BERLOMBA - LOMBA MERAIH KEPENTINGAN DUNIAWI
Bentuk berlomba-lomba meraih kepentingan duniawi diantaranya mengabaikan
sikap hati-hati dan selektif dalam memperoleh makanan, minuman, pakaian,
kendaraan dan kebutuhan hidup lainnya. Memandang hina terhadap nikmat
Allah, tidak ridha terhadap nikmat Allah, ketetapan-Nya dan takdir-Nya.
Menyibukkan diri secara terus menerus dalam mengupayakan pencarian
dunia, melupakan akhirat secara total dan jarang mengingat akhirat.
Membicarakan kehidupan dunia, kemewahan, keindahannya dan cara-cara
untuk meraihnya secara terus-menerus. Allah swt berfirman, "Ketahuilah
bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegahan antara kamu dan berbangga-
banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-
tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah
serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan)
ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia
yang besar." (QS al-Hadid: 20-21)
***
Rasulullah saw bersabda, "Bergembiralah kamu dan berharaplah dengan
yang menyenangkan kamu. Demi Allah, menghawatirkan kemiskinan yang
akan menimpa kamu. Yang aku khawatirkan ialah bila dunia dilapangkan
untukmu sebagaimana telah dilapangkan untuk kaum sebelum kamu, lalu
kamu berlomba-lomba meraihnya sebagaimana dahulu mereka berlomba-
lomba dan dunia pun membinasakan kamu, sebagaimana ia telah
membinasakan mereka." (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
"Aku mendahului kalian dan aku menjadi saksi untukmu. Demi Allah,
sesungguhnya aku sekarang benar-benar melihat telagaku. Sesungguhnya
aku diberi kunci-kunci gudang perbendaharaan bumi atau kunci-kunci
bumi. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak menghawatirkan kamu akan
syirik sepeninggalku, namun yang aku takutkan ialah kamu berlomba-
lomba dalam meraih dunia." (HR Bukhari dan Muslim)
"Perkara yang paling aku khawatirkan menimpamu dari apa yang
dikeluarkan Allah bagimu ialah kembang dunia." Para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah kembang dunia itu?" Beliau bersabda,
"Aneka barakah dunia." (HR Bukhari dan Muslim)
***
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan kepada kita
agar dunia yang dititipi-Nya ini diarahkan kepada amal akhirat.
Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya, "Dan carilah dari apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat
dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi ... " (QS al-Qashash: 77)
Faktor-faktor penyebab perlombaan meraih kepentingan duniawi diantaranya
adalah lalai terhadap hakikat dunia. Allah swt menciptakan kehidupan dunia
sebagai sarana bagi manusia untuk mencapai kehidupan akhirat. Allah swt
menjadikan kehidupan dunia berikut keindahannya sebagai ujian dan cobaan.
Allah swt berfirman, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
pada apa-apa yang diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, 'Inginkah aku kabarkan
kepadamu apa yang baik dari yang demikian itu?' Untuk orang-orang yang
bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula)
istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya." (QS Ali Imran: 14-15)
***
" ... Katakanlah, 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan di
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu
tidak akan dianiaya sedikit pun." (QS an-Nisa': 7)
"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu ... " (QS Fathir: 5)
***
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-
orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan." (QS Hud: 15-16)
"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kemikmatan
hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak
memahaminya?" (QS al-Qashash: 60)
***
Faktor lainnya yang menyebabkan perlombaan meraih kepentingan dunia
yaitu hidup dalam lingkungan yang disibukkan oleh perlombaan dan kompetisi
pencarian dunia, sedangkan dia tidak memiliki benteng yang memadai yang
dapat melindunginya dari pengaruh lingkungan tersebut, maka dia
pasti akan berlomba meraih kepentingan dunia.
