KETIDAKMAMPUAN MENGATUR WAKTU
Ketidakmampuan mengatur waktu terwujud dalam bentuk melakukan suatu
pekerjaan yang tidak bermanfaat dalam mengisi waktu luang atau menumpuk
pekerjaan yang banyak dalam satu waktu atau dalam satu saat.
Rasulullah saw bersabda, "Ada dua kenikmatan yang membuat kebanyakan
manusia tertipu yaitu nikmat sehat dan waktu senggang." (HR Bukhari)
"Belum lagi kedua kaki seorang hamba bergerak pada hari kiamat,
ditanyalah tentang usianya, dihabiskan untuk apa; tentang ilmunya,
digunakan untuk mengerjakan apa; tentang hartanya, diperoleh
dari mana dan dibelanjakan untuk apa; tentang badannya,
digerakkan untuk apa." (HR Tirmidzi)
***
"Manfaatkanlah lima kesempatan sebelum datang kesempitan.
Manfaatkan usia mudamu sebelum kamu pikun, manfaatkan sehatmu
sebelum sakit, gunakan kekayaanmu sebelum kamu miskin, gunakan
waktu luangmu sebelum kamu sibuk dan manfaatkan hidupmu
sebelum kamu mati." (HR al-Hakim)
"Laksanakan segera amal shaleh karena tujuh hal: sebelum
datang kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang menyesatkan,
penyakit yang membinasakan, kepikunan yang melumpuhkan, kematian
yang mendadak, dajal sebagai makhluk terjahat yang senantiasa
mengintip atau datangnya kiamat yang sangat pahit dan amat
mengerikan." (HR Tirmidzi)
***
Faktor-faktor penyebab seseorang tidak mampu mengatur waktu,
diantaranya yaitu lingkungan keluarga yang tidak menghargai waktu dan
pergaulan yang buruk. Seseorang yang berpaling dari Allah swt dan
menyibukkan diri dengan aneka kemaksiatan, maka sia-sialah waktu
berharga dalam hidupnya yang konsekuensinya akan dia dapatkan saat
dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan
(amal shaleh) untuk hidupku ini." (al-Fajr: 24)
***
Dampak dari ketidakmampuan mengatur waktu diantaranya ialah penyesalan
pada hari kiamat. Firman Allah swt, "(Demikianlah keadaan orang-orang
kafir itu), hingga apabila kematian datang kepada seseorang di antara mereka,
dia berkata, 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke (dunia) agar aku berbuat amal
yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.' ... " (QS al-Mu'minun: 99-100)
***
Cara untuk mengatasi ketidakmampuan mengatur waktu diantaranya
yaitu meyakini bahwa waktu merupakan modal yang diberikan kepada
setiap manusia untuk beribadah kepada Allah swt. Kegiatan apapun yang
dilakukan haruslah diniatkan untuk beribadah kepada-Nya. Niat tersebut
akan mendorong seorang muslim untuk mengatur dan mengisi waktunya
dengan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Cara lain untuk mengatasi ketidakmampuan mengatur waktu ialah dengan
meyakini bahwa segala sesuatu yang telah kita kerjakan di dunia ini akan
dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah 'Azza wa Jalla pada hari kiamat.
***
Menelaah sirah ulama salaf. Bagaimana besarnya perhatian mereka terhadap
waktu dan pemanfaatannya secara benar dan maksimal. Mereka memanfaatkan
waktu dengan kegiatan membaca, berdzikir, shalat, berdoa, beristighfar dan
melakukan aneka amal kebajikan. Syekh Abu Bakar al-Anbari rahimahullah
berkata, "Dahulu saya membaca setiap minggu sebanyak sepuluh ribu
lembar buku." (Pesan dan Nasihat bagi Pelajar)
***
Syekh Abdul Hamid bin Badis, ketua Majelis Ulama al-Jazair. Salah
seorang pengarang menuturkan kisahnya. "Sepanjang usianya, Ibnu
Badis dikenal sangat menghargai waktu dan keteraturan. Semoga Allah
merahmatinya. Ia merupakan tokoh yang cendekia, disiplin dan rapi.
Dia sangat memelihara waktunya. Program kerja hariannya sulit
diterapkan oleh orang lain. Dia memulai kegiatannya setelah shalat
subuh dengan berjala-jalan di seputar asrama mahasiswa Universitas
al-Akhdar guna meyakinkan para mahasiswa sudah bangun dan shalat subuh.
