Penyakit Hati 23

FUTUR
 
Futur, secara bahasa mempunyai dua makna. Pertama yaitu terputus setelah

bersambung, terdiam setalah bergerak terus. Kedua yaitu malas, lamban atau

kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit

yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang

paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus

melakukan ibadah. Faktor-faktor penyebab futur diantaranya yaitu

berlebihan dalam beragama. Maksudnya, berlebihan dalam beribadah

tanpa menyediakan waktu istirahat dan gizi yang cukup untuk tubuhnya.

Hal ini akan mendatangkan kejenuhan dan kemalasan. Pada akhirnya, yang

bersangkutan akan berhenti atau meninggalkan kewajiban beribadah.

Bahkan, terkadang menyebabkan seseorang menempuh jalan kemaksiatan,

kebalikan dari jalan ketaatan. Jadi, seseorang berubah dari rajin

beribadah menjadi lalai beribadah. Barangkali, inilah rahasianya mengapa

Islam melarang ummatnya untuk berlebihan dalam beragama. Rasulullah saw

bersabda, "Jauhkanlah dirimu dari sikap berlebihan dalam beragama

(beribadah). Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa

akibat berlebih-lebihan dalam beragama." (HR Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya agama itu

mudah. Bila seseorang memberatkan agamanya, maka agama itu

akan menyiksanya." (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda, "Beramallah kamu sesuai

dengan kemampuanmu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jenuh

hingga kamu jenuh sendiri. Dan, sesungguhnya amal yang paling

disukai Allah adalah amal yang paling langgeng meskipun

sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Berlebihan dalam menjalankan perkara yang mubah, seperti berlebihan

dalam makan dan minum. Hal ini akan membuat badan menjadi gemuk dan

mudah dikuasai nafsu. Selanjutnya yang bersangkutan terasa berat dan

malas beribadah, jika tidak terhenti sama sekali melakukan ibadah.

Allah swt berfirman, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah

di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tetapi janganlah

kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebihan
." (QS al-A'raf: 31)

Rasulullah saw bersabda, "Tak ada tempat yang lebih buruk daripada

perut manusia yang diisi penuh ... " (HR Turmudzi)

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur dalam beragama yaitu

memisahkan diri dari jamaah dan hidup menyendiri. Sesungguhnya jalan

(menuju Allah) itu panjang, jauh, banyak rintangan, bertahap-tahap dan

membutuhkan pembaharuan. Maka, jika seorang Muslim berjalan

bersama jamaah, dia selalu baru semangatnya, kuat kehendaknya dan

benar pendiriannya. Sebaliknya, seorang Muslim yang memisahkan diri

dari jamaah tidak dapat memperbaharui semangatnya, menguatkan

kehendaknya atau meninggikan cita-citanya. Dia berzikir kepada Allah,

namun kemudian menjadi jenuh dan akhirnya menjadi malas-malasan,

jika bukan berhenti sama sekali dari zikir tersebut.

Allah swt berfirman, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali

(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ...
." (QS Ali 'Imran: 103)

" ... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran ...
." (QS al-Ma'idah: 2)

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah

satu jengkal saja, maka dia nyata-nyata telah melepaskan tali

Islam dari lehernya." (HR Bukhari)

***

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur adalah kurang

mengingat mati dan kehidupan akhirat. Hal ini mengakibatkan

hilangnya kehendak, lemahnya kemmauan dan hilangnya semangat,

bahkan terkadang menyebabkan terhentinya ibadah. Dari keterangan

ini kita memahami hikmah perintah Rasulullah saw untuk berziarah

kubur, setelah sebelumnya beliau melarangnya. Rasulullah saw

bersabda, "Saya pernnah melarang kamu berziarah kubur, tapi

sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur akan membuat kamu

zuhud terhadap dunia dan ingat akan akhirat." (HR Ahmad)

Futur dapat menimpa seseorang yang lalai terhadap amal sehari-

hari. Amal sehari-ari yang dimaksud adalah seperti ketiduran

di waktu shalat Subuh karena bergadang dan mengobrol yang tidak

bermanfaat setelah shalat Isya, tidak membaca al-Qur'an, tidak

berzikir, berdoa dan beristighfar serta amalan lainnya.

Semua itu ada dampak negatifnya. Dimulai dari mengendurnya

semangat untuk beribadah, di mana orang yang seperti akan

menjadi malas dan merasa berat untuk beribadah sampai

pada keadaan berhenti sama sekali dari beribadah.

Rasulullah saw bersabda, "Setan akan mengikat tengkuk seseorang

dari kamu ketika dia tidur dengan tiga ikatan. Setiap satu ikatan,

setan berkata, 'Atas kamu malam yang panjang, maka tidurlah kamu.'

Jika dia bangun, lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan.

Jika dia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat,

lepaslah ikatan ketiga sehingga dia merasa segar dan hatinya merasa

enak. Jika dia tidak melakukan yang demikian itu maka dia menjadi

malas dan buruklah hatinya." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Mengosumsi makanan haram atau syubhat dapat menyebabkan

seseorang futur. Allah swt berfirman, "Hai sekalian manusia,

makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.

Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena

sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu
."

