KOMPAS, Jumat, 26 Agustus 2005
Bom Ambon Lukai 8 Orang, Seorang Tersangka Diperiksa
Ambon, Kompas - Sebuah bom meledak di jalan masuk menuju Terminal Mardika,
Ambon, Kamis (25/8), sekitar pukul 14.30 WIT. Akibatnya delapan orang yang berada
di sekitar lokasi ledakan terluka terkena serpihan bom. Polisi menahan seorang
tersangka dan memeriksa enam saksi.
Ledakan bom berasal dari dua kardus yang diletakkan di sebuah becak di depan
salah satu kios, di pintu masuk Terminal Mardika dari arah Hotel Ambon Manise.
Saat itu sang pemilik becak, Baltasar, didatangi Kasim Wali (20). Kasim berniat
menyewa becak untuk mengangkut barang menuju Terminal Mardika dengan ongkos
Rp 2.000. Setelah setuju, Kasim menaruh dua kardus dalam becak.
Kasim mengatakan kepada Baltasar, ia akan kembali mengambil barang-barang
lainnya. Namun, Baltasar yang mencium bau belerang dari bungkusan yang dibawa
Kasim curiga. Baltasar beralasan, ia tidak bisa menunggu lama. Jika harus
mengambil barang, ia bersedia menjemputnya bersama Kasim.
Namun, Kasim langsung pergi meninggalkan Baltasar. Baltasar berlari hendak
mengejar Kasim. Beberapa saat kemudian terjadi ledakan yang berasal dari dalam
kardus milik Kasim yang ditaruh di becak tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar
Leonidas Braksan mengatakan, meski ledakan itu cukup kuat dan kerusakan yang
ditimbulkan cukup parah, pihaknya belum dapat memastikan jenis bom terkait.
Kemungkinan bom berasal dari jenis bom bakar karena bau belerang yang tercium
menunjukkan bom sudah terbakar, kata Braksan.
Meski demikian, polisi masih menyelidiki lebih lanjut kemungkinan lain jenis bom,
yaitu bom dengan menggunakan pengatur waktu (timer). Demikian pula dengan
kekuatan bom, masih terus diselidiki apakah termasuk berdaya ledak tinggi atau
rendah.
Akibat ledakan tersebut, dua mobil angkutan umum dan dua sepeda motor yang
berada di dekat sumber ledakan rusak cukup parah. Becak yang digunakan untuk
mengangkut kardus berisi bom tersebut hancur hingga hanya tersisa rangkanya.
Ledakan juga mengakibatkan delapan orang yang berada di sekitar lokasi ledakan
terluka.
Dirawat di rumah sakit
Hingga Kamis sore, enam orang masih dirawat di RS Al Fatah dan seorang lagi
dirawat di RS Bhayangkara. Seorang lagi sudah diperbolehkan pulang oleh pihak
rumah sakit karena luka yang dialami tidak terlalu parah.
Keenam korban yang dirawat di RS Al Fatah adalah Arief (28), Irwansyah (8), Irwan
Gaelea (26), Kalsum (62), Farida Loilatu (17), dan Regina Mansyur (17). Korban yang
dirawat di RS Bhayangkara adalah Ludin Leiwa (15), sedangkan korban luka yang
diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit adalah Regi Melatunan. Para korban
umumnya terluka pada bagian wajah, badan, dan kaki akibat terkena serpihan bom.
Karena dianggap pemicu ledakan, Baltasar dan Kasim menjadi sasaran amuk massa.
Kemarahan massa reda setelah keduanya diamankan aparat keamanan yang tiba di
lokasi.
Braksan menambahkan, polisi memeriksa enam saksi yang berada di sekitar lokasi
saat ledakan terjadi. Polisi menetapkan Kasim sebagai tersangka. Motif ledakan
diduga sama dengan kasus-kasus ledakan lainnya yang terjadi di tempat keramaian,
yakni memprovokasi massa.
Meski menimbulkan korban luka dan kerusakan materi, warga Kota Ambon tidak
terpengaruh ledakan tersebut. Kegiatan di terminal tetap berjalan normal.
Kegiatan perdagangan di kios-kios yang terletak di pintu masuk Terminal Mardika
berjalan seperti biasa. Meskipun kios-kios yang berada tepat di depan daerah ledakan
tutup, kios-kios lainnya tetap buka.
Permintaan gubernur
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu meminta aparat Polda Maluku menangkap
para pelaku peledakan bom. Permintaan itu disampaikan kepada pers di Istana Wakil
Presiden sesaat setelah Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jenderal (Pol)
Adityawarman melaporkan melalui telepon selulernya mengenai adanya ledakan bom
di Pasar Mardika, Ambon. Gubernur sendiri saat itu baru saja santap siang bersama
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan anggota delegasi Malino II Ambon, yang dilanjutkan
dengan keterangan pers soal perkembangan kondisi Ambon.
Gubernur berada di Istana Wapres untuk menghadiri silaturahmi Wapres dengan
seluruh anggota delegasi Malino II Ambon. Acara itu dihadiri Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Hamid Awaluddin dan Menko Kesra Alwi Shihab.
Gubernur tampak tidak terkejut ketika pers mengonfirmasikan ledakan bom tersebut.
Kami sedang menelitinya. Tidak terlalu masalah karena tak ada kerusakan yang
parah, ujar Karel.
Ditanya apakah dirinya akan segera pulang ke Ambon, Karel menyatakan tidak
karena ia masih mempunyai jadwal untuk bertemu dengan Menteri Kelautan dan
Perikanan Freddy Numberi.
Kepada pers Karel menyatakan, tahun ini pemerintah Ambon menargetkan 15.000
keluarga pengungsi korban konflik Ambon dipulangkan ke tempat asalnya atau
dipindah ke daerah atau provinsi lain. (MZW/HAR/INU)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|