Penyakit Hati 24

WAWASAN SEMPIT

Wawasan Sempit berarti sempitnya sudut pandang dan pengamatan;

terbatasnya pandangan atau lemahnya penglihatan. Jelasnya, lemahnya

pandangan yang menyebabkan terbatasnya daya pikir atau nalar

sehingga tidak mampu melampaui ruang dan waktu. Lemahnya pandangan

menyebabkan terbatasnya nalar pada hal-hal yang dekat saja, tidak

mampu memandang hal-hal yang jauh dan tidak mampu menganalisis

dampak serta konsekuensi yang akan muncul. Allah swt berfirman,

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau

mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi

yang buta, ialah hati yang di dalam dada
." (QS al-Hajj: 46)

***

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berwawasan sempit

yaitu lingkungan keluarga dan sosial, bergaul dengan orang-orang yang

berwawasan sempit, menyendiri atau mengasingkan diri dan tidak

memahami peran atau tugas manusia di muka bumi. Allah swt berfirman,

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi
... '" (QS al-Baqarah: 30)

Allah swt berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka menyembah-Ku (mengabdi kepada-Ku)
."

(QS adz-Dzariyat: 56)

Agar manusia sukses mengemban tugasnya sebagai khalifah, ia harus

memiliki wawasan luas dan pandangan yang jauh ke depan.

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang berwawasan sempit yaitu

tidak memahami hakikat dan cakupan ajaran Islam. Allah swt berfirman,

" ... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah

Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam

itu jadi agama bagimu
... " (QS al-Maa'idah: 3)

Mengajak manusia kepada hakikat ajaran Islam memerlukan adanya

hikmah dan hikmah memerlukan adanya wawasan yang luas dan

pandangan yang jauh. Orang yang berwawasan sempit juga dapat

disebabkan lemahnya hubungan dengan Allah swt. Ia tidak memelihara

diri dari dosa-dosa kecil, lalai terhadap kewajiban sehari-harinya

sebagai seorang muslim dan menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat

baik. Semua ini menyebabkan seseorang tertutup dari hikmah Allah swt.

***

Tanda-tanda yang menunjukkan seseorang berwawasan sempit adalah

bereaksi keras ketika suatu perbuatan sunah diabaikan tetapi

tidak perduli ketika suatu kewajiban diabaikan. Contohnya,

tidak menghargai orang yang tidak bersiwak tetapi perasaannya

tidak tergerak sedikit pun ketika melihat hukum Allah swt

diinjak-injak di bumi ini. Mengatasi masalah-masalah yang

menimpa ummat Islam dengan cara langsung secara lahiriah,

tanpa mencari sumber penyakitnya atau asal masalahnya.

Misalnya, penanggulangan masalah minuman keras yang hanya

dilakukan dengan menghancurkan. Padahal, pengobatan yang

sebenarnya adalah dengan mewujudkan pemerintahan

yang menegakkan hukum Allah swt di bumi ini.

***

Wawasan sempit dapat diatasi dengan beberapa cara,

diantaranya yaitu dengan membiasakan diri untuk memikul

tanggung jawab sejak kecil. Dengan ini, manusia akan

mendapat pengalaman yang banyak. Ini akan mengembangkan

kemampuan dan daya berpikirnya. Bila sejak kecil terbiasa

melatih diri memecahkan masalah, seseorang akan berwawasan

luas dan berpandangan jauh ke depan setelah dewasa.

Tidak bergaul dengan orang-orang yang berwawasan sempit.

Memahami secara mendalam hakikat dan kandungan ajaran

Islam. Memahami kondisi, metode dan strategi musuh

yang hendak menghancurkan Islam. Berusaha hidup

sesuai dengan sunnah Rasulullah saw.

***

Rasulullah saw tidak segera menghancurkan berhala-berhala

yang ada di sekitar Ka'bah dan meratakannya dengan tanah,

tetapi beliau saw baru melakukannya pada tahun ke delapan

Hijriah setelah penaklukan kota Mekah. Hal tersebut Rasulullah saw

lakukan, karena beliau saw melihat bahwa menghancurkan berhala

lebih dahulu sebelum menghancurkan keberhalaan yang ada di dalam

hati, yang mengajak kepada kemusyrikan, dosa dan perbuatan hina

justru akan membuat mereka (para penyembah berhala) mendirikan

kembali berhala-berhala dari emas, sebagai ganti dari berhala yang

terbuat dari batu yang dihancurkan Nabi saw. Bahkan jumlahnya akan

bertambah dua kali lipat. Karena itu Rasulullah saw menangguhkan

penghancuran berhala-berhala tersebut hingga saat penaklukan

kota Mekah yaitu tahun ke delapan Hijriah.