(QS al-Baqarah: 168)

Rasulullah saw bersabda, "Setiap jasad yang tumbuh dari sesuatu yang

haram, maka nerakalah yang lebih pantas baginya." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu

dan pilihlah apa-apa yang tidak meragukanmu." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw pernah memberikan bimbingan dengan tindakan nyata

kepada kaum Muslim. Ketika beliau menemukan korma di jalan, beliau

tidak memakannya. Beliau berkata, "Jika aku tidak khawatir bahwa

ini sedekah, niscaya aku memakannya." (HR Bukhari dan Muslim)

Futur yang menimpa seseorang dapat juga disebabkan karena

melalaikan hak badan dengan menanggung beban yang berat dan

banyak kewajiban. Mereka menelantarkan badan mereka dengan hanya

sedikit beristirahat. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Tuhan-

mu memiliki hak yang harus kamu penuhi, dirimu memiliki hak yang

harus kamu penuhi dan keluargamu memiliki hak yang harus kamu

penuhi. Maka berikanlah hak-hak mereka." (HR Bukhari)

Futur mempunyai dampak negatif, diantaranya dapat mengurangi kegairahan

dalam menjalankan ketaatan. Karena itu, Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah,

aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan. Aku berlindung

kepada-Mu dari rasa sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu

dari rasa takut dan sifat kikir. Dan aku berlidung kepada-Mu dari

cengkeraman hutang dan penindasan orang." (HR Abu Dawud)

***

Rasulullah saw bersabda, "Jika Allah menghendaki kebaikan pada

hamba-Nya, maka Dia akan melakukannya." Ada yang bertanya,

"Bagaimana Allah melakukannya?" Berkata Rasulullah saw, "Allah

akan memberikan taufik kepadanya agar dia beramal saleh,

kemudian Allah mencabut nyawanya." (HR Turmudzi)

Wasiat Rasulullah saw mengenai futur, diantaranya yaitu:

"Sesungguhnya seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni neraka,

padahal dia termasuk penghuni surga. Sebaliknya, seorang hamba beramal

sebagaimana amal penghuni surga, padahal dia termasuk penghuni neraka.

Sesungguhnya semua amal yang dinilai adalah akhirnya (penutupnya)."

(HR Bukhari)

"Janganlah kamu kagum terhadap amal seseorang hingga kamu

melihat dengan apa dia menutup amalnya." (HR Ahmad)

Cara-cara menanggulangi futur yaitu dengan menjauhkan diri dari maksiat

dan amal buruk, besar maupun kecil. Karena maksiat merupakan api yang

akan membakar hati dan mendatangkan kemurkaan Allah. Barangsiapa

dimurkai Allah, dia jelas-jelas dalam kerugian. Allah swt berfirman,

" ... Dan barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, sungguh binasalah dia."

(QS Thaha: 81)

Tekun dan teratur mengerjakan amalan sehari-hari seperti zikir, istighfar,

membaca al-Qur'an, berdoa, shalat tahajud, bermunajat di waktu menjelang

shalat Subuh dan amalan lainnya. Itu semua akan melahirkan iman yang

baik, menambah semangat dan kemauan keras untuk beribadah.

***

Sedikit mengendurkan kerja keras dalam agama Allah. Yang dimaksudkan

dengan mengendurkan kerja keras bukannya meninggalkan atau berhenti

beribadah, tetapi ini dalam rangka efisiensi (tenaga) dan mewujudkan

ibadah yang sedang-sedang saja (tidak berlebihan). Hal ini akan

menambah semangat dan membantu kelanggengan dalam beribadah.

Rasulullah saw bersabda, "Hai manusia, beramallah kamu sesuai dengan

kemampuanmu. Karena Allah tidak akan jenuh hingga kamu sendiri yang

jenuh. Sesungguhnya amal yang lebih dicintai oleh Allah adalah amal

yang langgeng, meskipun sedikit. Dan keluarga Muhammad saw, bila

melakukan amal, mereka akan melanggengkannya." (HR Muslim)

'Abdullah bin 'Umar bin 'Ash ra menceritakan bahwa Rasulullah saw

berkata kepadanya, "Hai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan.

Dia pernah rajin beribadah di waktu malam, tapi kemudian tidak lagi."

(HR Bukhari dan Muslim)

***

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,

"Apabila saya melarang kamu untuk melakukan sesuatu, maka

jauhilah; bila saya memerintahkan kamu melakukan sesuatu,

maka lakukanlah semampumu." (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw juga bersabda, "Jika salah seorang diantara kamu

mengantuk --- padahal dia sedang shalat --- maka sebaiknya dia tidur

hingga hilang rasa kantuknya. Karena, jika seseorang shalat dalam

keadaan mengantuk, dia tidak tahu apakah dia tidur atau beristighfar.

Maka tercelalah jiwanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Membiasakan membaca buku-buku biografi dan sejarah. Karena buku-buku

tersebut berisi informasi mengenai orang-orang yang rajin beramal

saleh dan bersungguh-sungguh yang mempunyai kemauan kuat. Ini akan

menghibur dan membangkitkan keinginan untuk mengikuti mereka.

Allah swt berfirman, "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal
." (QS Yusuf: 111)

***

Mengingat mati dan hidup sesudah mati, seperti pertanyaan dalam kubur,

kegelapan alam kubur, hari kebangkitan dan Padang Mahsyar. Hal ini akan

menyadarkan kita dari tidur panjang dan akan menambah semangat beribadah.

Mengingat surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, baik kenikmatan

maupun siksaan. Ini akan menghilangkan rasa kantuk, menambah semangat

dan meneguhkan kemauan untuk beribadah. Mengambil agama (Islam) secara

menyeluruh, tidak hanya mengambil sebagian dan melepaskan sebagian yang

lain. Selalu mawas diri. Allah swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,

bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa

yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan
." (QS Hasyr: 18)

Copyright © 2000 - 2076