***
Lalai terhadap kematian dan akhirat merupakan salah satu penyebab terjerumusnya
orang ke dalam perlombaan meraih kepentingan duniawi. Setiap orang harus ingat,
bahwa meskipun dia berusia panjang, dia pasti akan mati. Dia akan berpindah dari
negeri yang satu ke negeri akhirat sehingga dia bertemu dengan Tuhannya.
Dia akan dimintai pertanggungjawabannya selama dia hidup di dunia.
Allah swt berfirman, "Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?" (QS al-Mu'minun: 115)
"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang
apa yang telah mereka kerjakan dahulu." (QS al-Hijr: 92-93)
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (QS at-Takatsur: 8)
*** *** ***
Perlombaan meraih kepentingan dunia menimbulkan akibat buruk, baik itu
bersifat duniawi maupun ukhrawi. Kegelisahan dan kekacauan jiwa merupakan
salah satu akibat yang akan dirasakan oleh mereka yang berlomba-lomba
meraih kepentingan dunia. Orang yang hanya memikirkan kehidupan keduniaan
saja, tidak akan merasakan ketenangan jiwa karena dia takut dunia akan
meninggalkannya. Akibat lainnya yaitu membenci kematian dan akhirat.
*** *** ***
Cara mengatasi bahaya berlomba-lomba meraih kepentingan dunia
diantaranya yaitu dengan meyakini dengan penuh bahwa perolehan meraih
kepentingan dunia itu berlangsung sesuai dengan takdir. Walaupun
seseorang menyiksa dirinya, berlomba dengan orang lain dalam meraih
dunia, maka dia tidak akan memperoleh dunia yang melebihi kadar yang
telah ditetapkan Allah swt. Memahami hakikat dunia bahwa dunia itu
bukanlah tujuan atau sasaran, namun merupakan sarana mencapai tujuan
dan sasaran. Seorang Muslim hendaknya menarik diri atau ditarik oleh
orang lain dari lingkungan yang berlomba-lomba meraih kepentingan dunia,
kemudian menggabungkan dirinya ke lingkungan yang menghendaki Allah,
Rasul-Nya dan akhirat tanpa melupakan bagiannya di dunia. Seorang
Muslim harus memandang kenikmatan dunia bukan sebagai perlombaan,
namun sebagai ujian dan dia khawatir dirinya gagal dalam ujian tersebut.
***
Membaca Kitab Allah, sunnah dan sirah Nabi Muhammad saw mengenai
hakikat dunia jika dibandingkan dengan hakikat akhirat. Mengingat
kematian dan akhirat, keadaan saat sakratul maut serta saat ketika
memasuki kubur. Mengingat bahwa dunia itu terbagi atas dua perkara.
Pertama, dunia untukku. Maka ia tidak akan disegerakan sebelum tiba
waktunya, walaupun aku meminta dan berusaha mendpatkannya dengan
segala cara. Kedua, dunia untuk orang lain. Itulah dunia yang tidak
aku raih pada masa lalu dan aku pun tidak mengharapkannya pada masa
yang akan datang. Dunia milik orang tidak akan pernah kuterima,
sebagaimana dunia milikku tidak akan pernah diterima oleh orang lain.
Lalu, pada dunia manakah saya menghabiskan usia saya?
***
Mengingat bahwa manusia itu terbagi atas dua jenis. Pertama, orang
yang bekerja di dunia untuk dunia. Maka, dunianya akan melalaikan
akhiratnya. Dia khawatir orang lain menyebabkannya miskin. Kemudian
dia pun menghabiskan usianya untuk menzalimi orang lain. Kedua, orang
yang bekerja di dunia untuk akhirat. Maka, dunianya tidak akan
melalaikan akhiratnya. Dia tetap memperoleh bagiannya di dunia dan di
akhirat dia dapat mempertanggungjawabkan nikmat dunia yang telah
diperolehnya. Selalu merasa diawasi (muraqabah) oleh Allah swt pada
saat sendiri atau di tengah keramaian. Muraqabah itu perlu diikuti
dengan perbaikan perilaku, instropeksi dan bertobat dari
kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.