Penyakit Hati 6

MEREMEHKAN AMALAN SEHARI - HARI
 
Pengertian meremehkan amalan sehari-hari adalah melalaikan atau

mengabaikan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban yang seharusnya

dipelihara, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Tugas atau

kewajiban yang dimaksud disini adalah tugas-tugas ibadah di waktu

siang atau malam, yang seharusnya dipelihara oleh setiap muslim.

Misalnya menunda-nunda shalat wajib hingga habis waktunya,

mengabaikan shalat sunah rawatib, shalat malam, shalat witir,

menyelesaikan bacaan al-Qur'an 30 juz lebih dari tiga bulan,

tidak berdoa, tidak beristighfar, tidak berzikir, tidak melakukan

evaluasi terhadap diri sendiri, tidak perduli dengan keadaan

di masyarakat dan tidak melakukan amalan-amalan sunah

lainnya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

***

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang meremehkan amalan sehari-

hari yaitu ternoda oleh maksiat. Seorang muslim yang tidak menjaga dirinya

dari perbuatan maksiat, walaupun itu berupa dosa-dosa kecil akan

menyebabkan seseorang meremehkan amalan sehari-hari. Allah swt berfirman,

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh

perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar

(dari kesalahan-kesalahanmu)
." (QS asy-Syura: 30)

Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak akan tertimpa bencana,

besar atau kecil, kecuali karena suatu kesalahan. Dan Allah memaafkan

sebagian besar kesalahan itu." Rasulullah saw kemudian membacakan ayat,

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu ... " (HR Turmudzi)

***

Hasan Bashri pernah ditanya oleh seseorang, "Wahai Abu Sa'id, saya pernah

tidur semalaman tanpa terjaga (di waktu malam). Padahal saya ingin beribadah

di waktu malam dan saya telah mempersiapkan diri dengan bersuci. Apa yang

sebenarnya terjadi pada diri saya ini sehingga saya tidak dapat bangun?"

Hasan Bashri menjawab, "Kesalahan-kesalahanmu telah membelenggumu."

***

Al-Hafidz Ibn al-Qayyim menerangkan bagaimana perbuatan maksiat

berakibat pada kelalaian dalam beribadah, "Diantara dampak buruk

kemaksiatan adalah tertutupnya atau terhalangnya ketaatan.

Sekiranya tidak ada sanksi (hukuman) bagi suatu kesalahan kecuali

menghalangi pelakunya untuk berbuat suatu ketaatan (ibadah),

maka itu cukup sebagai balasan. Dan kesalahan tersebut juga akan

menghalangi jalan ketaatan lain yang kedua, ketiga, keempat dan

seterusnya. Maka banyak sekali ketaatan yang menjadi terputus

(terlewatkan begitu saja) akibat kesalahan tersebut, di mana

setiap ketaatan itu lebih baik baginya daripada dunia dan

isinya. Ini seperti seseorang yang makan sesuap makanan yang

mengakibatkan dirinya sakit, sehingga ia tidak dapat memakan

makanan lainnya yang lebih baik atau lebih enak daripada

sesuap makanan yang menyebabkannya sakit."

***

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang melalaikan amalan sehari-

hari yaitu berlebihan dalam perkara mubah seperti makan, minum, pakaian,

kendaraan dan lain-lain. Hal ini karena berlebihan dalam perkara mubah

menyebabkan seseorang merasa malas untuk melakukan ibadah-ibadah sunah.

Seseorang yang tidak mengetahui nilai suatu kenikmatan dan cara

melestarikan kenikmatan tersebut akan membuat ia meremehkan amalan

sehari-hari. Nikmat Allah swt atas hamba-Nya, baik yang lahir maupun

yang batin, yang diketahui maupun yang tidak diketahui sangat banyak,

hingga tidak dapat dihitung jumlahnya. Allah swt berfirman,

"Dan jika menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak bisa

menentukan jumlahnya
... " (QS an-Nahl: 18)

Cara melestarikan nikmat Allah swt adalah dengan mensyukurinya.

