The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Minggu, 29 Mei 2005

Bom Dahsyat Guncang Tentena, 20 Orang Tewas, 53 Terluka

Makassar, Kompas - Dua ledakan bom yang sangat dahsyat mengguncang Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/5) pagi. Kedua ledakan bom itu terjadi di Pasar Tentena dan di dekat Kantor BRI Unit Tentena, tidak jauh dari pasar.

Ledakan bom itu menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 53 orang lainnya. Jumlah korban diperkirakan bakal bertambah karena sejumlah korban luka dalam kondisi sangat kritis.

Informasi yang dihimpun Kompas menyebutkan, dua ledakan bom itu terjadi sekitar pukul 08.15 Wita di Pasar Tentena dan 08.30 Wita di samping Kantor BRI Unit Tentena.

Pada Sabtu pagi kemarin Pasar Tentena tengah dipenuhi warga yang hendak berbelanja. Menjelang akhir pekan, situasi pasar bertambah ramai. Begitu ledakan terdengar, kepanikan luar biasa melanda warga yang sedang berbelanja.

Mereka berhamburan keluar dari kerumunan di pasar. Mereka lari tunggang langgang dalam keadaan ketakutan demi menyelamatkan diri.

Saat warga masih panik, dalam waktu 15 menit bom meledak lagi di samping Kantor BRI, yang berjarak sekitar 10 meter dari pasar. Ledakan bom itu persis di depan Kantor Kepolisian Sektor Tentena.

Badan Koordinasi Pemerintah Kabupaten Poso dan Kecamatan Tentena melalui siaran langsung di Radio Pemkab Poso menyatakan, sampai kemarin korban tewas sedikitnya 20 orang dan luka-luka 53 orang.

Radio Pemkab Poso adalah satu-satunya alat komunikasi yang berfungsi karena kemarin di Tentena hampir semua saluran telepon mengalami gangguan.

Jumlah yang sama dikatakan Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Poso Komisaris Ricky Naldo dan informasi dari Markas Kodim Poso, korban tewas sebanyak 20 orang.

"Jumlah korban 20 orang, 10 korban pada ledakan pertama dan 10 korban lagi pada ledakan kedua," kata Kapten (Inf) Daniel Salu, seorang perwira piket.

Ricky Naldo mengatakan, sejak bom meledak, semua jaringan telepon di Tentena terputus. Runyamnya, belum semua tempat di Tentena terlayani semua provider telepon seluler.

Pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah putusnya jaringan telepon itu diakibatkan oleh ledakan bom atau bukan. Menurut Ricky, PT Telkom belum memberikan keterangan apa pun soal putusnya jaringan telepon itu.

Sampai semalam, pihak kepolisian maupun tenaga medis masih melakukan identifikasi sejumlah korban yang belum dikenali. Para korban mengalami luka bakar di sekujur tubuh dan luka-luka kena serpihan bom.

Badan Koordinasi Pemkab Poso dan Tentena baru mengungkapkan 18 korban yang bisa diidentifikasi. Mereka adalah Timparosa Nggau (53), Sekian, Nona, Toi’i, Rina Ponteki (35), Dawe Ponua, Yosep, Berni Tungkanan, Aniruis, Toni Yakobus (36), Ladusa, Mahawarni, Tariantu, Suryati Monangu, Pendeta Beni Dolelia, dan Andri beserta ayah dan ibunya yang belum diketahui identitasnya.

Suryati Monangu adalah Lurah Peteridongi di Kecamatan Pamona Utara, sedangkan Beni Dolelia adalah pendeta jemaat Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Bukit Zaitun Tentena.

Korban yang luka-luka segera dilarikan ke Rumah Sakit GKST Tentena. Para korban dalam kondisi mengenaskan.

Merusak ketenangan

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Makassar, Sabtu sore, menegaskan, ledakan bom itu merupakan teror dari pihak-pihak luar yang selama ini menciptakan kerusuhan di Ambon, Poso, dan Mamasa. Hal itu karena selama ini konflik masyarakat di daerah tersebut sudah tidak ada lagi. Peristiwa itu hanya untuk merusakkan ketenangan sekaligus membangkitkan kembali konflik lama di Poso.

Karena itu, pemerintah akan mengambil tindakan keras terhadap para pelaku teror bom tersebut.

"Kapolri akan menambah pasukan untuk melakukan pengamanan dan memburu para pelakunya," ujarnya, seraya mengatakan bahwa teror ini sudah diduga, tetapi tidak diketahui persis waktunya. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da’i Bachtiar tiba di Tentena sekitar pukul 20.00.

Panglima Kodam Wirabuana Mayor Jenderal Suprapto yang mendampingi Wapres juga mengatakan hal senada.

"Ini merupakan kegiatan teror sehingga memerlukan pendeteksian terus-menerus. Saya yakin masyarakat di sana sudah jenuh (dengan berbagai konflik dan teror)," kata Panglima Kodam, seraya menegaskan pentingnya pemeriksaan dan ketertiban masyarakat.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Aryanto Sutadi, Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Soleh Hidayat, dan Komandan Kodim 1307 Poso Letnan Kolonel (Inf) Indra Maulana Harahap kemarin siang langsung menuju lokasi kejadian, yang berjarak sekitar 250 kilometer arah tenggara Palu, ibu kota Sulawesi Tengah.

Menyimpan ketegangan

Sebetulnya situasi Kabupaten Poso sudah relatif aman setelah terpuruk akibat konflik selama bertahun-tahun. Tetapi, kawasan itu masih menyimpan ketegangan karena aksi teror dan kekerasan masih terus terjadi. Poso-Tentena berjarak sekitar 58 kilometer. Ledakan bom masih terus terjadi.

Bulan lalu, tepatnya Kamis, 28 April, dua bom meledak dalam waktu semalam. Bom pertama meledak di Kantor Pusat Rekonsiliasi Konflik dan Perdamaian Poso sekitar pukul 20.00 Wita. Bom kedua meledak di Kantor Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil pukul 22.00 Wita. Tak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kedua insiden itu.

Sebelumnya ledakan bom juga mengguncang kawasan Pasar Sentral Poso pada hari Sabtu, 13 November 2004, sehari sebelum Idul Fitri 1425 H. Bom meledak di dalam angkutan kota jurusan Poso-Tentena sekitar pukul 09.20 Wita. Diduga bom diletakkan di dalam angkutan yang tengah mangkal di depan Pasar Sentral Poso. Akibat ledakan itu, enam warga terkulai tak bernyawa dan tiga orang mengalami luka-luka.

Belum lagi sejumlah kasus penembakan yang terjadi di Poso, antara lain yang menewaskan seorang sopir angkutan Madale (Poso)-Tentena bernama Imbo pada Senin, 8 November 2004.

Penembak misterius itu menggunakan sepeda motor dan mencegat angkutan yang dikendarai Imbo. Imbo tewas ditembak dari jarak dekat.

Sebelumnya, pada Kamis malam, 4 November 2004, Kepala Desa Pinedapa Charminalis Ndele diculik orang tak dikenal. Lima jam kemudian dia ditemukan dalam kondisi kepala terpenggal. (ren/rei/ssd)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044