Penyakit Hati 20

BERLOMBA - LOMBA MERAIH KEPENTINGAN DUNIAWI
 
Bentuk berlomba-lomba meraih kepentingan duniawi diantaranya mengabaikan

sikap hati-hati dan selektif dalam memperoleh makanan, minuman, pakaian,

kendaraan dan kebutuhan hidup lainnya. Memandang hina terhadap nikmat

Allah, tidak ridha terhadap nikmat Allah, ketetapan-Nya dan takdir-Nya.

Menyibukkan diri secara terus menerus dalam mengupayakan pencarian

dunia, melupakan akhirat secara total dan jarang mengingat akhirat.

Membicarakan kehidupan dunia, kemewahan, keindahannya dan cara-cara

untuk meraihnya secara terus-menerus. Allah swt berfirman, "Ketahuilah

bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dan suatu

yang melalaikan, perhiasan dan bermegahan antara kamu dan berbangga-

banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-

tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi

kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah

serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah

kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan)

ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,

yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan

rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa

yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia

yang besar
." (QS al-Hadid: 20-21)

***

Rasulullah saw bersabda, "Bergembiralah kamu dan berharaplah dengan

yang menyenangkan kamu. Demi Allah, menghawatirkan kemiskinan yang

akan menimpa kamu. Yang aku khawatirkan ialah bila dunia dilapangkan

untukmu sebagaimana telah dilapangkan untuk kaum sebelum kamu, lalu

kamu berlomba-lomba meraihnya sebagaimana dahulu mereka berlomba-

lomba dan dunia pun membinasakan kamu, sebagaimana ia telah

membinasakan mereka." (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

"Aku mendahului kalian dan aku menjadi saksi untukmu. Demi Allah,

sesungguhnya aku sekarang benar-benar melihat telagaku. Sesungguhnya

aku diberi kunci-kunci gudang perbendaharaan bumi atau kunci-kunci

bumi. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak menghawatirkan kamu akan

syirik sepeninggalku, namun yang aku takutkan ialah kamu berlomba-

lomba dalam meraih dunia." (HR Bukhari dan Muslim)

"Perkara yang paling aku khawatirkan menimpamu dari apa yang

dikeluarkan Allah bagimu ialah kembang dunia." Para sahabat bertanya,

"Wahai Rasulullah, apakah kembang dunia itu?" Beliau bersabda,

"Aneka barakah dunia." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan kepada kita

agar dunia yang dititipi-Nya ini diarahkan kepada amal akhirat.

Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya, "Dan carilah dari apa yang

telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat

dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)

duniawi
... " (QS al-Qashash: 77)

Faktor-faktor penyebab perlombaan meraih kepentingan duniawi diantaranya

adalah lalai terhadap hakikat dunia. Allah swt menciptakan kehidupan dunia

sebagai sarana bagi manusia untuk mencapai kehidupan akhirat. Allah swt

menjadikan kehidupan dunia berikut keindahannya sebagai ujian dan cobaan.

Allah swt berfirman, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan

pada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang

banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan

sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah

tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, 'Inginkah aku kabarkan

kepadamu apa yang baik dari yang demikian itu?' Untuk orang-orang yang

bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir

di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula)

istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha

Melihat akan hamba-hamba-Nya
." (QS Ali Imran: 14-15)

***

" ... Katakanlah, 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan di

akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu

tidak akan dianiaya sedikit pun
." (QS an-Nisa': 7)

"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali

janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu
... " (QS Fathir: 5)

***

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya

Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan

sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-

orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah

di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah

apa yang telah mereka kerjakan
." (QS Hud: 15-16)

"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kemikmatan

hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah

lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak

memahaminya
?" (QS al-Qashash: 60)

***

Faktor lainnya yang menyebabkan perlombaan meraih kepentingan dunia

yaitu hidup dalam lingkungan yang disibukkan oleh perlombaan dan kompetisi

pencarian dunia, sedangkan dia tidak memiliki benteng yang memadai yang

dapat melindunginya dari pengaruh lingkungan tersebut, maka dia

pasti akan berlomba meraih kepentingan dunia.

