The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 2 Juni 2005

Al-Qaeda Diduga Danai Teroris di Ambon

Ambon, Sinar Harapan, Kamis, 2 Juni 2005

Jaringan teroris yang selama ini beraksi di Maluku kian hari kian terkuak. Informasi terbaru tentang mereka adalah bahwa aksi mereka diduga didanai oleh jaringan teroris internasional Al-Qaeda.

Data yang dihimpun SH dari pertemuan bersama antara jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, Komando Daerah Militer (Kodam) XVI Pattimura dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku serta instansi terkait lainnya yang berlangsung tertutup di Mapolda Maluku, Rabu (1/6) siang, terungkap bahwa Arismunandar merupakan alumni Akademi Militer di Afganistan Angkatan I pada tahun 1987, sedangkan rekannya Asep pernah mendapat pelatihan militer di Moro, Filipina Selatan.

Arismunandar termasuk salah seorang tersangka kasus teror di Maluku diantaranya penyerangan Pos Brimob di Desa Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Senin (16/5), yang sudah ditangkap pihak Polda Maluku.

Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Maluku Komisa! ris Besar Polisi A Mudjiono dalam penjelasannya yang terekam oleh pers melalui pengeras suara, menjelaskan bahwa selain di Afganistan dan Filipina Selatan, para pelaku aksi teror di Maluku dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir ini juga pernah mendapat pelatihan militer di beberapa wilayah di Indonesia diantaranya Kaliurang (Yogyakarta), dan Garut (Jawa Barat).

"Kemudian di Maluku ada indikasi lokasi latihan kelompok teroris terletak di Gunung Olas, Kabupaten Seram Bagian Barat. Itu ada indikasi tempat pelatihan militer mereka. Sumber pendanaan aksi mereka berasal dari jaringan teroris internasional Al-Qaeda. Jadi kalau kita lihat mereka ini memang orang-orang terlatih," papar Mudjiono dalam rapat yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Maluku Muhammad Abdullah Latuconsina itu.

Menurutnya, selama ini ada opini di masyarakat bahwa orang-orang terlatih selalu identik dengan personel TNI/Polri sehingga kadangkala kedua institusi ini merasa dipojokkan.

"Sekarang dengan terungkapn! ya kasus ini kita sudah bisa sosialisasi kepada masyarakat bahwa itulah keadaan atau kemampuan para teroris yang sering membuat ulah di Maluku maupun tempat-tempat lain di Indonesia," ungkapnya. Kendati demikian, Mudjiono tidak memungkiri kalau dalam jaringan tersebut terdapat oknum anggota polisi yang terlibat karena mereka dibina oleh kelompok-kelompok tersebut.

Dijelaskan, sampai saat ini salah satu oknum anggota Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Briptu Syarif Tarabubun telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian terkait kasus penyerangan bersenjata di Villa Karaoke yang terletak di Desa Hative Besar, Kecamatan Baguala, Ambon, pada 14 Februari 2005.

Adanya kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mencuci otak dan merombak pola pikir seseorang menjadi radikal seperti ini, menurut Mudjiono, perlu disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat punya daya cegah dan mengantisipasi adanya aksi provokasi. "Dengan demikian masyarakat agar tidak lagi terpengaruh dan jangan lagi punya pemikiran untuk berkelahi," tegasnya.

Sementara itu, Asisten Operasi Kodam XVI/Pattimura Kolonel Inf. M Nasir dalam rapat tersebut menyampaikan rasa salut dan penghargaan atas keberhasilan Kepolisian dalam mengungkap berbagai aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini termasuk menangkap para pelakunya. (izc)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044