FUTUR
Futur, secara bahasa mempunyai dua makna. Pertama yaitu terputus setelah
bersambung, terdiam setalah bergerak terus. Kedua yaitu malas, lamban atau
kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit
yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang
paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus
melakukan ibadah. Faktor-faktor penyebab futur diantaranya yaitu
berlebihan dalam beragama. Maksudnya, berlebihan dalam beribadah
tanpa menyediakan waktu istirahat dan gizi yang cukup untuk tubuhnya.
Hal ini akan mendatangkan kejenuhan dan kemalasan. Pada akhirnya, yang
bersangkutan akan berhenti atau meninggalkan kewajiban beribadah.
Bahkan, terkadang menyebabkan seseorang menempuh jalan kemaksiatan,
kebalikan dari jalan ketaatan. Jadi, seseorang berubah dari rajin
beribadah menjadi lalai beribadah. Barangkali, inilah rahasianya mengapa
Islam melarang ummatnya untuk berlebihan dalam beragama. Rasulullah saw
bersabda, "Jauhkanlah dirimu dari sikap berlebihan dalam beragama
(beribadah). Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa
akibat berlebih-lebihan dalam beragama." (HR Ahmad)
Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya agama itu
mudah. Bila seseorang memberatkan agamanya, maka agama itu
akan menyiksanya." (HR Bukhari)
Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda, "Beramallah kamu sesuai
dengan kemampuanmu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jenuh
hingga kamu jenuh sendiri. Dan, sesungguhnya amal yang paling
disukai Allah adalah amal yang paling langgeng meskipun
sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)
***
Berlebihan dalam menjalankan perkara yang mubah, seperti berlebihan
dalam makan dan minum. Hal ini akan membuat badan menjadi gemuk dan
mudah dikuasai nafsu. Selanjutnya yang bersangkutan terasa berat dan
malas beribadah, jika tidak terhenti sama sekali melakukan ibadah.
Allah swt berfirman, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah
di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tetapi janganlah
kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebihan." (QS al-A'raf: 31)
Rasulullah saw bersabda, "Tak ada tempat yang lebih buruk daripada
perut manusia yang diisi penuh ... " (HR Turmudzi)
Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur dalam beragama yaitu
memisahkan diri dari jamaah dan hidup menyendiri. Sesungguhnya jalan
(menuju Allah) itu panjang, jauh, banyak rintangan, bertahap-tahap dan
membutuhkan pembaharuan. Maka, jika seorang Muslim berjalan
bersama jamaah, dia selalu baru semangatnya, kuat kehendaknya dan
benar pendiriannya. Sebaliknya, seorang Muslim yang memisahkan diri
dari jamaah tidak dapat memperbaharui semangatnya, menguatkan
kehendaknya atau meninggikan cita-citanya. Dia berzikir kepada Allah,
namun kemudian menjadi jenuh dan akhirnya menjadi malas-malasan,
jika bukan berhenti sama sekali dari zikir tersebut.
Allah swt berfirman, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ... ." (QS Ali 'Imran: 103)
" ... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran ... ." (QS al-Ma'idah: 2)
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah
satu jengkal saja, maka dia nyata-nyata telah melepaskan tali
Islam dari lehernya." (HR Bukhari)
***
Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur adalah kurang
mengingat mati dan kehidupan akhirat. Hal ini mengakibatkan
hilangnya kehendak, lemahnya kemmauan dan hilangnya semangat,
bahkan terkadang menyebabkan terhentinya ibadah. Dari keterangan
ini kita memahami hikmah perintah Rasulullah saw untuk berziarah
kubur, setelah sebelumnya beliau melarangnya. Rasulullah saw
bersabda, "Saya pernnah melarang kamu berziarah kubur, tapi
sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur akan membuat kamu
zuhud terhadap dunia dan ingat akan akhirat." (HR Ahmad)
Futur dapat menimpa seseorang yang lalai terhadap amal sehari-
hari. Amal sehari-ari yang dimaksud adalah seperti ketiduran
di waktu shalat Subuh karena bergadang dan mengobrol yang tidak
bermanfaat setelah shalat Isya, tidak membaca al-Qur'an, tidak
berzikir, berdoa dan beristighfar serta amalan lainnya.
Semua itu ada dampak negatifnya. Dimulai dari mengendurnya
semangat untuk beribadah, di mana orang yang seperti akan
menjadi malas dan merasa berat untuk beribadah sampai
pada keadaan berhenti sama sekali dari beribadah.
Rasulullah saw bersabda, "Setan akan mengikat tengkuk seseorang
dari kamu ketika dia tidur dengan tiga ikatan. Setiap satu ikatan,
setan berkata, 'Atas kamu malam yang panjang, maka tidurlah kamu.'
Jika dia bangun, lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan.
Jika dia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat,
lepaslah ikatan ketiga sehingga dia merasa segar dan hatinya merasa
enak. Jika dia tidak melakukan yang demikian itu maka dia menjadi
malas dan buruklah hatinya." (HR Bukhari dan Muslim)
***
Mengosumsi makanan haram atau syubhat dapat menyebabkan
seseorang futur. Allah swt berfirman, "Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.
Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena
sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu."