***

Lalai terhadap kematian dan akhirat merupakan salah satu penyebab terjerumusnya

orang ke dalam perlombaan meraih kepentingan duniawi. Setiap orang harus ingat,

bahwa meskipun dia berusia panjang, dia pasti akan mati. Dia akan berpindah dari

negeri yang satu ke negeri akhirat sehingga dia bertemu dengan Tuhannya.

Dia akan dimintai pertanggungjawabannya selama dia hidup di dunia.

Allah swt berfirman, "Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami

menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan

dikembalikan kepada Kami
?" (QS al-Mu'minun: 115)

"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang

apa yang telah mereka kerjakan dahulu
." (QS al-Hijr: 92-93)

"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan

(yang kamu megah-megahkan di dunia itu)
." (QS at-Takatsur: 8)

*** *** ***

Perlombaan meraih kepentingan dunia menimbulkan akibat buruk, baik itu

bersifat duniawi maupun ukhrawi. Kegelisahan dan kekacauan jiwa merupakan

salah satu akibat yang akan dirasakan oleh mereka yang berlomba-lomba

meraih kepentingan dunia. Orang yang hanya memikirkan kehidupan keduniaan

saja, tidak akan merasakan ketenangan jiwa karena dia takut dunia akan

meninggalkannya. Akibat lainnya yaitu membenci kematian dan akhirat.

*** *** ***

Cara mengatasi bahaya berlomba-lomba meraih kepentingan dunia

diantaranya yaitu dengan meyakini dengan penuh bahwa perolehan meraih

kepentingan dunia itu berlangsung sesuai dengan takdir. Walaupun

seseorang menyiksa dirinya, berlomba dengan orang lain dalam meraih

dunia, maka dia tidak akan memperoleh dunia yang melebihi kadar yang

telah ditetapkan Allah swt. Memahami hakikat dunia bahwa dunia itu

bukanlah tujuan atau sasaran, namun merupakan sarana mencapai tujuan

dan sasaran. Seorang Muslim hendaknya menarik diri atau ditarik oleh

orang lain dari lingkungan yang berlomba-lomba meraih kepentingan dunia,

kemudian menggabungkan dirinya ke lingkungan yang menghendaki Allah,

Rasul-Nya dan akhirat tanpa melupakan bagiannya di dunia. Seorang

Muslim harus memandang kenikmatan dunia bukan sebagai perlombaan,

namun sebagai ujian dan dia khawatir dirinya gagal dalam ujian tersebut.

***

Membaca Kitab Allah, sunnah dan sirah Nabi Muhammad saw mengenai

hakikat dunia jika dibandingkan dengan hakikat akhirat. Mengingat

kematian dan akhirat, keadaan saat sakratul maut serta saat ketika

memasuki kubur. Mengingat bahwa dunia itu terbagi atas dua perkara.

Pertama, dunia untukku. Maka ia tidak akan disegerakan sebelum tiba

waktunya, walaupun aku meminta dan berusaha mendpatkannya dengan

segala cara. Kedua, dunia untuk orang lain. Itulah dunia yang tidak

aku raih pada masa lalu dan aku pun tidak mengharapkannya pada masa

yang akan datang. Dunia milik orang tidak akan pernah kuterima,

sebagaimana dunia milikku tidak akan pernah diterima oleh orang lain.

Lalu, pada dunia manakah saya menghabiskan usia saya?

***

Mengingat bahwa manusia itu terbagi atas dua jenis. Pertama, orang

yang bekerja di dunia untuk dunia. Maka, dunianya akan melalaikan

akhiratnya. Dia khawatir orang lain menyebabkannya miskin. Kemudian

dia pun menghabiskan usianya untuk menzalimi orang lain. Kedua, orang

yang bekerja di dunia untuk akhirat. Maka, dunianya tidak akan

melalaikan akhiratnya. Dia tetap memperoleh bagiannya di dunia dan di

akhirat dia dapat mempertanggungjawabkan nikmat dunia yang telah

diperolehnya. Selalu merasa diawasi (muraqabah) oleh Allah swt pada

saat sendiri atau di tengah keramaian. Muraqabah itu perlu diikuti

dengan perbaikan perilaku, instropeksi dan bertobat dari

kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.



Copyright © 2000 - 2076