Sekilas Sejarah HPPIA-WA

 

 

Sejak kemerdekaan RI tahun 1945, Pemerintah RI telah mengakui Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) sebagai organisasi mahasiswa yang mewadahi kegiatan para pelajar di luar negeri. PPI adalah nama generik organisasi ini dan dibuka di tiap-tiap negara tempat belajar dengan tambahan nama negara tersebut, misalnya PPIA untuk Persatuan Pelajar Indonesia Australia.

Pada dekade 1960-an, Pemerintah Indonesia mengirim karyasiswa untuk belajar di Australia pada jenjang pendidikan undergraduate. Bersama-sama dengan para pelajar yang menggunakan biaya sendiri (private) mereka tergabung dalam PPIA. Sebagian di antara mereka yang setelah menyelesaikan studi memilih bekerja atau studi lanjut di Australia. Pada masa itu juga cukup banyak tenaga guru bahasa Indonesia yang dikirimkan untuk menjadi guru/dosen di Australia. Pemerintah Indonesia menghentikan pengiriman karyasiswa ke Australia pada akhir tahun 1960-an. Namun, tetap ada pelajar undergraduate Indonesia di Australia yang menggunakan biaya sendiri (private).

 

Pada pertengahan 1970-an, Pemerintah Indonesia kembali mengirimkan karyasiswa, tetapi untuk jenjang post-graduate. Para karyasiswa ini sebagian besar telah berkeluarga dan membawa keluarganya ke Australia. Pada saat itulah muncul ide untuk membentuk organisasi di luar PPIA yang dapat mewadahi para dosen bahasa Indonesia dan para pelajar post-graduate yang aktivitasnya lebih kepada kegiatan-kegiatan ilmiah. Pada saat pertemuan antara para karyasiswa post-graduate dan Atase Kebudayaan RI (Bapak Soedjiman) di Canberra, Bapak Sarumpaet, salah satu karyasiswa dari Melbourne, mengemukakan usulan untuk membentuk Himpunan Pengajar dan Peneliti Indonesia di Australia (HPPIA). Usulan ini disetujui oleh Atase Kebudayaan RI di Canberra dan para hadirin pada waktu itu. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HPPIA disusun sesudah pertemuan itu. Pada saat itu telah dibentuk pula cabang-cabang di tiap negara bagian dengan ketua sebagai berikut:

 

Canberra, ACT Dr. Subandi
Melbourne, Victoria Sarumpaet
Sydney, NSW Soemarjono
Adelaide, SA Subagjo Sastrowardojo
Perth, WA Dede Sujatna
Brisbane, Queensland Imam Partoredjo

 

Setelah terbentuknya, HPPIA mengadakan pertemuan rutin tahunan.

Karena sangat terbatasnya jumlah pengajar dan peneliti di Australia Barat, keanggotaan HPPIA-WA (HPPIA cabang Western Australia) tidak bertambah selama kurang lebih tujuh tahun. Pada tahun 1980-an jumlah karyasiswa post-graduate yang belajar di Australia Barat semakin banyak. Kegiatan HPPIA-WA juga semakin banyak, termasuk seminar dan kegiatan sosial yang melibatkan keluarga. HPPIA-WA kemudian dimotori oleh para karyasiswa yang belajar di Australia Barat.

 

Berikut adalah daftar nama Ketua HPPIA-WA:

 

Nama

Universitas

Bidang Keahlian

Instansi asal

Dede Sujatna

CUT

 

 

Imam Saroso   Soil Science  
Cahyono   Kedokteran Gigi  
Edi Subroto   Geologi  
Bambang H UWA Kedokteran Gigi UI
Samid S. UWA Ilmu Tanah IPB
Supri Murdoch Lingkungan ITB
Cecep Rustana CUT Fisika terapan IKIP Jakarta
Effendi UWA Kimia IKIP Malang
Seno Kramadibrata CUT Pertambangan ITB
Imam Junaedi CUT Elektronik LIPI Bandung
Nathan      
Toto Winata      
Nasution UWA Bisnis  
Toto Sugiharto UWA Ilmu Tanah  
Yanus Noya CUT Geologi P3G Bandung
Agus Zulkarnain Arief CUT Arsitektur Umed Malang
Ryaad Chairil      
Sugeng Riyanto CUT Medical imaging Unibraw
Dwi Setyawan UWA Ilmu Tanah Unsri Palembang
Suminar Pratapa CUT Fisika Terapan  
Fadly H. Yusran UWA Ilmu Tanah Unlam Banjarbaru

 

Pada saat ini kegiatan HPPIA-WA dikoordinir melalui seksi-seksi:

Seminar dan Diskusi

Olah Raga dan Rekreasi

Kesejahteraan dan Kerjasama Institusi

Publikasi dan Dokumentasi

 

(Informasi mengenai sejarah HPPIA-WA ini diperoleh dari Bapak Dede Sujatna, sesepuh HPPIA-WA.  Informasi tambahan didapat dari Husin Sitepu.  Dirangkum dan dilengkapi oleh Suminar Pratapa dan Fadly H. Yusran. Sekilas sejarah HPPIA-WA masih dapat disempurnakan. Oleh karenanya, apabila Bapak/Ibu menemukan informasi yang belum dimasukkan atau kurang akurat, mohon menghubungi webmaster).

 

1