The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 06 Juni 2005

PJS Bupati Poso Siap Gugat Aditjondro

JAKARTA - Pernyataan aliansi LSM peduli Poso bahwa ledakan bom di Pasar Tentena akibat ulah para pemimpin Poso yang korup, berbuntut panjang.

Pejabat sementara (PJS) Bupati Poso Andi Azikin Suyuti-yang merasa dirugikan akibat pernyataan aliansi tersebut-siap menggugat George Junus Aditjondro, Aryanto Sangadji, dan kawan-kawan karena telah mencemarkan nama baiknya serta menyebarkan informasi dan opini yang mengarah ke kampanye pembunuhan karakter dan fitnah.

Berbicara di Jakarta, Sabtu (4/6), Andi Azikin mengatakan, sebagai warga negara yang mempunyai hak dan kedudukan yang sama di depan hukum, dirinya akan mengajukan gugatan balik terhadap pihak-pihak yang telah melakukan pencemaran nama baik.

Azikin membantah tuduhan telah menilap dana bantuan kemanusiaan Poso sekitar Rp 162 miliar. Penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Poso, kata Azikin, telah dilakukan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi (yang dipimpinnya) sejak tahun 2001-2003, yang terdiri dari Jaminan Hidup (Jadup), Bekal Hidup (Bedup), Bahan Bangunan Rumah (BBR) dan dana pemulangan pengungsi. Dan semuanya itu telah dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan administrasi keuangan yang berlaku.

Untuk itu, Azikin meminta pemerintah pusat, aparat kepolisian dan penegak hukum agar segera memeriksa George Aditjondro dan Aryanto, sehingga opini yang mereka bangun tidak menjadi pembenaran di mata publik, khususnya masyarakat Poso yang sebentar lagi akan melaksanakan pilkada.

Mengenai tuduhan korupsi dana bantuan pengungsi Poso, Azikin dengan tegas membantah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban publik atas tuduhan itu, Azikin mengirimkan seberkas dokumen "Kronologis Pendataan Dan Penyaluran Bantuan Bagi Pengungsi Poso" ke Pembaruan. Dalam dokumen itu tertulis jelas jumlah pengungsi dan di mana saja bantuan itu disalurkan.

Mengenai data pengungsi, disebutkan pada tahap awal Bakornas menetapkan jumlah pengungsi 19.507 keluarga atau 78.030 jiwa pengungsi Poso, tapi berubah pada Oktober 2001 menjadi 16.106 keluarga atau 82.644 jiwa. Akurasi penambahan jumlah pengungsi pada bulan Oktober 2001 tersebut diragukan karena jumlah keluarga dituliskan bertambah tapi jumlah pengungsi per jiwa justru berkurang. Namun, pada Januari 2002, setelah dilakukan klarifikasi jumlahnya meningkat menjadi 24.622 keluarga atau 110.227 jiwa.

Pada bulan April 2002, Pemerintah Pusat menurunkan tim sebanyak 30 orang dan menemukan jumlah pengungsi bertambah 27.000 keluarga atau 135.000 jiwa. Belum puas dengan hasil klarifikasi dan pendataan tersebut, Tim Investigasi/Identifikasi/Klarifikasi Penanganan Pengungsi Poso oleh Pemda Kabupaten Poso menemukan jumlah pengungsi bertambah menjadi 31.326 KK atau 156.630 jiwa (rata-rata satu kelapa keluarga memiliki 4-5 orang anak).

Terhadap para pengungsi yang sudah didata tersebut, pemerintah kemudian menyalurkan bantuan Jadup dan Bedup dalam bentuk uang, tapi hanya untuk pengungsi yang kembali dan telah menempati rumahnya.

Pemerintah juga memberikan bantuan 5.813 unit untuk BBR di Kabupaten Poso dan Kabupaten Morowali. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana dari pusat untuk pemulangan pengungsi yang berjumlah sekitar 11.000 KK. (L-8)


Last modified: 6/6/05
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044