menyelesaikan bacaan al-Qur'an 30 juz lebih dari tiga bulan,
tidak berdoa, tidak beristighfar, tidak berzikir, tidak melakukan
evaluasi terhadap diri sendiri, tidak perduli dengan keadaan
di masyarakat dan tidak melakukan amalan-amalan sunah
lainnya yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
***
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang meremehkan amalan sehari-
hari yaitu ternoda oleh maksiat. Seorang muslim yang tidak menjaga dirinya
dari perbuatan maksiat, walaupun itu berupa dosa-dosa kecil akan
menyebabkan seseorang meremehkan amalan sehari-hari. Allah swt berfirman,
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS asy-Syura: 30)
Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak akan tertimpa bencana,
besar atau kecil, kecuali karena suatu kesalahan. Dan Allah memaafkan
sebagian besar kesalahan itu." Rasulullah saw kemudian membacakan ayat,
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu ... " (HR Turmudzi)
***
Hasan Bashri pernah ditanya oleh seseorang, "Wahai Abu Sa'id, saya pernah
tidur semalaman tanpa terjaga (di waktu malam). Padahal saya ingin beribadah
di waktu malam dan saya telah mempersiapkan diri dengan bersuci. Apa yang
sebenarnya terjadi pada diri saya ini sehingga saya tidak dapat bangun?"
Hasan Bashri menjawab, "Kesalahan-kesalahanmu telah membelenggumu."
***
Al-Hafidz Ibn al-Qayyim menerangkan bagaimana perbuatan maksiat
berakibat pada kelalaian dalam beribadah, "Diantara dampak buruk
kemaksiatan adalah tertutupnya atau terhalangnya ketaatan.
Sekiranya tidak ada sanksi (hukuman) bagi suatu kesalahan kecuali
menghalangi pelakunya untuk berbuat suatu ketaatan (ibadah),
maka itu cukup sebagai balasan. Dan kesalahan tersebut juga akan
menghalangi jalan ketaatan lain yang kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya. Maka banyak sekali ketaatan yang menjadi terputus
(terlewatkan begitu saja) akibat kesalahan tersebut, di mana
setiap ketaatan itu lebih baik baginya daripada dunia dan
isinya. Ini seperti seseorang yang makan sesuap makanan yang
mengakibatkan dirinya sakit, sehingga ia tidak dapat memakan
makanan lainnya yang lebih baik atau lebih enak daripada
sesuap makanan yang menyebabkannya sakit."
***
Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang melalaikan amalan sehari-
hari yaitu berlebihan dalam perkara mubah seperti makan, minum, pakaian,
kendaraan dan lain-lain. Hal ini karena berlebihan dalam perkara mubah
menyebabkan seseorang merasa malas untuk melakukan ibadah-ibadah sunah.
Seseorang yang tidak mengetahui nilai suatu kenikmatan dan cara
melestarikan kenikmatan tersebut akan membuat ia meremehkan amalan
sehari-hari. Nikmat Allah swt atas hamba-Nya, baik yang lahir maupun
yang batin, yang diketahui maupun yang tidak diketahui sangat banyak,
hingga tidak dapat dihitung jumlahnya. Allah swt berfirman,
"Dan jika menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak bisa
menentukan jumlahnya ... " (QS an-Nahl: 18)
Cara melestarikan nikmat Allah swt adalah dengan mensyukurinya.
Allah swt berfirman, " ... Sungguh jika kamu bersyukur (atas nikmat-Ku),
niscaya akan Aku tambah kenikmatan lagi untukmu ... " (QS Ibrahim: 7)
Salah satu bentuk bersyukur atas nikmat Allah swt ialah dengan tekun
mengamalkan ibadah sehari-hari. Allah swt berfirman, "Maka ingatlah
kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kamu
kepada-Ku, jangan mengingkari (nikmat-nikmat)-Ku." (QS al-Baqarah: 152)
***
Sesungguhnya manusia dengan upaya dan kekuatannya adalah lemah dan
hanya dengan kekuatan Allah-lah ia menjadi kuat. Setiap manusia
membutuhkan pertolongan Allah swt agar sukses dalam melaksanakan tugas-
tugasnya di bumi ini. Dan tekun melaksanakan ibadah sehari-hari adalah
cara untuk mendapatkan pertolongan Allah. Allah swt berfirman, "Dan orang-
orang yang berjihad untuk Kami, maka benar-benar akan Kami tunjukkan
jalan-jalan Kami kepada mereka. Dan sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang berbuat baik." (QS al-'Ankabut: 69)
***
Sebuah hadits qudsi yang terkenal menyebutkan, " ... Hamba-Ku selalu
mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah hingga Aku
mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengarannya
ketika ia mendengar, Aku menjadi penglihatannya ketika ia melihat,
Aku menjadi tangannya ketika ia memegang sesuatu dan Aku menjadi
kakinya ketika ia berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku,
niscaya Aku memberinya. Jika ia berlindung kepada-Ku,
Aku melindunginya ... " (HR Bukhari dan Ahmad)
Amalan ibadah sehari-hari merupakan penyebab ketenangan hati dan
kedamaian jiwa. