The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Kamis, 19 Mei 2005

Jaringan Teroris Terlibat Penyerangan Pos Brimob

Ambon, Sinar Harapan

Sebuah jaringan teroris diduga kuat terkait penyerangan terhadap Pos Brimob di Desa Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat Senin (16/5). Dalam aksinya jaringan teroris yang sebagian besar anggotanya berasal dari Jawa dan Sumatera ini menggunakan peralatan standar TNI/Polri.

Hal itu diungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku, Komisaris Endro Prasetyo ketika dihubungi SH, Kamis (19/5) siang. Sayangnya, dia tidak bersedia menjelaskan jaringan teroris itu.

"Saya belum mau menjelaskan secara detail jaringan teroris yang telah melakukan teror bom, peledakan bom dan granat maupun penyerangan bersenjata di beberapa wilayah di Provinsi Maluku sejak Februari 2005. Bahkan, ada yang terlibat dalam aksi kekerasan sejak konflik 1999," kata Endro Prasetyo.

Dia mengatakan, para pelaku sudah menjadi target operasi aparat keamanan di Maluku karena di dalamnya terindikasi keterlibatan orang-orang terlatih.

Hal itu dibuktikan dengan penggunaan bom, senjata, amunisi maupun granat yang diketahui merupakan standar senjata yang biasa digunakan satuan-satuan militer di Tanah Air.

Dalam penyelidikan terungkap para pelaku yang ditangkap dalam penyerangan Pos Brimob itu terlibat sejumlah insiden peledakan bom, penembakan maupun peledakan granat di sejumlah wilayah di Provinsi Maluku yang dimulai dengan penculikan Pendeta Jokram Ratu, Pendeta Gereja Pentakosta di Indonesia Jemaat Buru Selatan (awal Februari 2005), peledakan bom di Ruko Batumerah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon (3 Februari 2005), peledakan bom di lapangan bola Benteng Atas, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon (4 Februari 2005), penembakan di Dusun Waitatiri, Desa Suli, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah (6 Februari 2005), penembakan terhadap kapal cepat KM Lai-lai di perairan Kabupaten Pulau Buru (7 Februari 2005), penyerangan bersenjata terhadap salah satu cafe di Desa Hative Besar Kecamatan Baguala Kota Ambon (14 Februari 2005), pelemparan granat di depan Gereja Sejahtera di Desa Lateri,

Kecamatan Baguala Kota Ambon (5 Maret 2005) serta terakhir insiden pelemparan granat yang terjadi di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Senin (22/3) malam.

Motif Penyerangan

Endro Praseyto menyebutkan, motif penyerangan terhadap Pos Brimob Polda Kalimantan Timur (Kaltim) yang di bawah kendali operasi (BKO)-kan di Polda Maluku di Desa Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat Senin (16/5) bertujuan untuk mengacaukan situasi dan kondisi keamanan di Provinsi Maluku yang sudah kondusif.

"Dari beberapa pelaku yang sementara kita periksa terungkap motif penyerangan tersebut untuk mengacaukan kembali situasi dan kondisi keamanan di Provinsi Maluku yang sudah kondusif akhir-akhir ini," katanya.

Menurutnya, kini pihaknya telah menangkap sejumlah orang yang diduga merupakan penyerang Pos Brimob Polda Kaltim dan juga telah memeriksa sejumlah saksi. "Saat ini kami belum mau menjelaskan secara detail identitas para pelaku karena masih mengintensifkan penyelidikan guna mengetahui sejumlah pelaku lainnya yang belum terungkap," katanya.

Detasemen 88 Polda Maluku masih terus melakukan penyisiran di Kabupaten Seram Bagian Barat maupun menyekat pintu masuk dan keluar Pulau Ambon guna mengisolasi pelarian dari para pelaku keluar dari Pulau Ambon. "Kami yakin para pelaku masih bersembunyi di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat maupun di Pulau Ambon sehingga cepat atau lambat pasti akan tertanggkap karena para pelaku lainnya sudah kami tahan saat ini," jelasnya.

Insiden penyerangan terhadap Pos Brimob menyebabkan lima personel gugur yakni Brigadir Ronni Susanto, Briptu Slamet Rianto, Brigadir Teguh Arifyanto, Brigadir Hasanuddin serta Bharada Arwansyah Damanik. Mereka tewas dengan luka-luka mengenaskan saat Pos pengamanannya di perbatasan antara Desa Loki-Katapang diserang sejumlah oknum penyerang Senin (16/5) dini hari sekitar pukul 03.00 WIT. Selain kelima personel Brimob tersebut, satu warga sipil bernama Simon Petrus Sairpaly yang sehari-harinya bertugas sebagai juru masak bagi personel Brimob juga tewas.

Pasca penyerangan Pos Brimob tersebut, pihak kepolisian mendapatkan sejumlah barang bukti milik pelaku yaitu satu pucuk senjata jenis M16, dua pucuk senjata jenis SKS, dua pucuk senjata jenis US Carabin, enam tas berisi amunisi masing-masing berjumlah 200 butir dari berbagai caliber, 507 butir amunisi senjata jenis MK3, 249 butir amunisi jenis jungle, 1.918 butir amunisi kaliber 5,65 mm, 500 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 1.220 butir amunisi kaliber 7,5 mm, 496 butir amunisi keliber 9 mm, 169 butir amunisi senjata AK 47, 81 butir mouser, 242 butir amunisi US Carabin.

Dalam kasus ini, sejumlah tersangka pelaku penyerangan telah ditangkap di antaranya Dahlan alias Adji yang disebut-sebut sebagai pelaku utama penyerangan Pos Brimob tersebut. Polda Maluku juga telah mengamankan Wahidin dan Junaidi Nasir yang awalnya dinyatakan sebagai tersangka namun Rabu (18/5) diubah menjadi sebagai saksi. Selain itu juga ditangkap lima tersangka pelaku penyerangan lainnya yakni OP, HER, FT, T dan A. (izc)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044