Media Indonesia, Jum'at, 20 Mei 2005 09:37 WIB
Pelaku Penyerangan Pos Brimob di Desa Loki Kelompok
Mujahidin
ANTARA
[PHOTO: SKETSA WAJAH Kapolda Maluku Brigjen Adityawarman memperlihatkan
salah satu dari delapan sketsa wajah pelaku penembakan terhadap Pos Brimob BKO
Kaltim di Desa Loki, Pulau Seram, yang mengakibatkan lima anggota Brimob tewas.]
AMBON--MIOL: Kapolda Maluku Brigjen Adityawarman mengatakan, para pelaku
penyerangan terhadap pos aparat Brimob BKO Kaltim di Desa Loki, Kabupaten
Seram Bagian Barat, Pulau Seram, berasal dari kelompok Mujahidin.
"Semua berasal dari beberapa kelompok tetapi mempunyai satu jaringan yang sama.
Satu dari delapan pelaku yakni berinisial 'N' malah menduduki jabatan komandan
Mujahidin di kawasan Air Kuning, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon," ujar Kapolda, di
Ambon, Kamis.
Selain itu, salah satu pelaku lainnya berinisial 'A' mengaku pernah menjalani latihan
bersama Mujahidin di Moro, Filipina Selatan. 'A' yang adalah pelaku pertama yang
ditangkap aparat Polri itu baru datang ke Ambon lagi pada 23 April lalu dengan
maksud antisipasi kekacauan yang terjadi pada perayaan HUT organisasi terlarang
Republik Maluku Selatan (RMS), 25 April 2005.
Enam pelaku lainnya yang berhasil ditangkap Polda Maluku diantaranya berinisial I,
F, OP, T, T, serta pelaku I yang meninggal kemudian akibat luka tembak yang
dideritanya cukup parah dan tidak tertolong.
Sedangkan salah satu pelaku lainnya yang tewas di tempat kejadian perkara (TKP) di
Desa Loki diidentifikasi bernama Abdullah yang bertindak sebagai komandan dalam
aksi penyerangan tersebut. Dari tangan pelaku inilah aparat berhasil mendapatkan
sepucuk senjata M16-A1 buatan Filipina.
Sedangkan yang belum tertangkap yakni dua orang berinisial S dan T, yang
keduanya adalah oknum anggota polisi yang masih aktif di Polres Pulau Ambon dan
Polda Maluku.
Para tersangka yang diamankan ini juga terlibat dalam serangkaian aksi penembakan
dan penyerangan lainnya diantaranya penyerangan di Desa Wamkana, Kecamatan
Buru Selatan, Kabupaten Buru, 5 Mei 2004, penembakan Villa Karaoke di Desa
Hatiwe Besar, Kecamatan Baguala (Ambon) 15 Februari 2005, dan penembakan
terhadap KM. Lai-Lai-7 di perairan Pulau Buru, 7 Februari 2005.
Penyerangan ke Desa Wamkana, mengakibatkan tiga warga meninggal dan empat
lainnya luka, penembakan Villa Karaoke di Desa Hatiwe Besar, mengakibatkan dua
warga meninggal dan dua lainnya luka, sedangkan penembakan KM. Lai-Lai-7,
mengakibatkan dua warga luka.
Skenario
Ditanya, skenario khusus serta target yang ingin dicapai para pelaku, Kapolda
mengakui, sudah ada titik terang, namun belum bisa disimpulkan karena semuanya
baru akan terungkap diakhir penyelidikan dan penyidikan.
"Skenario dan target belum kami simpulkan. Tetapi kalau hanya untuk menimbulkan
provokasi, maka maksudnya sudah tercapai, mereka tidak mempunyai hubungan
dengan objek yang menjadi korban," ujar Kapolda.
Para pelaku itu, hanya sembarangan menembak tanpa pilih target serta tidak peduli
korbannya pelakunya anak-anak, orang dewasa, laki laki dan perempuan.
"Namun khusus kasus penyerangan di Desa Loki Loki perlu pendalaman motifnya
karena tidak mungkin para pelaku berani menyerang pos aparat tanpa ada terget
tertentu," katanya, seraya menambahkan, dugaan awal karena pos itu terletak di
perbatasan Desa Kristen-Muslim dan para pelaku menduga aparat Brimob
ditempatkan untuk menjaga warga Loki yang beragama Kristen yang juga adalah
pengungsi yang baru kembali ke desa asalnya.
Tentang asal-usul para pelaku, dia mengatakan, asli Maluku dan etnis lain dari daerah
lain di luar, yang memiliki jaringan di luar Maluku. "Sepertinya mereka berbeda
kelompok, tetapi satu jaringan, sehingga para pelaku secara bergantian ikut dalam
berbagai aksi penyerangan dan penembakan, sehingga pasti ada kelompok atau
jaringan yang mempersatukan mereka. Ini yang akan kita ungkap," tandasnya.
Terhadap oknum-oknum yang disinyalir merupakan pimpinan kelompok tersebut yang
setiap saat memberikan perintah penembakan dan penyerangan, Kapolda
Adityawarman, membenarkannya dan akan terus dicari, mengingat TKP sejumlah
kejadian terakhir letaknya sangat berjauhan dan di pulau berbeda, sehingga
membutuhkan dana besar serta perencanaan matang untuk melancarkan aksinya.
"Pokoknya siapa pun yang pernah berhubungan atau terlibat dengan para pelaku
akan diciduk untuk diperiksa dan disidik secara intensif. Orang-orang pada titik-titik di
mana pelaku pernah singgah juga akan kami ciduk untuk diperiksa," katanya.
Aparat Polda Maluku pun berhasil merampas berbagai barang bukti diantaranya
puluhan senjata berbagai jenis --termasuk senjata mesin berat (SMB)-- serta
10.000-an amunisi berbagai kaliber dan 700-an bom rakitan diamankan, pada
beberapa lokasi tempat yang dijadikan sebagai tempat persembunyian. (Ant/OL-1)
Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
|