The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 Juli 2005

Pasukan TNI Ditarik dari Maluku, Tahun Depan

JAKARTA - Pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Maluku akan ditarik semua pada tahun 2006 mendatang. Untuk mengganti tugas mereka, Komando Daerah Militer (Kodam) XVI Pattimura akan menambah kekuatan pasukan organik. Sementara pasukan BKO Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tetap akan dipertahankan.

Demikian penjelasan Panglima Kodam Pattimura Mayjen TNI Syarifudin Suma dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Brigjen Pol Aditya Warman kepada wartawan di kantor Wakil Presiden (Wapres) Jakarta, Selasa (19/7) usai diterima Wapres Muhammad Jusuf Kalla. Dalam rombongan musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Maluku itu hadir juga Gubernur Maluku Karel Ralahalu, dan Ketua DPRD Maluku Richard Louhenapessy

"Kami juga sudah melaporkan ke Bapak Wapres bahwa dalam masalah penanganan satuan BKO, kami sudah merencanakan dan menyampaikan juga ke Kasad bahwa untuk 2006, kemungkinan satuan BKO sudah tidak ada lagi yang berada di Maluku maupun Maluku Utara. Tetapi konsekuensinya adalah kita harus memperbesar satuan-satuan batalyon yang organik sehingga dengan pembesaran kekuatan personil maka pasukan inilah yang mengganti pada posisi-posisi tertentu atau titik-titik rawan, dan itu segera akan kita laksanakan sehingga perbandingan satuan-satuan BKO yang ada di sana fungsinya akan kita kembalikan posisinya masing-masing," kata Mayjen Syarifudin Suma.

Hingga saat ini kekuatan pasukan BKO di Maluku dan Maluku Utara baik TNI dan Polri sebanyak tiga satuan tugas BKO atau tiga batalion. Di dalamnya ada 18,5 kompi Polri yang berasal dari Markas Besar Polri dan berasal dari Polda-Polda yang tersebar di Maluku dan Maluku Utara.

Sedangkan Kapolda Maluku Aditya Warman mengatakan, mengingat ancaman keamanan di Maluku masih kuat - meskipun secara keseluruhan keamanan di Maluku sudah kondusif - maka pasukan BKO Polri baik dari Mabes Polri dan Polda-Polda tetap akan dipertahankan. Pasukan-pasukan BKO Brimob itu perlu dipertahankan mengingat wilayah Maluku terlalu luas yang terdiri dari kepulauan. Selain itu ada Polda harus mengisi kekuatan di Polres-Polres yang baru dibentuk menyusul pemekaran wilayah.

"Kita masih pertahankan jumlah yang ada sembari tentu melakukan penambahan-penambahan personil mengikuti pemekaran wilayah kabupaten dan bersamaan juga pembentukan polres-polres. Dengan cara demikian, pasti nanti BKO ini juga akan semakin berkurang," kata Aditya.

Aditya menambahkan, ancaman gangguan keamanan di Maluku masih ada baik dari dalam maupun dari dalam masyarakat Maluku sendiri. Dari dalam, kata dia, ancaman ada karena segmentasi masyarakat antara Kristen dan Muslim masih kuat terutama di Kota Ambon. Berkaitan dengan penanganan potensi ancaman keamanan dari dua kelompok ini, aparat kepolisian akan menanganinya per sektor.

Upaya tersebut harus diikuti dengan upaya peningkatan kesejahteraan hidup dari kedua belah kelompok masyarakat di sana.

Sedangkan dari luar, masih ada upaya provokasi dari pihak-pihak tertentu. Dan yang paling menonjol adalah kelompok mujahidin yang melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan dan kelompok masyarakat yang menyebabkan korban jiwa. "Karena itu BKO masih memegang peranan penting terutama di kota Ambon," jelasnya. (A-21)


Last modified: 20/7/05
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/hoelaliejoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044