The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Selasa, 31 Mei 2005 15:06 WIB

Polisi Duga Pelaku Bom Tentena Terkait Kasus Ambon

JAKARTA--MIOL: Polisi menduga pelaku peledakan bom di Kota Tentena, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menewaskan sekurangnya 22 orang, terkait dalam sejumlah kasus serupa di Ambon, Maluku.

Kapolda Maluku Brigjen Adityawarman di Jakarta, Selasa mengatakan, dugaan keterkaitan itu bisa dilihat dari kesamaan sejumlah pelaku yang beroperasi di Poso dan Ambon.

"Polisi menemukan ada setidaknya tiga pelaku yang beroperasi di Ambon berasal dari Poso. Mereka adalah Jodi, Andi, dan Muchlis. Ketiganya kini masih buron," katanya.

Selain itu, ada dua orang pelaku yakni Asep Jaja alias Dahlan dan Mochtar yang beroperasi di Poso dan juga Ambon.

Menurut Adit, mereka berpindah-pindah dari Poso dan Ambon melalui jalur tradisional yakni melalui Kepulauan Banggai, Taliabu, Mangole, Sanana dan Pulau Buru. "Melalui jalur tradisional itulah mereka bisa beroperasi di dua tempat tersebut," katanya.

Dugaan keterkaitan lainnya adalah ditemukan kesamaan modus yang digunakan yakni untuk memprovokasi masyarakat. "Mereka juga menggunakan jenis bom yang sama yakni terdiri dari tabung, paku, timer dan black powder," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Aryanto Budihardjo mengatakan, hingga saat ini, sedikitnya 19 orang saksi telah diperiksa.

Dari saksi-saksi itu, sebanyak dua di antaranya diperiksa secara mendalam. "Kedua orang itu tertangkap saat polisi melakukan sweeping. Mereka ini sebenarnya tahanan, tapi berada di luar," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sementara, bom Tentena berjenis daya ledak rendah yang dipasang beberapa jam sebelum ledakan. "Bom dipasang dengan jarak yang berdekatan sekitar belasan meter sehingga menyebabkan banyak korban jiwa," katanya.

Bom pertama meledak sekitar pukul 08.15 wita, sedang bom kedua meledak sekitar pukul 08.30 wita.

Polisi telah menemukan barang bukti di sekitar tempat kejadian perkara berupa tabung besi berdiameter 13 cm, paku, dan black powder.

Komunis

Sementara itu anggota DPD, Prof Mochtar Naim menyatakan, peledakan bom di Tentena, ditengarai dilakukan pihak ketiga yang menganut paham komunisme.

"Saya yakin ini dilakukan oleh pihak ketiga. Ada unsur komunisme di dalamnya," katamua di Makassar, Selasa mengutip pernyataan mantan Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar.

Dahulu, katanya, Poso dikenal sebagai basis komunis sebelum pemerintah berhasil menumpas G-30/S PKI. Meski saat ini, ada pemeluk Kristen dan Islam, namun ideologi komunis masih akan tetap terpatri dalam jiwa seseorang penganut komunis.

Namun sosiolog dari Newyork University dan National University of Singapore ini mengatakan bahwa hal tersebut mustahil dilakukan kelompok dari pemeluk agama tertentu.

"Kalau itu dilakukan pemeluk agama tertentu, mengapa bom tidak diledakkan di tempat ibadah agama tertentu pula?" ujarya seraya menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu dini menuding bahwa otak peledakan bom di Tentena pada hari Sabtu (28/5) itu dilakukan Dr Azahari dan Noordin M Top, sebelum dilakukan penyelidikan intensif di TKP.

"Sebagai seorang pemimpin, jangan melakukan tindakan gegabah dengan langsung memvonis bahwa peledakan bom di Tentena dilakukan kelompok tertentu yang didalangi Dr Azahari dan Noordin M Top," kata Mochtar yang tidak berani menduga-duga mengenai pelaku dibalik pengeboman ini.

Meski demikian, dia juga mensinyalir bahwa peledakan yang terjadi di daerah itu kemungkinan melibatkan pihak asing. Yang jelas katanya, peledakan yang terjadi di Tentena itu sengaja diakukan untuk menciptakan dikotomi antara Kristen dan Islam. Selama ini, meski berbeda paham keagamaan, namun masyarakat di Poso tetap hidup rukun.

Beberapa hari sebelum peledakan di pasar Tentena, kata Mochtar, umat Kristiani turut meramaikan perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dilakukan umat Islam di daerah itu dalam suasana yang aman, damai dan tidak ada kekacauan sedikit pun.

Dengan adanya tragedi bom yang menewaskan sekitar 20 orang ini, masyarakat Tentena sangat terpukul dan sedih. Keakraban antarpemeluk agama yang selama ini terjalin baik, tiba-tiba dikacaukan dan dikoyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu.

Bukan hanya di Tentena, peledakan bom yang terjadi di beberapa daerah di tanah air, juga ditengarai mengandung unsur komunisme yang tidak menginginkan ada paham atau penganut agama tertentu berkembang. Alasannya, setiap kali ada ledakan, masyarakat akan menuding atau mengaitkannya dengan unsur SARA, misalnya menuduh pemeluk agama Islam yang diindentikkan dengan terorisme atau kelompok penganut agama Kristen yang dilambangkan "garis merah" atau "palang" sebagai pelakunya.

Isu-isu seperti itu, kata Mochtar, sudah bersifat nasional dan dikhawatirkan akan memberikan ruang yang luas kepada penganut paham komunis untuk melancarkan aksi-aksinya di beberapa daerah hingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa agama manapun terkesan mengajarkan tindak kekerasan, padahal, baik agama Kristen maupun Islam, tidak membenarkan/melarang melakukan aksi kekerasan apalagi bila sampai merenggut nyawa manusia. (Ant/OL-1)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044