The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Radio Nederland Wereldomroep, 30 Mei 2005

Bom di Tentena, Sulawesi Tengah Tanggung Jawab Siapa?

Wawancara Ranesi di Hilversum, 30 Mei 2005

Peledakan bom di Tentena, Sulawesi Tengah, kedua terbesar sesudah bom Bali, mementahkan kembali upaya-upaya damai yang telah dirintis antara warga kristen dan muslim di sana. Sebanyak 20 orang tewas dan puluhan lain cedera. Tidak lama sesudah peledakan, muncul dugaan bahwa aksi itu dilakukan oleh kaki tangan al-Qaeda. Tetapi ada pula faktor-faktor lokal yang perlu dipertimbangkan. Demikian tanggapan Pendeta Reynaldi Damanik.

Hantaman luar biasa

Reynaldi Damanik [RD]: "Ini hantaman yang luar biasa. Selama ini kami melakukan upaya-upaya damai dan bahkan kami telah melakukan sekian banyak pertemuan dengan pihak-pihak muslim. Bahkan tanggal 14 Mei yang lalu, di Tentena ini, setelah konflik sejak tahun 1998, untuk pertama kalinya diadakan acara Maulid Nabi di mesjid di Tentana ini dan kami semua menghadirinya juga."

"Kami juga membentuk Aliansi Kemanusiaan untuk Poso dengan saudara-saudara muslim yang selama ini dituduh sebagai garis keras di Poso. Itu berjalan dengan baik semuanya. Peristiwa ini benar-benar sangat mengecewakan dan ini tindakan yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan. Korban-korban ini sebagian besar adalah para pengungsi yang belum kembali ke tempat mereka. Dan mereka berusaha untuk membangun kehidupan di pasar tradisional di Tentena ini, hidup apa adanya. Harus kena bom lagi seperti itu."

Perdamaian tak boleh berhenti

Radio Nederland [RN]: "Pak Damanik, tetapi ini kan tidak berarti bahwa upaya perdamaian itu akan dihentikan dengan adanya peristiwa ini?"

RD: "Tentu tidak. Ini tantangan. Tidak boleh berhenti. Yang kami berupaya melakukannya sekarang ada beberapa hal. Pertama tentunya masih pada tahap emergensi dan sekarang ini masih terus dilakukan tindakan untuk menolong korban-korban yang luka cukup parah. Di samping itu juga melakukan upaya-upaya penghiburan bagi 20 keluarga yang berduka cita akibat meninggal dunia."

"Kami juga harus bekerja keras beserta dengan berbagai pihak agar masyarakat tidak terprovokasi, tidak melakukan tindakan kekerasan dan jangan langsung menuduh pihak-pihak tertentu. Biarlah proses hukum ini bisa dilakukan. Masyarakat memang menerima itu. Mereka tidak melakukan kekerasan. Mereka masih mau mendengar. Tapi kami tahu bahwa mereka itu masih menahan perasaannya dan kami merasa bahwa kami mulai lagi dari nol sekarang, mulai bangkit lagi untuk meyakinkan masyarakat."

Pemerintah harus profesional

"Nah oleh karena itu bagaimana caranya supaya masyarakat yakin, kami mengatakan kepada kapolri bahwa selama ini berbagai peristiwa bom yang ada di Sulawesi Tengah, juga penembakan-penembakan itu sebagian besar belum bisa terungkap. Kami tidak ingin hal ini juga terjadi seperti ini. Nah kami mendesak pemerintah agar benar-benar profesional untuk melakukan pengusutan ini."

Di samping itu juga tentu peranan masyarakat. Kami juga melakukan imbauan kepada masyarakat kalau bisa memberikan kesaksian, informasi sekecil apa pun itu. Masyarakat juga enggan kalau diperiksa di kantor polisi maka kami menyiapkan kantor sinode Gereja-Gereja Sulawesi Tengah, dan polisinya datang ke kantor. Dan ternyata dengan cara begini, ada banyak sekali orang yang menunggu untuk memberikan keterangan."

Orang dari luar Tentena atau Poso

RN: "Seperti yang sudah dikatakan Pak Damanik, situasi belakangan sudah kondusif, sudah timbul rasa saling percaya antar warga. Jadi tampaknya mustahil bahwa pelaku pemboman ini adalah orang-orang lokal?"

RD: "Mustahil itu orang-orang lokal. Itu pasti dari luar wilayah Tentena atau wilayah Poso. Paling kurang dari luar wilayah Tentena. Tetapi pada satu sisi, kalau kita mau menganilisa secara logika, pasti walaupun dia orang dari luar, pasti dia punya akses di dalam sini. Kita harus obyektif melihat itu."

Beberapa faktor yang menjadi motif

RN: "Menurut Pak Damanik, apa motif di balik pemboman itu?"

RD: "Kita masih sulit untuk mengatakan itu. Tetapi untuk sekedar analisa dan bukan menuduh siapa pun, ada beberapa faktor di sini. Yang pertama tentu ada sekelompok orang yang tidak menginginkan Poso ini damai. Sementara di wilayah Poso ini diadakan pengusutan terhadap kasus korupsi, misalnya masalah bantuan-bantuan pengungsi yang lalu dan berbagai program pemerintah yang lain."

"Di samping kasus korupsi, ada lagi sekarang momennya pada saat akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah di sini. Kampanye akan dimulai tanggal 13 nanti dan pemilihan itu dilaksanakan tanggal 30 Juni ini. Nah itu bisa dianalisa punya kaitan dengan hal-hal seperti itu. Di samping itu juga, di sini ada proyek pemerintah yang cukup besar, yaitu pembangunan pusat tenaga air di sekitar Tentena ini. Nah itu juga bisa jadi bahan analisa."

RN: "Tetapi ada juga versi lain, bahwa pelaku pemboman itu adalah buron Dr. Azhari dan Noordin Mohamad Top. Bagaimana Pak?"

RD: "Ya kemungkinan itu bisa saja terjadi. Bisa saja mereka juga sudah punya murid di mana-mana ya, tidak harus mereka berdua. Tetapi saya juga masih berpikir secara logika apakah benar yang namanya Azhari dan Noordin Top ini ada di dunia ini ya."

Demikian Pendeta Reynaldi Damanik.

© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044