KOMPAS, Kamis, 21 Juli 2005
Saluran Air Rusak dan Penuh Sampah
Ambon, Kompas - Hujan deras yang mengguyur Ambon hampir setiap hari selama
satu bulan terakhir ini menyebabkan banjir di jalan-jalan utama kota itu. Buruknya
kondisi saluran pembuangan menyebabkan air hujan tidak bisa mengalir
sebagaimana mestinya.
Hujan yang turun sejak Rabu (20/7) dini hari hingga siang membuat sejumlah ruas
utama jalan Kota Ambon kebanjiran, seperti di Jalan AY Patty, Sam Ratulangi, AM
Sangadji, dan Jan Paays. Di lokasi tertentu genangan air mencapai setinggi lutut
orang dewasa.
Daerah yang mengalami banjir paling parah adalah Jalan AY Patty dan Sam
Ratulangi. Air menggenangi hampir seluruh badan jalan sehingga menimbulkan
kemacetan dan menghambat aktivitas masyarakat. Terlebih lagi, di kedua jalan itu
terdapat pusat perkantoran dan perniagaan di Ambon. Meskipun sudah dibersihkan,
namun sampah sering kali menutupi saluran air di sisi jalan-jalan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran Kota Ambon Nick Huwae, banyak
penahan sampah yang dipasang di saluran penampung air kotor hilang dicuri.
Akibatnya, sampah masuk ke saluran sehingga menghambat aliran air.
Kondisi itu diperparah oleh banyaknya jaringan pipa yang ditanam di saluran
pembuangan air kotor tersebut, seperti pipa jaringan air bersih, listrik, maupun
jaringan telekomunikasi. "Banyaknya pipa jaringan milik PDAM, PLN maupun Telkom
turut menghambat lajunya aliran air," kata Huwae.
Saluran pembuangan di daerah hilir juga banyak yang mengalami penyempitan jika
dibandingkan dengan saluran di bagian hulu. Pembangunan yang tidak terkendali dan
pesat di bagian hilir yang lebih dekat dengan Teluk Ambon membuat banyak bagian
saluran air yang digunakan warga untuk mendirikan fondasi bangunan atau
membangun kios-kios pedagang kaki lima. "Bagian hilir yang harusnya lebih luas dan
bersih sulit dibersihkan akibat banyaknya gangguan di saluran pembuangan," kata
Huwae.
Huwae menambahkan, konflik yang terjadi enam tahun silam turut mengubah perilaku
masyarakat Ambon terhadap sampah. Pengungsi yang mendiami pertokoan di pusat
kota juga menimbulkan masalah tersendiri. Setelah air banjir surut, ruas jalan
biasanya kotor oleh endapan lumpur. (mzw)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|