SINAR HARAPAN, Jum'at, 26 Agustus 2005
Hasil Investigasi Konflik Maluku Harus Diumumkan
Jakarta - Gubernur Maluku Karel Albert Rahalatu mengharapkan pihak kepolisian
tidak hanya menangkap pelaku peledakan bom di sekitar pasar dan terminal Mardika,
Ambon, Kamis (25/8), tetapi juga menangkap otak di belakang persitiwa tersebut.
Tetapi ia yakin kasus itu tidak akan mengulangi konflik masa lalu, karena masyarakat
Maluku saat ini sudah rukun. "Saya mengingatkan pusat agar segera mengumumkan
hasil investigasi tim independen yang ditugaskan untuk mengusut ormas yang diduga
terkait dengan kerusuhan sosial di Maluku," ujar Karel.
Ia menyatakan kaget atas peledakan yang terjadi pada saat ia dan tokoh- tokoh
Maluku sedang membahas kelanjutan perjanjian Malino II di Jakarta dengan dipimpin
oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, kemarin. Karel juga mengingatkan
pengungkapan hasil investigasi tim independen dan tindakan tegas terhadap pelaku
kerusuhan bisa menghentikan konflik di wilayah timur Indonesia.
Menurutnya, karena tim investigasi dibentuk pemerintah, maka pemerintah pusat
yang berwenang memaparkan ke publik. "Kelompok ini selama kerusuhan melakukan
berbagai tindakan yang mengakibatkan masih berlarut dan meluasnya kerusuhan di
Maluku, seperti pelanggaran HAM dan pengalihan agama secara paksa," imbuhnya.
Ia memaparkan juga, pemerintah pusat dan daerah menganggarkan Rp 160 miliar
untuk menindaklanjuti perjanjian Malino II, ditujukan untuk mengembalikan 15.000
pengungsi akibat konflik Maluku yang kini tersebar di sejumlah tempat. Semua
pengungsi diharapkan kembali ke rumah masing-masing pada 25 Desember 2005.
"Harta benda mereka sudah habis-habisan karena kerusuhan," lanjut Karel. (rikando
somba)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|