***

Rasulullah saw lebih memilih menghancurkan berhala yang ada di

hati manusia. Ketika kondisi jiwa sudah baik dan telah mantap

mengikuti manhaj Allah swt, di mana sudah ada hubungan antara

jiwa dengan ajaran Allah swt, barulah Rasulullah saw memimpin

orang-orang menaklukan kota Mekah dan menghancurkan

berhala-berhala yang ada di sekeliling Ka'bah.

Membina hubungan baik dengan Allah swt. Barangsiapa meninggalkan

perbuatan maksiat dan perbuatan dosa kecil dan besar, tekun

mengerjakan amal saleh, di waktu siang maupun malam, selalu

melakukan kebaikan-kebaikan maka ia akan mewarisi hikmah yang

diantara tandanya adalah berwawasan luas dan berpandangan jauh

ke depan. Mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa sejarah.


TERGESA - GESA
 
Tergesa-gesa atau isti'jal yakni buru-buru atau cepat-cepat. Orang yang

tergesa-gesa artinya orang yang menuntut segala sesuatu secara cepat-

cepat, buru-buru atau segera. Definisi isti'jal secara istilah yaitu

menghendaki perubahan keadaan yang ada dalam kehidupan kaum Muslim

dalam waktu singkat tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada, serta

tanpa program dan persiapan yang baik untuk memulainya. Seolah-olah,

begitu memejamkan mata kemudian membukanya, tiba-tiba terlihat segala

sesuatunya telah kembali ke fitrahnya yaitu kebodohan hilang, panji

Islam naik dan setiap manusia menemukan kembali rasa kemanusiaannya.

Tergesa-gesa merupakan bagian dari watak manusia. Ini diakui oleh

Allah swt. Firman Allah swt, "Dan manusia berdoa untuk kejahatan

sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia

bersifat tergesa-gesa
." (QS Yunus: 11)

Tergesa-gesa dalam pandangan Islam tebagi dua yaitu tergesa-gesa yang

terpuji dan tergesa-gesa yang tercela. Tergesa-gesa yang terpuji yaitu

tergesa-gesa yang lahir dari perhitungan yang dalam, mengetahui dengan

baik akibat yang akan ditimbulkannya, didasari pada pengetahuan terhadap
 
situasi dan kondisi yang ada serta memiliki persiapan yang bagus.

Sedangkan tergesa-gesa yang tercela yaitu tergesa-gesa yang dilakukan

seseorang tanpa perhitungan matang dan tanpa persiapan yang baik.

*** *** ***

Tanda seseorang yang tergesa-gesa diantaranya ialah orang tersebut

cenderung ingin tampil ke muka sebelum mempunyai kemampuan yang

mantap dan persiapan yang matang. Faktor-faktor penyebab tergesa-

gesa yaitu dorongan hawa nafsu. Karena itu, jika seseorang tidak

dapat mengendalikan nafsunya dengan akalnya maka dia akan berbuat

tergesa-gesa. Faktor lainnya yaitu naiknya suhu keimanan. Karena,

iman yang menguat dan badan yang memungkinkan akan menyebabkan

seseorang beramal secara berlebihan, di mana mudaratnya atau

dampak buruknya lebih besar daripada manfaat yang ditimbulkannya.

***

Tersebarnya kemungkaran dan tidak mempunyai cara untuk mengikisnya

akan menimbulkan sikap tergesa-gesa. Tidak setiap kemungkaran wajib

dibasmi sesegera mungkin. Pembasmiannya harus tidak menimbulkan

kemungkaran yang lebih besar. Jika menimbulkan kemungkaran yang lebih

besar maka kita meredam diri dahulu, meski hati kita benci, sambil

mencari jalan apa yang terbaik untuk membasmi kemungkaran tersebut.

Setelah itu, jika datang kesempatan yang baik untuk membasmi kemungkaran

maka kita langsung bertindak. Contoh yang perlu diteladani dari sunah

Rasulullah saw diantaranya ketika Muhammad saw diangkat menjadi Rasul,

sekeliling Ka'bah dipenuhi patung-patung yang tingginya melebihi tinggi

Ka'bah. Namun Rasulullah saw menghancurkan patung-patung tersebut

setelah beliau saw dan kaum muslimin lainnya menaklukkan kota Mekah

pada tahun delapan hijriyah. Jadi selama 21 tahun, yakni dari saat

Muhammad saw diangkat menjadi rasul sampai saat penaklukkan kota

Mekah, patung-patung yang berada di sekitar Ka'bah tersebut dibiarkan.