Setelah itu, dia mengajar hingga matahari agak terbit. Setelah sarapan
pagi, dia kembali mengajar hingga tiba waktunya untuk shalat dzuhur.
Di samping itu, dia pun sudah terbiasa mengajar mulai selepas ashar
hingga selepas isya. Pelajaran yang disampaikan oleh beliau dalam
sehari dapat mencapai lima belas pelajaran." Mencermati perilaku
ulama tersebut akan mendorong seorang muslim untuk
memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya.
***
Berdoa dan merendahkan diri kepada Allah swt agar kita dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Seorang muslim harus
zuhud terhadap dunia. Dunia cukup berada di tangannya, bukan di
hatinya, harus halal dan dipenuhi hak Allah yang terdapat di dalamnya.
Di samping itu, seorang muslim harus mencintai akhirat, karena
kecintaan ini akan mendorongnya untuk senantiasa beribadah.
Seorang muslim juga harus berusaha agar tidak sedetik pun berlalu
tanpa melakukan ketaatan yang dapat mendekatkan dirinya kepada
Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi. Suatu kali Imam az-Zuhri ditanya,
"Apakah arti zuhud?" Dia menjawab, "Zuhud bukan berarti tampil dengan
rambut yang kusut dan pakaian yang kumal. Zuhud ialah
memalingkan nafsu dari syahwat."
LEMAH PENDIRIAN
Lemah pendirian adalah lalai dan tidak sungguh-sungguh dalam memegang
sesuatu atau tidak memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslim yang baik.
Padahal, ia sudah berikrar bahwa Allah swt Tuhannya, Islam agamanya dan
Muhammad nabinya. Bahkan, ia telah berikrar rela masuk dalam barisan
para pejuang yang membela agama Allah swt. Tanda-tanda seseorang lemah
pendirian diantaranya yaitu tidak berhati-hati dalam berkata dan tidak
menepati janji, mengeluarkan fatwa atau mengaji suatu hukum sebelum
melakukan penelitian secara seksama, tidak menghormati etika perbedaan
pendapat, mudah terpengaruh oleh isu, tidak taat pada pemimpin (kecuali dalam
hal-hal yang sesuai dengan hawa nafsunya), tidak memperhatikan etika
pergaulan, tidak mau berkorban dengan jiwa dan harta demi agama Allah,
tidak berhati-hati dalam segala tindakan, tidak membersihkan diri dari
sifat-sifat tercela, tidak sabar dalam menunggu kesuksesan, berijtihad
dalam hal-hal yang tidak boleh diijtihadi, mudah terpengaruh godaan dunia dan
cepat putus asa dalam menghadapi musibah, tidak memperhatikan hak-hak
sesama muslim dan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.
***
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang lemah pendirian diantaranya
lemah iman. Iman merupakan sumber kekuatan untuk melakukan amal saleh
dan selalu memotivasi seseorang untuk teguh pendirian. Rasulullah saw
bersabda, "Iman di hati kalian akan usang seperti baju kalian.
Maka hendaknya kalian memohon kepada Allah agar Dia memperbaharui
iman kalian." Para sahabat bertanya, "Bagaimana cara memperbaharui
iman kami?" Rasulullah saw menjawab, "Perbanyaklah membaca la ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah)." (HR Ahmad)
***
Cinta kepada harta, anak, jabatan dan hal-hal yang berhubungan dengan
dunia secara berlebihan membuat seseorang tidak teguh dalam berpendirian.
Rasulullah saw bersabda, " ... Demi Allah, yang saya khawatirkan pada
kalian bukanlah kemiskinan, tetapi kekayaan, sebagaimana yang dialami
oleh umat sebelum kalian. Kalian berlomba-lomba mendapatkan
kekayaan seperti mereka dan kalian binasa sebagaimana
mereka." (HR Bukhari dan Muslim)
"Dalam urusan dunia, hendaknya kalian melihat orang yang lebih rendah.
