SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 Juni 2005
Polisi Tahan Sejumlah Aktivis
RUTENG - Aparat keamanan menangkap sejumlah aktivis yang menginginkan
pemilihan kepala daerah (Pilkada) bersih di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa
Tenggara Timur, akhir pekan lalu.
Sejumlah aktivis yang ditahan itu adalah Boni Hargens dari Florete Flores, Pater
Marsel Agot, aktivis, tokoh masyarakat dan rohaniwan yang bekerja di Ruteng,
Manggarai, Tarsi dari Yayasan Ayo Indonesia dan beberapa lainnya.
Namun, penangkapan itu mendapat protes keras dari sejumlah masyarakat.
Masyarakat menilai polisi bertindak berlebihan, cenderung membela salah satu calon
bupati Manggarai dan tidak memiliki landasan hukum yang jelas.
Pater Marsel Agot ketika dihubungi di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin
(20/6), mengatakan, penangkapan itu terjadi pada Jumat (17/6) lalu, ketika mereka
sedang dalam perjalanan dari Labuan Bajo menuju Ruteng, Manggarai, Flores.
Pater Marsel mengaku, saat itu dia diminta Forum Florete Flores untuk
bersama-sama membagi kaos oblong yang bertuliskan "Neka Pilih Bupati ABD: Ata
Bowo Darah, Ata Bagi Doi" (Jangan Pilih Bupati ABD: Yang Menumpahkan Darah,
Yang Suka Membagi Uang).
Tindakan mereka dibuntuti oleh orang-orang yang merasa dirugikan oleh tulisan yang
tertera pada kaos tersebut, padahal kata-kata dalam kaos oblong itu tidak
menyinggung apalagi menyebut nama salah satu calon bupati Manggarai.
Pada Jumat (17/6), Pater Marsel kembali ke Labuan Bajo, tapi dia ditahan oleh
sebuah truk yang bermuatan 30 polisi lengkap dengan senjata.
Kapolda NTT Brigadir Jenderal Polisi Edward Aritonang mengatakan kepada
Pembaruan, Sabtu (18/6) malam, Pater Marsel Agot dan teman-temannya hanya
dimintai keterangan oleh Polres Manggarai terkait tulisan di baju yang mereka pakai.
(E-8/L-8)
Last modified: 20/6/05
|