Langkah tersebut Rasulullah saw ambil karena beliau yakin, bila beliau

langsung menghancurkan patung-patung itu pada masa-masa awal

kerasulannya, yakni sebelum beliau mengubah keyakinan masyarakat

Arab, niscaya orang-orang Arab akan bereaksi dengan membuat patung

lebih banyak lagi. Dengan begitu, maka dosa akan menjadi besar dan

bahaya akan memuncak. Karena itu beliau tidak melakukannya.

Rasulullah saw lebih dahulu mempersiapkan dan membersihkan jiwa

masyarakatnya. Setelah itu, barulah beliau mengajak mereka menakluk-

kan Mekah dan menghancurkan patung-patung di sekeliling Ka'bah.

***

Sikap tergesa-gesa dapat juga timbul karena tidak kuat menghadapi

kesulitan dan rintangan. Sebagian orang memiliki keberanian dan jiwa

yang panas. Dia berani melakukan apa saja, meski resikonya mati.

Sayangnya, dia tidak tahan dan tidak sabar menghadapi rintangan dan

kesulitan untuk waktu yang cukup lama. Seorang Muslim harus memiliki

kesabaran, mampu menahan diri, tahan siksaan, kuat menghadapi kesulitan

untuk waktu yang lama dan selalu bersungguh-sungguh hingga akhir

hayatnya. Karena itu, kita selalu melihat seseorang yang tergesa-

gesa karena ingin segera lepas dari kesulitan akan mendapatkan

hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

***

Lalai akan sunatullah dalam alam akan menimbulkan ketergesa-gesaan

dalam bertindak. Sunatullah dalam alam diantaranya yaitu Allah swt

menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, padahal Dia mampu

menciptakan semuanya dalam waktu sangat singkat dengan hanya berkata,

"Jadilah!" Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Allah, jika menghendaki

(membuat) sesuatu, cukup berkata, 'Jadilah kamu,' maka

sesuatu itu jadi
." (QS Yasin: 82)

Lalai akan sunatullah dalam syariat juga dapat menimbulkan sikap tergesa-

gesa. Sunatullah dalam syariat adalah bahwa syariat mengharamkan arak

dan riba secara bertahap. Jika seorang muslim melupakan hal ini maka

dia akan tergesa-gesa dalam melakukan segala sesuatu.

Lupa akan tujuan hidup Muslim akan menyebabkan seseorang tergesa-gesa

untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama hidup Muslim adalah mewujudkan

keridhaan Allah swt. Keridhaan Allah swt akan terwujud bila kita selalu

menetapi metode-Nya, tidak menyeleweng hingga akhir hayat kita.

Tujuan utama inilah yang akan ditanyakan di hadapan Allah swt di hari

kiamat nanti, untuk menentukan apakah seseorang akan

selamat atau tidak dari siksaan Allah swt.

***

Sifat tergesa-gesa dapat diatasi dengan beberapa cara, diataranya yaitu

dengan mempertimbangkan pengaruh atau akibat tergesa-gesa dari segala segi.

Hal ini dapat membuat seseorang menahan diri dan tidak tergesa-gesa. Selalu

melihat dan mengaji Kitabullah akan membuka wawasan kita mengenai sunatullah

di dalam alam, jiwa dan hukum syariat ketika berhadapan dengan orang-orang

yang berbuat maksiat. Wawasan yang luas mengenai sunatullah akan membantu

kita untuk tidak bersikap tergesa-gesa dan agar kita dapat menahan diri.

Allah swt berfirman, "Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.

Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka

janganlah kamu minta kepada-Ku untuk mendatangkannya

dengan segera
." (QS al-Anbiya': 37)

***

Selalu melihat dan mengaji sunah dan sejarah kehidupan Nabi saw, sehingga

kita dapat mengetahui bagaimana sikap Nabi saw dalam menghadapi kesulitan

dan ujian, bagaimana beliau saw menahan diri, bersabar dan tidak bersikap

tergesa-gesa sehingga beliau sukses mengatasi kesulitan dan ujian hidupnya.

Allah swt berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah
." (QS al-Ahzab: 21)

***

Kesungguhan melatih jiwa untuk tidak tergesa-gesa. Sifat santun mucul pada

diri seseorang karena dia berusaha untuk menjadi santun. Barangsiapa melatih

diri untuk bersabar, Allah swt akan memberikannya kesabaran. Seorang

kesatria yang hakiki adalah orang yang melatih jiwa untuk

bersabar dan untuk tidak tergesa-gesa.

***

Ingat akan tujuan pokok hidup manusia di dunia. Hal ini akan membuat kita

tidak tergesa-gesa dalam segala urusan dan menyebabkan permulaan yang

baik bagi perbuatan kita, sehingga kita akan melangkah sesuai dengan

program dan target yang telah ditetapkan dan tidak melanggar program

dan target yang telah ditetapkan sebelumnya.



Copyright © 2000 - 2076