Media Indonesia, Jum'at, 05 Agustus 2005
Dua Warga Poso Tewas Tertembak
Penembak Misterius
PALU (Media): Aksi penembakan kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi
Tengah (Sulteng), mengakibatkan dua warga tewas, yakni Budiyanto, 25, dan Sugito,
40. Keduanya warga Jl Pulau Bali, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso
Kota--ibu kota Kabupaten Poso.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Media di tempat kejadian perkara (TKP)
kemarin, Budiyanto menjadi aksi penembakan pertama pada Rabu (3/8) malam pukul
20.30 Wita. Korban meninggal di tempat kejadian akibat pendarahan di pelipis kiri.
Budiyanto ditembak saat sedang makan malam bersama istrinya, Santi, 23, di
warung makan miliknya yang bersebelahan dengan rumahnya. Menurut Santi,
sebelum suaminya ditembak, ia mendengar suara kendaraan roda dua yang berhenti
beberapa meter dari rumahnya. Saat itu suasana di sekitar rumahnya lengang dan
gelap karena tidak adanya lampu penerang jalan.
Saat itu, lanjut Santi, seseorang dari arah depan melepaskan tembakan yang tepat
mengenai pelipis kiri suaminya. Tubuh korban yang bersimbah darah tewas di TKP.
Aparat Kepolisian Resor (Polres) Poso yang mendapatkan laporan peristiwa itu
mendatangi TKP dan mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum daerah (RSUD)
Kabupaten Poso.
Menurut pengakuan Santi, suaminya menghadapi persoalan dengan seseorang.
Namun, suaminya tidak menyebutkan identitas dari orang yang dimaksud. "Suami
saya sempat mengeluhkan ada persoalan dengan orang lain, tapi ia tidak
menyebutkan identitasnya," katanya.
Sementara itu, korban Sugito tewas ditembak sekitar pukul 05.00 Wita saat korban
hendak ke musala untuk menunaikan salat Subuh. Korban tertembak di bagian dada
dan kepala.
Jarak korban Sugito dengan korban sebelumnya, Budiyanto, hanya sekitar 50 meter.
Korban langsung dibawa ke RSUD Poso untuk divisum. Berdasarkan hasil visum,
dalam tubuh korban masih bersarang satu butir peluru kaliber 38 milimeter. Menurut
beberapa saksi mata, mereka mendengar beberapa kali rentetan tembakan, namun
mereka tidak mengenali pelaku penembak gelap tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulteng Brigjen Aryanto Sutadi mengatakan
kedua peluru yang dipakai penembak gelap memiliki jenis proyektil yang sama kaliber
38 milimeter, dan pelaku menggunakan senjata rakitan.
Kapolda mengatakan korban target dari kelompok tertentu karena keduanya saksi
hidup beberapa kasus kekerasan di Poso. "Ada upaya membungkam keduanya
karena mereka saksi hidup beberapa kasus tindak kekerasan di Poso," katanya.
Sutadi menepis anggapan dua peristiwa penembakan itu berkaitan dengan
ketegangan politik pascapemilihan kepala daerah (pilkada) di kabupaten bekas konflik
tersebut.
"Tidak ada kaitannya kasus penembakan itu dengan ketegangan antarpendukung
calon bupati yang menolak penetapan hasil pilkada," tandasnya.
Pilkada Poso dimenangkan pasangan Piet Ingkiriwang-Muthalib Rimi dari Partai
Damai Sejahtera. Hasil pilkada pada 30 Juni 2005 itu menuai protes dari pendukung
kandidat pasangan yang kalah dalam proses pemungutan suara. DPRD Poso juga
menolak menyetujui hasil itu dengan dalih terjadi banyak pelanggaran.
Pascapenembakan misterius itu, suasana Kota Poso sempat mencekam. Warga
memilih berdiam di rumah. Aparat kepolisian melakukan razia senjata tajam dan
senjata api di pintu masuk Poso Kota. Saat ini sudah 13 saksi diperiksa terkait kasus
penembakan itu. (HF/N-2)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|