The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Selasa, 14 Juni 2005

Teroris Internasional Terlibat Penyerangan Pos Brimob

Ambon, Kompas - Pelaku penyerangan Pos Brigade Mobil di Desa Lokki, Piru, Seram Bagian Barat, Maluku, pada 16 Mei termasuk dalam jaringan kelompok teroris internasional. Dugaan itu didasari hasil penyelidikan polisi terhadap sebagian tersangka yang sudah ditangkap.

Sebagian tersangka pelaku juga diketahui terlibat dalam sejumlah peristiwa peledakan bom di beberapa daerah lain di Indonesia. Selain itu, senjata dan amunisi yang digunakan kelompok penyerang tersebut tidak terdapat di Indonesia.

Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen (Pol) Adityawarman dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh agama dan pemuda di Markas Polda Maluku di Ambon, Senin (13/6), mengatakan, kelompok penyerang Pos Brimob di Lokki termasuk dalam jaringan kelompok teroris internasional. Mereka telah ada di Maluku 2-5 tahun lalu dan bergabung dengan komunitas masyarakat setempat dengan memanfaatkan konflik di Maluku.

"Banyak di antara pelaku bukanlah penduduk lokal, tetapi dari luar daerah yang berasal dari kelompok radikal yang mencita-citakan Negara Islam Indonesia," kata Adityawarman. Mereka di Maluku merupakan kepanjangan tangan jaringan teroris internasional.

Sebagian anggota penyerang Pos Brimob asal Kalimantan Timur di Lokki juga terlibat dalam kasus penembakan di Karaoke Villa Ambon, penembakan Kapal Motor Lai-lai 7 di Perairan Buru Selatan, dan penembakan warga sipil di Wamkana, Buru Selatan. Mereka adalah kelompok orang-orang terlatih, bahkan sebagian di antaranya pernah dilatih di Moro, Filipina Selatan.

Beberapa pelaku di antaranya juga pernah terlibat dalam sejumlah kasus peledakan bom di Indonesia, seperti kasus bom di Cimanggis, yaitu NM, dan kasus bom Bali yaitu UB. Pelaku ternyata juga berkaitan dengan Kelompok Berty Coker (Cowok Keren) yang juga melakukan sejumlah teror dan provokasi di Maluku.

Meskipun demikian, Adityawarman enggan menjelaskan siapa aktor di balik kelompok- kelompok itu. Menurut dia, kelompok yang bermain dalam aksi teror merupakan kelompok kecil yang diistilahkan Adityawarman sebagai "busa". Kelompok itu didukung dan dipelihara oleh kelompok yang kedudukannya lebih tinggi, yaitu "radikal lokal" dan kelompok "radikal" yang memiliki jaringan luas.

Keterlibatan orang luar Maluku dalam sejumlah aksi di Maluku juga diketahui dari jenis bom dan senjata yang digunakan. Menurut Adityawarman, dari sisa sirkuit dan detonator bom yang ditemukan, diyakini bom tersebut bukan dibuat oleh orang Maluku, tetapi oleh orang luar Maluku.

Motif

Senjata yang digunakan, lanjut Adityawarman, biasanya selalu diduga berasal dari Gudang Senjata Polda Maluku di Tantui yang dijebol massa ketika konflik. Namun, dari kondisi amunisi yang sebagian besar masih baru, terutama jenis SS1 dan jenis yang tidak digunakan di Indonesia, seperti M16 tipe tertentu, dipastikan bahwa sebagian senjata itu dipasok dari luar Maluku. Beberapa senjata dari pelaku empat aksi teror yang berhasil diamankan polisi ternyata dipasok dari Filipina.

Adityawarman mengakui, pihaknya hingga saat ini belum mengetahui motif di balik penyerangan Pos Brimob di Lokki. Walaupun demikian, Adityawarman mencurigai bahwa penyerangan itu dilakukan karena mereka merasa terganggu dengan kehadiran polisi di daerah tersebut. (mzw)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044