The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Senin, 06 Juni 2005

Kepala LP Poso Jadi Tersangka Kasus Peledakan Bom di Tentena

Palu, Kompas - Setelah melewati masa penangkapan selama tujuh hari, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Poso Hsm ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus peledakan bom di Tentena dan penggunaan senjata api ilegal. Hal itu diungkapkan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Pol) Aryanto Sutadi di Palu, Minggu (5/6).

"Dia kami jadikan tersangka dalam kasus Tentena sehingga kami menetapkan penahanan secara hukum. Bersama Hsm, kami juga tetap menahan AKS," ungkap Aryanto.

Ia menambahkan, penetapan Hsm sebagai tersangka dilakukan setelah polisi mendapat bukti kuat, yaitu berupa senjata api yang dibawa tersangka saat penangkapan pada 31 Mei lalu. Senjata api merek Walker kaliber 32 yang dibawa Hsm tanpa dokumen.

Selain itu, polisi juga menemukan barang bukti berupa serbuk trinitrotoluena (TNT) dalam mobil Isuzu Panther warna putih yang ditumpangi Hsm.

Dengan penetapan Hsm sebagai tersangka itu, berarti kini ada 14 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus peledakan bom di Tentena.

Menjelang ledakan bom di Tentena, Hsm dan AKS (terpidana kasus bekal hidup dan jaminan hidup-Red) kerap terlihat bersama-sama di Tentena. Hsm dan AKS, kata Aryanto, kini ditahan di Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng).

Dikitari kelompok militan

Sejauh ini polisi masih mendalami dugaan keterlibatan Hsm dalam peledakan bom di Tentena 28 Mei lalu; apakah ia dengan sengaja melibatkan diri dalam jaringan kelompok militan atau ada tekanan dari kelompok tertentu mengingat lokasi LP berada di lokasi yang dikitari kelompok militan.

Beberapa saksi menyebutkan, sejak Hsm menduduki jabatan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Poso ada sejumlah kebijakan janggal yang diterapkan di LP tersebut.

Kejanggalan-kejanggalan itu antara lain Hsm mengizinkan narapidana atau tahanan keluar LP dengan membayar Rp 50.000 per hari. Hsm juga kerap mempekerjakan narapidana di perkebunan miliknya dan perusahaan lain dengan cara bagi hasil.

Hsm sejak Jumat pekan lalu dibebastugaskan dari jabatannya. Ia digantikan oleh pejabat sementara Abdul Wahid.

Saat ini aktivitas di LP Poso sudah normal, kecuali bengkel kerja yang masih dalam pengawasan polisi. Polisi juga masih melakukan penyelidikan di tempat itu dengan meminta keterangan kepala bengkel kerja LP.

Konsentrasi aksi teror

Hingga Minggu Polda Sulteng telah menahan 17 orang yang diduga terlibat dalam peledakan bom di Tentena. Polisi masih terus memburu empat orang yang diduga pelaku utama peledakan bom tersebut, yaitu E, AT, Mch, dan S.

Aryanto Sutadi mengakui, dalam sepekan pascapeledakan bom, Polda Sulteng telah memeriksa puluhan orang, tetapi sebagian dari mereka dilepas karena tidak cukup bukti untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Terkait dengan peledakan bom Tentena, polisi telah melakukan sterilisasi terhadap LP Poso sekaligus mengetatkan penjagaan di tempat tersebut. Jam besuk pengunjung juga dibatasi. Aryanto menengarai LP Poso telah lama menjadi konsentrasi aksi teror di Poso dan daerah sekitarnya, termasuk aksi peledakan bom Tentena.

"Di sana ditemukan banyak peralatan, seperti tabung dan potongan besi, yang terkait dengan peledakan (bom-Red). Selama ini pelaku teror sulit ditangkap karena langsung bersembunyi di tempat itu," ungkap Aryanto.

Keterangan lain menyebutkan, dalam penggerebekan di LP Poso polisi menemukan 24 paku beton, pipa casing (selubung) bom rakitan, senjata api rakitan, 18 potongan besi ukuran 2 x 3 cm, enam disket, tiga batang besi beton, serbuk TNT, dan lima nota pembelian di bengkel LP.

Awal tahun 2005 rombongan patroli polisi yang melintas di depan LP yang berlokasi di Kecamatan Gebangrejo diserang tembakan dari dalam LP. Namun, dalam kasus tersebut polisi setempat belum berhasil mengungkapnya.

Dipindahkan

Dari Poso dilaporkan, kemarin malam ada delapan orang, yang selama ini ditahan terkait dengan peledakan bom di Tentena, dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), melalui jalan darat. Menurut informasi, mereka yang dipindahkan itu adalah orang-orang yang ditangkap di Pendolo saat dilancarkan razia pekan silam.

Pada mereka tidak ditemukan bukti bahwa mereka terlibat dalam kasus bom Tentena, tetapi mereka justru diduga terlibat dalam kasus penyerangan di Desa Ranu, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Poso Komisaris Ricky Naldo, mereka ditangkap saat dilakukan razia di Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso. Ricky mengatakan, mereka akan dikonfrontasi dengan tersangka kasus penyerangan, yaitu Amiruddin. Kalau tidak ditemukan bukti, lanjutnya, mereka akan dilepas kembali.

Kepala Polda Sulsel Inspektur Jenderal (Pol) Saleh Saaf yang dikonfirmasi semalam mengakui, dari sejumlah orang yang ditangkap di Sulteng itu ada informasi bahwa di antara mereka adalah orang-orang yang tengah dicari Polda Sulsel karena terkait dengan kasus penyerangan di Mamasa.

"Ada tiga orang, yang selama ini kami cari, ditemukan di Tentena. Berdasarkan keterangan Amiruddin yang ditangkap dalam penyerangan di Desa Ranu itu, ada ciri-ciri yang mirip dengan orang yang ditangkap di Tentena. Mereka akan dikonfrontasikan dengan Amiruddin. Saat ini mereka dalam perjalanan," ungkap Saleh.

Menanggapi pengusutan pelaku peledakan bom di Tentena, salah seorang korban, yaitu Adriana Tuano (52), yang Senin ini dioperasi di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, mengatakan, "Saya menyerahkan kepada Tuhan dan aparat. Kami rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa. Tiap hari saya berjualan di pasar untuk mencari kehidupan."

Razia KTP

Untuk mengejar para pelaku peledakan bom itu, aparat keamanan di Palu bersama Pemerintah Kota Palu melakukan razia kartu tanda penduduk (KTP) ke rumah-rumah penduduk. Sasaran aparat terutama di tempat-tempat kos di seluruh kota Palu.

Razia yang dilakukan hari Sabtu (hingga malam) itu cukup mengejutkan masyarakat. Aparat menjaring 100 lebih warga yang tidak memiliki KTP. Camat Palu Barat Anshar Sutiadi menyatakan, razia itu untuk mengantisipasi aksi teror lanjutan setelah pascapeledakan bom di Tentena. (mas/zal/ssd)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044