Liputan6.com, 29/05/05 14:19 WIB
Kasus Poso
Kapolri: Bom Tentena Berkaitan dengan Bom Poso-Ambon
29/5/2005 14:19 — Kapolri mengungkapkan pengebom di Tentena adalah kelompok
yang juga melakukan peledakan di Poso, Sulteng dan Ambon, Maluku. Rangkaian
bom di Tentena mirip bom yang sering ditemukan di dua lokasi itu.
Liputan6.com, Poso: Kepala Polri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar menyatakan pelaku
peledakan bom di Tentena, Kecamatan Pamona Utara, sekitar 60 kilometer dari Kota
Poso, Sulawesi Tengah, adalah orang-orang "lama" yang melakukan peledakan di
beberapa tempat di Poso dan Ambon, Maluku. Demikian diungkapkan Da`i dalam
sebuah konferensi pers di Tentena, Ahad (29/5).
Menurut Da`i, indikasi tersebut diperoleh dari barang bukti yang ditemukan di lokasi
kejadian. Rangkaian bom yang diledakkan Sabtu kemarin menggunakan bahan
peledak jenis low explosive yang dilengkapi materi, berupa potongan besi untuk
melukai orang-orang di sekitar bom. "Bom-bom seperti itu sering ditemukan di daerah
Poso dan sekitarnya serta Ambon [Maluku]," tambah Da`i. Karena itu, investigasi
akan dimulai dari berbagai peristiwa pengeboman yang sebelumnya terjadi di dua
wilayah konflik itu.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan di lokasi ledakan.
Sejumlah benda yang bisa dijadikan barang bukti dikumpulkan dari tempat kejadian.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
Selain aktivitas polisi, belum ada kegiatan jual beli di Pasar Tentena. Reruntuhan kios
masih berserakan di lokasi ledakan. Tak satu pun pemilik kios yang berani memasuki
pasar. Warga umumnya masih berduka atas kejadian tragis itu. Hingga siang ini,
tercatat 20 orang tewas dan 57 lainnya luka-luka dalam pengeboman itu.
Korban luka dirawat di Rumah Sakit Umum Gereja Kristen Tentena dan pusat
kesehatan masyarakat. Namun, penanganan korban di tempat ini menemui kendala
karena kekurangan peralatan medis. Selain kekurangan tabung oksigen, pihak rumah
sakit hanya memiliki dua dokter spesialis bedah. RSU Gereja Kristen Tentena baru
memperoleh bantuan tim medis dan obat-obatan dari RSU Poso.
Di Jakarta, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS menggelar
rapat koordinasi tingkat menteri secara mendadak untuk membahas kasus
pengeboman di Tentena. Rapat yang dipimpin langsung Widodo antara lain dihadiri
Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal
Adang Dorodjatun, dan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh. Kepala Badan Intelijen
Negara Syamsir Siregar dan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Marsekal Madya Ian
Santosa juga hadir dalam rapat yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Politik
Hukum dan Keamanan.
Rapat memutuskan untuk mengetatkan pengamanan fisik terhadap obyek vital seperti
kedutaan dan kantor-kantor pemerintahan. Pengamanan dilakukan jajaran Polri
dengan di-back up personel TNI. Sedangkan untuk mengungkap kasus bom di
Tentena, dilakukan koordinasi intelijen antarinstansi yang dipimpin BIN. "Intelijen
melibatkan BIN, intelijen Polri, BAIS, dan spot-spot pemerintah daerah," tambah
Widodo.
Di sela kunjungannya di Hanoi, Vietnam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan sangat prihatin dan berduka atas jatuhnya korban jiwa dalam ledakan
bom di Tentena, termasuk luka-luka. Presiden menginstruksikan kepada pihak terkait
untuk segera menangani korban-korban luka dan memakamkan korban tewas secara
layak.
Selain mengambil langkah pengamanan, SBY juga menginstruksikan jajaran
keamanan untuk segera menemukan pelaku pengeboman dan memprosesnya secara
hukum. Ia menegaskan bahwa pemerintah tak akan memberikan toleransi terhadap
aksi teror seperti ini.
Detik-detik awal pascaledakan bom di Pasar Sentral Tentena yang disiarkan SCTV
pagi tadi berasal dari Vincent Lumintang, wartawan Tabloid Tonakodi biro Tentena
[baca: Rekaman Situasi Tentena Sesaat Setelah Ledakan]. Saat dihubungi SCTV,
siang tadi, Vincent mengatakan bahwa saat ledakan pertama terjadi, dirinya tengah
berada di rumahnya yang berjarak 250 meter dari Pasar Tentena.
Vincent menuturkan bahwa suara ledakan dahsyat terdengar sekitar pukul 08.10
WITA. Ia segera mengambil handycam dan bergegas ke lokasi. Tiba di tempat
kejadian, Vincent menyaksikan pemandangan yang sangat menggetirkan.
Mayat-mayat bergelimpangan di antara reruntuhan kios. Warga berlarian berusaha
menyelamatkan diri.
Beberapa menit kemudian, warga yang tengah mengevakuasi korban kembali
dikejutkan suara ledakan. Bom kedua meledak di depan Kantor Bank Rakyat
Indonesia, tepat di samping Markas Kepolisian Sektor Tentena. Korban luka-luka
langsung dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Di tengah kepanikan,
warga sempat mengamankan seseorang di lokasi kejadian karena tak memiliki
identitas.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)
© 2001 Surya Citra Televisi.
|