Allah swt berfirman, " ... Sungguh jika kamu bersyukur (atas nikmat-Ku),

niscaya akan Aku tambah kenikmatan lagi untukmu
... " (QS Ibrahim: 7)

Salah satu bentuk bersyukur atas nikmat Allah swt ialah dengan tekun

mengamalkan ibadah sehari-hari. Allah swt berfirman, "Maka ingatlah

kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kamu

kepada-Ku, jangan mengingkari (nikmat-nikmat)-Ku
." (QS al-Baqarah: 152)

***

Sesungguhnya manusia dengan upaya dan kekuatannya adalah lemah dan

hanya dengan kekuatan Allah-lah ia menjadi kuat. Setiap manusia

membutuhkan pertolongan Allah swt agar sukses dalam melaksanakan tugas-

tugasnya di bumi ini. Dan tekun melaksanakan ibadah sehari-hari adalah

cara untuk mendapatkan pertolongan Allah. Allah swt berfirman, "Dan orang-

orang yang berjihad untuk Kami, maka benar-benar akan Kami tunjukkan

jalan-jalan Kami kepada mereka. Dan sesungguhnya Allah bersama

orang-orang yang berbuat baik
." (QS al-'Ankabut: 69)

***

Sebuah hadits qudsi yang terkenal menyebutkan, " ... Hamba-Ku selalu

mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah hingga Aku

mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengarannya

ketika ia mendengar, Aku menjadi penglihatannya ketika ia melihat,

Aku menjadi tangannya ketika ia memegang sesuatu dan Aku menjadi

kakinya ketika ia berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku,

niscaya Aku memberinya. Jika ia berlindung kepada-Ku,

Aku melindunginya
... " (HR Bukhari dan Ahmad)

Amalan ibadah sehari-hari merupakan penyebab ketenangan hati dan

kedamaian jiwa. Allah swt berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan

hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingat Allah, hati merasa tenang
." (QS ar-Ra'd: 28)

***

Tidak adanya pengetahuan yang benar mengenai manfaat yang akan diperoleh

seseorang dengan melakukan amalan sehari-hari dapat membuat seseorang

melalaikan amalan sehari-hari. Manfaat yang diperoleh dengan melakukan

amalan sehari-hari diantaranya yaitu selamat dari kesulitan dan siksaan Allah swt

kelak di akhirat. Allah swt berfirman, "Dan Allah menyelamatkan orang-orang

yang bertaqwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh

siksa neraka dan mereka tidak berduka cita
." (QS az-Zumar: 61)

Manfaat lainnya adalah mendapatkan nikmat surga yang isinya belum  pernah

dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah terlintas

dalam hati dan pikiran manusia. Dan di atas semua kenikmatan itu adalah

melihat Allah swt. Allah swt berfirman, "Allah menjanjikan kepada orang-

orang mukmin, laki-laki dan perempuan, surga yang mengalir sungai-sungai

di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya dan mendapat tempat yang bagus

di surga 'Adn. Keridaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah

keberuntungan yang besar
." (QS at-Taubah: 72)

***

Faktor yang dapat melalaikan seseorang dari melakukan amalan ibadah sehari-

hari adalah lupa akan mati dan kehidupan setelah mati. Allah swt berfirman,

"Setiap jiwa akan merasakan mati ... " (QS Ali Imran: 185)

Sustu ketika Rasulullah saw masuk ke tempat shalat dan beliau melihat orang-

orang seakan-akan tertawa terbahak-bahak, maka beliau bersabda, "Jika kamu

banyak mengingat hal yang menghancurkan kelezatan dunia, niscaya kamu tidak

akan lagi melakukan apa yang aku lihat ini. Itulah mati. Maka banyak-banyaklah

mengingat hal yang menghancurkan kelezatan dunia itu, yakni mati. Karena

sesungguhnya tak sehari pun datang melainkan kubur akan berkata, 'Saya adalah

rumah yang asing, saya adalah rumah yang hanya untuk satu orang, saya adalah

rumah debu dan saya adalah rumah yang berulat ...'" (HR Turmudzi,

an-Nasa'i, Ibn Majah dan Ahmad)

Seseorang yang mengira bahwa amal ibadahnya telah sempurna dapat

melalaikan dirinya dari melakukan amalan sehari-hari. Hal ini karena ia lupa

bahwa meskipun ia telah melakukan ibadah dan beramal saleh siang dan malam,

ia tidak akan mampu membalas nikmat Allah swt yang terendah sekalipun.

Seseorang yang mempunyai beban dan kewajiban yang banyak, biasanya akan

meremehkan amalan sehari-hari dengan alasan tidak ada waktu. Ia lupa bahwa

waktu, kemampuan dan kesempatan adalah milik Allah swt dan berada di dalam

kekuasaan-Nya. Jika seorang hamba merasa senang berbuat taat dan selalu

mengingat Allah, niscaya Allah akan memberikannya keberkahan waktu,

keinginan yang kuat dan ketajaman dalam berpendapat.



Copyright © 2000 - 2076