KDKP (korupsi dana kemanusiaan Poso-Red) menjadi motif sejumlah teror di Poso jangan disepelekan pemerintah, dan KPK harus segera menangani kasus itu," katanya.

Hingga kemarin kecaman dan ungkapan dukacita atas jatuhnya banyak korban di Tentena masih terus bermunculan.

Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) hari Kamis kemarin menyatakan mengecam keras peledakan bom di Tentena.

Hal senada juga disampaikan oleh Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPR. F-PAN mendesak pemerintah agar segera menemukan pelaku dan mengungkapkan kasus peledakan bom itu secara tuntas. (REN/ADP/REI)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044