KOMPAS, Senin, 12 September 2005
Pemuda Maluku Harus Optimis Bangun Daerah
Makassar, Kompas - Membangun Maluku pascakonflik, dengan kondisi geografis
yang tidak menguntungkan, serta terbatasnya sumber daya alam disadari bukanlah
hal yang mudah. Oleh karena itu, rasa optimisme pemuda Maluku-lah yang mampu
melaksanakan pembangunan di daerahnya.
Demikian salah satu kesimpulan dari Seminar Nasional dan Kongres II Mahasiswa
Maluku se-Indonesia yang berlangsung di Makassar dan Malino, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan, 10-14 September 2005. Pada hari pertama, seminar menghadirkan
pengusaha asal Maluku, Max Pattinaya, dan sejarawan Maluku, Prof Dr Shaleh
Putuhena, yang juga mantan Rektor IAIN Alauddin, Makassar.
Max mengatakan, generasi tua di Maluku dapat dikatakan generasi yang gagal
membangun Maluku. Karena itu, di tangan generasi muda harapan pembangunan
Maluku diletakkan.
Pemuda Maluku diminta untuk membenahi diri, melalui pendidikan dan teknologi.
Setelah kedua hal itu ada, pemuda harus memiliki rasa optimisme membangun
Maluku. "Memang, kondisi geografis Maluku tidak menguntungkan, baik dalam
perdagangan dalam negeri, apalagi luar negeri. Sumber daya alam juga sangat
terbatas. Namun dengan pendidikan, teknologi, dan optimisme, pemuda generasi
sekarang pasti dapat membangun Maluku," kata Max.
Sementara Shaleh mengatakan, kualitas sumber daya manusia (SDM) Maluku saat
ini masih rendah, untuk melaksanakan pembangunan ke depan yang menantang.
SDM Maluku harus diisi dengan kecerdasan intelektual, spiritual, dan moral. (rei)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|