Hal itu membuat kalian bersyukur pada nikmat Allah yang telah
Allah berikan kepada kalian." (HR Muslim)
***
Tidak sabar dalam menghadapi ujian dan musibah dapat menyebabkan
seseorang lemah pendirian. Allah swt berfirman, "Dan sungguh Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang, apabila ditimpa musibah, mengucapkan
'Inna lillahi wa inna ialihi raji'un.' Mereka itulah yang akan mendapatkan
ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-
orang yang mendapat petunjuk." (QS al-Baqarah: 155-157)
***
Rasulullah saw bersabda, "Allah akan menguji kalian dengan cobaan
seperti halnya kalian menguji emas dengan api. Maka sebagian dari kalian
keluar seperti emas murni. Dialah orang yang diselamatkan Allah dari
keburukan. Sebagian lagi keluar bagaikan emas hitam. Dialah
orang yang mendapat fitnah." (HR al-Hakim)
"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa musibah,
kesedihan, gangguan sampai onak duri, melainkan dengan itu ia akan
mendapatkan ampunan Allah dari segala kesalahannya."
(HR Bukhari dan Muslim)
***
Faktor lainnya yang membuat seseorang lemah pendirian yaitu terpengaruh
oleh bisikan setan. Allah swt berfirman, "Wahai anak keturunan Adam,
janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh bujukan setan, sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Adam dan Hawa) dari surga.
Ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya auratnya ... " (QS al-A'raf: 27)
***
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya setan selalu mengintai setiap
langkah manusia. Setan mengintainya di waktu ia hendak masuk Islam,
lalu berbisik, 'Apakah kamu hendak masuk Islam dan meninggalkan
agamamu dan agama nenek moyangmu?' Tetapi manusia tadi tidak
mengikutinya dan tetap masuk Islam. Lalu setan mengintai manusia
di saat ia berhijrah sambil berbisik, 'Apakah kamu akan berhijrah
dan meninggalkan kampung halamanmu? Sesungguhnya orang yang
berhijrah bagaikan kuda yang berada dalam perjalanan jauh.'
Tetapi manusia tadi tidak bergeming dan tetap berhijrah.
Lalu setan mengintai manusia di saat ia berjihad sambil berbisik,
'Apakah kamu hendak berjihad dengan mengorbankan jiwa dan harta,
berperang dan terbunuh, padahal kamu bisa menikahi wanita dan
bisa membelanjakan hartamu?' Manusia tadi tidak bergeming dan
tetap berjihad. Maka barangsiapa dapat melakukannya sebagaimana
manusia tadi, ia - sesuai dengan janji Allah - akan masuk surga.
Barangsiapa mati terbunuh karena membela Allah, ia akan masuk
surga. Barangsiapa tenggelam karena membela Allah, ia akan
masuk surga. Dan barangsiapa terlempar dari hewan tunggangannya
(dan mati) karena membela Allah, ia akan masuk surga
pula." (HR an-Nasa'i)
***
Penyakit lemah pendirian ini dapat diobati dengan beberapa cara diantaranya
dengan selalu introspeksi diri terhadap kelemahan dan kesalahan diri sendiri dan
memperbaikinya dengan cara bertobat dari kesalahan serta menutupnya dengan
melakukan amal saleh, seperti berpuasa dan memperbanyak amalan-amalan sunah.
Nikmat yang telah Allah swt berikan seperti nikmat waktu, harta, ilmu, usia muda
dan nikmat-nikmat lainnya haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah saw bersabda, "Bersegeralah kamu memanfaatkan tujuh kesempatan
dengan mengerjakan amal-amal saleh. Apakah kamu akan menunda-nunda hingga
kamu menjadi orang miskin yang terlupakan, menjadi orang kaya yang lalim,
menderita sakit yang membinasakan, menjadi orang tua yang jarang
mengingat Allah, meninggal dunia, kedatangan dajjal atau kedatangan
hari kiamat? Hari kiamat itu paling dahsyat dan paling pahit."
(HR Turmudzi)
***
Berbuat baik kepada kedua orang tua dan memandang keduanya dengan
penuh hormat dan sopan. Sesungguhnya bila Allah berkehendak terhadap
sesuatu, niscaya sesuatu itu akan terjadi. Jika Dia tidak berkehendak
terhadap sesuatu, niscaya sesuatu itu tidak akan terjadi. Dan sungguh
seseorang tidak akan mati melainkan setelah sempurna rezekinya dan
telah tiba ajalnya. Mengambil sunah Nabi saw sebagai pedoman hidup.
Dalam sunah Nabi saw, kita dapat melihat secara rinci kehidupan
beliau saw. Kita dapat mengetahui mana yang baik untuk dikerjakan
oleh seorang Muslim dan mana yang tidak baik. Beliau saw tidak
pernah melanggar janji. Bahkan kepada musuh pun beliau saw selalu
menepati janji dan memegang teguh janji yang telah disepakati.