The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Selasa, 26 Juli 2005

RS Ambon Belum Tahu Jadi Rujukan

Ambon, Kompas - Meski telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani pasien terindikasi flu burung, pihak RSUD dr M Haulussy, Ambon, mengaku belum mengetahui hal tersebut. Mereka masih menunggu instruksi dari Gubernur Maluku melalui Dinas Kesehatan.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr M Haulussy, Ambon, dr Juliana Carolus di Ambon Senin (25/7) mengatakan, pihak rumah sakit belum menerima surat penetapan sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien yang diduga menderita flu burung.

Sebagai rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Maluku, RSUD dr M Haulussy harus menunggu petunjuk teknis dari Dinas Kesehatan Maluku. "Hingga saat ini belum ada warga (di Maluku) yang terjangkiti virus flu burung," kata Carolus.

Meskipun demikian, Carolus menyatakan pihaknya siap. Sistem layanan darurat rumah sakit terbuka 24 jam dengan dukungan beberapa dokter spesialis.

"Kami memiliki satu dokter spesialis penyakit dalam, sedangkan dua dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit swasta dapat dikerahkan untuk menangani masalah itu melalui koordinasi dinas kesehatan," tambahnya.

Dengan ditetapkannya 44 rumah sakit rujukan bagi pasien yang diduga terkena virus flu burung di seluruh Indonesia, rumah sakit harus menyediakan ruang isolasi khusus bagi penderita. Para tenaga medis juga akan mendapatkan penatalaksanaan pasien terjangkiti virus flu burung. Dengan demikian, virus flu burung tidak akan menginfeksi pasien lain maupun tenaga medis.

Kepala Subdinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Maluku Justini Pawa mengakui, pihaknya juga belum menerima surat penetapan RSUD dr M Haulussy sebagai rumah sakit rujukan pasien flu burung dari Departemen Kesehatan. Mereka baru menerima prosedur penanganan pasien yang teridentifikasi menderita flu burung. Mengenai obat-obatan yang dijanjikan bantuannya oleh pemerintah pusat, hingga saat ini Dinas Kesehatan Maluku juga belum menerimanya.

Walaupun demikian, lanjut Pawa, pihaknya akan terus memantau para penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang banyak terdapat di Maluku. ISPA merupakan salah satu dari lima jenis penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Maluku.

Pemantauan intensif pada penderita ISPA dilakukan karena gejalanya sama seperti gejala penderita yang terjangkiti virus flu burung, seperti pilek atau demam. "Para penderita ISPA harus dipantau, jangan sampai ISPA yang mereka alami bukan ISPA yang biasa terjadi, tetapi flu burung," kata Pawa menambahkan.

Hingga saat ini, meskipun banyak ternak unggas dan babi, Maluku termasuk daerah yang bebas dari temuan kasus flu burung. Untuk mencegah masuknya virus itu, pihak Karantina Hewan Dinas Pertanian Maluku mengontrol masuknya unggas maupun hewan lain agar Maluku tetap bebas virus flu burung. (mzw)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044