The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Rabu, 15 Juni 2005

TPF Ungkap Empat Skenario Pembunuhan Munir

JAKARTA (Media): Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Kematian Munir menemukan fakta berupa dokumen yang berisi empat skenario pembunuhan aktivis HAM itu.

"Dokumen itu sangat sayang kalau dibuang," kata Ketua TPF Kasus Kematian Munir Brigjen Marsudhi Hanafi kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Marsudhi menyebutkan, skenario pertama ialah membunuh Munir dengan cara santet melalui dukun. Skenario kedua, Munir akan dihabisi di atas kendaraannya dan skenario ketiga Munir akan dibunuh dengan menaruh racun pada makanannya saat berada di kantornya, Kontras, atau Imparsial. Sedangkan skenario keempat ialah membunuh Munir dengan menaruh racun pada makanan atau minumannya saat berada di dalam pesawat.

''Ketiga skenario, mulai yang pertama hingga ketiga, sudah dijalankan, namun gagal. Sedangkan, skenario keempat berhasil. Yakni saat Munir berada di dalam pesawat, dia diberi makanan atau minuman beracun. Yaitu saat dia menumpang pesawat Garuda Indonesia dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004 lalu,'' ujar Marsudhi.

Munir adalah pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) dan Imparsial, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang HAM. Saat tewas, Munir tercatat sebagai Direktur Eksekutif Imparsial.

Ketika menceritakan skenario ketiga, yakni membunuh Munir di Kantor Kontras atau Imparsial, kata Marsudhi, pelaku menggunakan orang dalam di kantor itu untuk menaruh racun dalam makanan Munir. "Orang Kontras itu tidak sadar telah dimanfaatkan," katanya tanpa menyebut orang yang dimaksud.

Namun, upaya itu gagal karena Munir tidak masuk kerja, sehingga operasi dibatalkan.

Menurut Marsudhi, fakta baru itu makin menguatkan dugaan, Munir dibunuh secara konspiratif dan terencana. "Pembunuhan ini tidak melibatkan institusi tertentu, tetapi oknum tertentu yang menggunakan kewenangan yang ada di institusinya," tambah Marsudhi.

Lebih lanjut Marsudhi mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan tempat penjualan arsenik yang digunakan untuk membunuh Munir di dalam pesawat tersebut.

Ahli kimia

Temuan penting TPF lainnya, kata Marsudhi, adalah ternyata orang yang duduk di samping Munir dalam pesawat, yakni Lie Kian Wang, bukan seorang apoteker. Dalam pesawat itu, warga Belanda berusia 70 tahun ini terbang bersama istrinya yang berusia 72 tahun. ''Kita teliti, ternyata Lie Kian Gie dan istrinya ternyata bukan apoteker, melainkan analis, konsultan, dan ahli kimia. Kita akan lihat hubungan Gie dengan tempat penjualan arsenik itu,'' katanya.

Saat didesak hubungan Gie dengan anggota Kopassus ahli kimia Kol Bambang Irawan yang direkrut BIN sebelum kematian Munir, Ketua TPF ini membenarkan, pihaknya juga sedang menelusuri keterkaitan Bambang dengan Gie.

Gie disebut-sebut sebagai orang yang membawa minuman mineral sebelum terbang dari Jakarta ke Amsterdam dan memberi minuman itu kepada Munir. ''Kita juga sudah dengar itu. Dan mungkin hal itu juga yang akan kami periksa. Sekarang ini dia (Gie) masih ditahan di imigrasi karena memalsukan dokumen imigrasi,'' kata seorang penyidik di Mabes Polri, kemarin.

Marsudhi menegaskan semua temuan akan direkomendasikan ke penyidik Mabes Polri untuk ditindaklanjuti.

Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Soenarko Danu Ardanto mengatakan Mabes Polri akan menindaklanjuti temuan TPF, termasuk empat skenario itu. ''Semua masukan yang diberikan TPF akan ditindaklanjuti tim penyidik yang menangani kasus Munir tersebut. Sepanjang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum, setiap rekomendasi TPF akan dikaji dan ditindaklanjuti langkah mana yang akan diambil penyidik,'' ujar Soenarko di Mabes Polri, kemarin. (San/Nur/X-7)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044