(QS al-Baqarah: 168)
Rasulullah saw bersabda, "Setiap jasad yang tumbuh dari sesuatu yang
haram, maka nerakalah yang lebih pantas baginya." (HR Turmudzi)
Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu
dan pilihlah apa-apa yang tidak meragukanmu." (HR Turmudzi)
Rasulullah saw pernah memberikan bimbingan dengan tindakan nyata
kepada kaum Muslim. Ketika beliau menemukan korma di jalan, beliau
tidak memakannya. Beliau berkata, "Jika aku tidak khawatir bahwa
ini sedekah, niscaya aku memakannya." (HR Bukhari dan Muslim)
Futur yang menimpa seseorang dapat juga disebabkan karena
melalaikan hak badan dengan menanggung beban yang berat dan
banyak kewajiban. Mereka menelantarkan badan mereka dengan hanya
sedikit beristirahat. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Tuhan-
mu memiliki hak yang harus kamu penuhi, dirimu memiliki hak yang
harus kamu penuhi dan keluargamu memiliki hak yang harus kamu
penuhi. Maka berikanlah hak-hak mereka." (HR Bukhari)
Futur mempunyai dampak negatif, diantaranya dapat mengurangi kegairahan
dalam menjalankan ketaatan. Karena itu, Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan. Aku berlindung
kepada-Mu dari rasa sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu
dari rasa takut dan sifat kikir. Dan aku berlidung kepada-Mu dari
cengkeraman hutang dan penindasan orang." (HR Abu Dawud)
***
Rasulullah saw bersabda, "Jika Allah menghendaki kebaikan pada
hamba-Nya, maka Dia akan melakukannya." Ada yang bertanya,
"Bagaimana Allah melakukannya?" Berkata Rasulullah saw, "Allah
akan memberikan taufik kepadanya agar dia beramal saleh,
kemudian Allah mencabut nyawanya." (HR Turmudzi)
Wasiat Rasulullah saw mengenai futur, diantaranya yaitu:
"Sesungguhnya seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni neraka,
padahal dia termasuk penghuni surga. Sebaliknya, seorang hamba beramal
sebagaimana amal penghuni surga, padahal dia termasuk penghuni neraka.
Sesungguhnya semua amal yang dinilai adalah akhirnya (penutupnya)."
(HR Bukhari)
"Janganlah kamu kagum terhadap amal seseorang hingga kamu
melihat dengan apa dia menutup amalnya." (HR Ahmad)
Cara-cara menanggulangi futur yaitu dengan menjauhkan diri dari maksiat
dan amal buruk, besar maupun kecil. Karena maksiat merupakan api yang
akan membakar hati dan mendatangkan kemurkaan Allah. Barangsiapa
dimurkai Allah, dia jelas-jelas dalam kerugian. Allah swt berfirman,
" ... Dan barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, sungguh binasalah dia."
(QS Thaha: 81)
Tekun dan teratur mengerjakan amalan sehari-hari seperti zikir, istighfar,
membaca al-Qur'an, berdoa, shalat tahajud, bermunajat di waktu menjelang
shalat Subuh dan amalan lainnya. Itu semua akan melahirkan iman yang
baik, menambah semangat dan kemauan keras untuk beribadah.
***
Sedikit mengendurkan kerja keras dalam agama Allah. Yang dimaksudkan
dengan mengendurkan kerja keras bukannya meninggalkan atau berhenti
beribadah, tetapi ini dalam rangka efisiensi (tenaga) dan mewujudkan
ibadah yang sedang-sedang saja (tidak berlebihan). Hal ini akan
menambah semangat dan membantu kelanggengan dalam beribadah.
Rasulullah saw bersabda, "Hai manusia, beramallah kamu sesuai dengan
kemampuanmu. Karena Allah tidak akan jenuh hingga kamu sendiri yang
jenuh. Sesungguhnya amal yang lebih dicintai oleh Allah adalah amal
yang langgeng, meskipun sedikit. Dan keluarga Muhammad saw, bila
melakukan amal, mereka akan melanggengkannya." (HR Muslim)
'Abdullah bin 'Umar bin 'Ash ra menceritakan bahwa Rasulullah saw
berkata kepadanya, "Hai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan.
Dia pernah rajin beribadah di waktu malam, tapi kemudian tidak lagi."
(HR Bukhari dan Muslim)
***
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Apabila saya melarang kamu untuk melakukan sesuatu, maka
jauhilah; bila saya memerintahkan kamu melakukan sesuatu,
maka lakukanlah semampumu." (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw juga bersabda, "Jika salah seorang diantara kamu
mengantuk --- padahal dia sedang shalat --- maka sebaiknya dia tidur
hingga hilang rasa kantuknya. Karena, jika seseorang shalat dalam
keadaan mengantuk, dia tidak tahu apakah dia tidur atau beristighfar.
Maka tercelalah jiwanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Membiasakan membaca buku-buku biografi dan sejarah. Karena buku-buku
tersebut berisi informasi mengenai orang-orang yang rajin beramal
saleh dan bersungguh-sungguh yang mempunyai kemauan kuat. Ini akan
menghibur dan membangkitkan keinginan untuk mengikuti mereka.
Allah swt berfirman, "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS Yusuf: 111)
***
Mengingat mati dan hidup sesudah mati, seperti pertanyaan dalam kubur,
kegelapan alam kubur, hari kebangkitan dan Padang Mahsyar. Hal ini akan
menyadarkan kita dari tidur panjang dan akan menambah semangat beribadah.
Mengingat surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, baik kenikmatan
maupun siksaan. Ini akan menghilangkan rasa kantuk, menambah semangat
dan meneguhkan kemauan untuk beribadah. Mengambil agama (Islam) secara
menyeluruh, tidak hanya mengambil sebagian dan melepaskan sebagian yang
lain. Selalu mawas diri. Allah swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan." (QS Hasyr: 18)
Copyright © 2000 - 2076