SINAR HARAPAN, Senin, 06 Juni 2005
Pos Brimob di Seram Barat Nyaris Diserang Orang Bersenjata
Ambon, Sinar Harapan
Sejumlah Pos Brimob yang terletak di Kabupaten Seram Bagian Barat dalam
sepekan terakhir ini nyaris diserang oleh sejumlah oknum bersenjata.
Kapolres Persiapan Seram Barat, Komisaris Hendro Prasetyo yang dihubungi SH,
Senin (6/6) pagi ini menjelaskan pada pekan lalu sejumlah personel Brimob Bawah
Kendali Operasi (BKO) asal Kalimantan Timur yang berlokasi di perbatasan antara
Desa Lisabata dan Desa Nikulukan, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Barat
sempat baku tembak dengan sejumlah orang bersenjata yang wajahnya ditutup
dengan kerpus.
"Pascapenyerangan yang menewaskan lima personel di pos yang berlokasi di Desa
Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Barat, aksi serupa nyaris kembali terjadi.
Kali ini, sasaran kelompok itu adalah pos Brimob Bawah Kendali Operasi (BKO)
Kalimantan Timur yang berlokasi di perbatasan antara Desa Lisabata dan Desa
Nikulukan, Kecamatan Taniwel, Seram Barat atau sekitar 250 kilometer dari Desa
Loki Pos yang berkekuatan 14 personel ini nyaris diserang oleh orang tak dikenal
dengan menggunakan penutup kepala layaknya seperti ninja," jelasnya.
Endro mengaku sangat beruntung aksi penyerangan tersebut diketahui salah seorang
warga yang bernama Yance yang langsung melaporkan kejadian ini kepada
pos Brimob tersebut. "Menurut penuturan Yance bahwa saat mengendarai motornya
pada Rabu (1/6) dini hari dari Desa Lisabata menuju Desa Nikulukan, sinar lampu
motornya menangkap dua orang yang tidak dikenal sambil menenteng senjata
organik. Jarak Yance dengan mereka agak berjauhan. Saat melihat Yance, kedua
orang itu langsung menghilang sehingga Yance langsung melapor ke pos Brimob di
Desa Lisabata," ungkapnya.
Mendengar laporan Yance, menurut Endro sejumlah anggota Brimob BKO Kaltim
beserta Yance yang menjadi pemandu jalan, melakukan penyisiran di sekitar dua
desa tersebut.
"Saat melakukan penyisiran di pinggir pantai, anggota Brimob melihat sejumlah orang
bertopeng sedang menaiki speedboat. Kontak senjata sempat terjadi dalam beberapa
menit. Tidak ada korban luka dalam kontak senjata itu. Setelah itu, mereka
menghilang dengan speedboat dalam kegelapan malam," jelasnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Seram Barat Izaac Saimima yang dikonfirmasi SH,
Senin (6/6) juga membenarkan kejadian itu. "Benar ada kejadian itu. Saya sudah
koordinasikan hal ini pada pihak Polres dan aparat Brimob BKO yang ada di Pulau
Seram," katanya.
Motif peristiwa ini, menurut Saimima, sama persis dengan penyerangan di Desa Loki.
"Motifnya adalah untuk membuat konflik kembali terjadi di Maluku sehingga saya
telah meminta agar warga melapor kepada aparat keamanan terdekat jika menemui
orang-orang yang mencurigakan. Saya harap warga waspada terhadap orang-orang
yang mencurigakan," tandasnya.
Saimima mengaku peristiwa yang sudah berlangsung hampir seminggu ini agak
terlambat diketahuinya disebabkan jarak lokasi TKP sekitar 200 km sebelah timur
dari Piru, ibu kota Seram Barat.
"Selain itu tidak ada satu pun sarana komunikasi di lokasi TKP, serta sarana
transportasi yang sulit, membuat informasi yang diterima Pemkab Seram Bagian
Barat dan Polres terlambat. Kendala inilah yang membuat kami baru mengetahui
kejadian itu," ungkapnya. (izc)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|