Liputan6.com, 25/8/2005 20:00
Kasus Ambon
Kerusuhan Maluku Bukan Masalah Agama
25/8/2005 20:00 — Wapres Jusuf Kalla mengatakan konflik dan kerusuhan di Maluku
bukan masalah agama, melainkan soal politik atau ekonomi. Gubernur Maluku minta
dibentuk badan independen yang mengawasi perdamaian di Maluku.
Liputan6.com, Jakarta: Sekitar 80 anggota delegasi Perdamaian Malino II diterima
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (25/8)
siang. Pertemuan ini sebagai ajang silaturahmi dan evaluasi proses perdamaian
antarberbagai pihak di kawasan Maluku selepas perjanjian Malino II.
Pada kesempatan itu, Jusuf menegaskan sumber pertikaian dan kekerasan di Maluku
bukan masalah agama seperti yang dinyatakan berbagai pihak. Ada salah persepsi di
masyarakat bahwa masalah ekonomi, sosial, politik dianggap menjadi masalah
agama. Padahal, jika bicara agama, ada surga dan neraka, yang membunuh akan
masuk neraka. Tapi, yang terjadi pada saat kerusuhan adalah saling membunuh.
"Jadi tidak ada ketakutan," kata Jusuf yang didampingi Menteri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Hamid Awaluddin.
Sementara Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu minta pemerintah membentuk
badan independen untuk mengawasi perkembangan perdamaian dan pembangunan di
Maluku. Karel juga berharap sekitar 15.000 pengungsi dapat kembali pulang atau
direlokasi ke tempat-tempat yang layak di kawasan Maluku akhir 2005 ini.
Beberapa saat setelah pertemuan berakhir, sebuah ledakan terjadi di kawasan Pasar
Mardika, Ambon, Maluku. Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-Pulau
Lease Ajun Komisaris Besar Polisi Leonidas Braskan mengatakan, peledakan
dilakukan orang yang tidak ingin Ambon damai. [baca: Bom Meledak di Pasar
Mardika]. (DNP/Miko Toro dan Erwin Arief)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|