The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Selasa, 14 Juni 2005

Pos Brimob Diserang karena Ganggu Latihan Para Teroris

Ambon, Sinar Harapan - Keberadaan kelompok teroris di Maluku ternyata sudah cukup lama, karena mereka masuk ketika konflik terjadi di sana. "Para teroris sudah cukup lama di sini. Mereka sudah dua hingga empat tahun tanpa disadari berada di Maluku," ungkap Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Brigjen Adityawarman di Ambon, Selasa (14/6) siang. Menurut Kapolda penyerangan pos Brimob di Seram Barat karena para teroris terganggu dengan kehadiran polisi.

Menurut Kapolda Maluku, kelompok ini teridentifikasi bukan orang lokal dan berafiliasi pada kelompok Islam radikal, namun ada juga orang lokal yang terlibat tapi sebetulnya mereka hanya bagian kecil karena pemain intinya bukanlah orang lokal. Malah pelaku yang bermain mempunyai jaringan yang sangat luas, tidak hanya nasional namun internasional. Mereka kini berada di Maluku. "Jangan pikir saya mengada-ada. Ini benar. Kelompok teroris dan jaringan mereka sampai ke internasional dan kini mereka ada di sekitar kita," katanya.

Dia mengatakan, dengan tertangkapnya pelaku penyerangan Pos Brimob di Desa Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat yang terjadi 16 Mei 2005, serta penyerangan dan penembakan terhadap Vila Karaoke di Desa Hative Besar, Kecamatan Baguala, Ambon pada 14 Februari 2005, menyebabkan banyak hal turut terkuak seperti terungkapnya pelaku peledakan bom di Rumah Toko (Ruko) Batumerah, Kecamatan Sirimau, Ambon pada 3 Februari 2005, peledakan bom di lapangan bola Benteng Atas, Kecamatan Nusaniwe, Ambon pada 4 Februari 2005.

Selain itu, penembakan di Dusun Waitatiri, Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada 6 Februari 2005, penembakan terhadap kapal cepat KM Lai-lai di perairan Kabupaten Pulau Buru pada 7 Februari 2005, pelemparan granat di depan Gereja Sejahtera di Desa Lateri, Kecamatan Baguala, Ambon pada 5 Maret 2005, serta pelemparan granat di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Ambon, Senin (22/3) malam.

Lokasi Latihan

Khusus untuk kasus penyerangan Pos Brimob, Adityawarman mengakui, berdasarkan hasil pemeriksaan terungkap bahwa beberapa desa di Kabupaten Seram Bagian Barat sering dijadikan lokasi latihan oleh kelompok teroris itu, di antaranya Desa Ketapang, Desa Luhu dan kawasan Gunung Olas. "Kehadiran Pos Brimob di Kabupaten Seram Bagian Barat dianggap mengganggu aktivitas latihan mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menyerang," jelasnya.

Kapolda mengungkapkan di antara pelaku penyerangan Pos Brimob maupun aksi teroris lainnya terdapat residivis, tapi tidak dihukum seperti Yanto dan Syarief yang terlibat dalam kasus pembunuhan Abu Jihad pada 2004. Oji Sangadji yang membunuh dosen Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon, Marlen Sitanala MH, pada 2000 belum selesai masa hukumannya namun malah bebas dan melakukan kejahatan baru.

"Salah satu pelaku yang bernama Sueb yang ditangkap di Pulau Buru ternyata juga baru datang dari Johor, Malaysia. Sebelum masuk ke Maluku, yang bersangkutan sempat mendapat pendidikan militer di Moro, Filipina Selatan," katanya.

Kapolda Maluku menambahkan, pada 2003 kelompok radikal tersebut sudah dipulangkan ke daerah asal tapi ada yang ketinggalan dan aktif kalau ada momentum tertentu atau berdasarkan pesanan. "Ada pula yang bolak-balik ke Maluku," tambahnya. (izc)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044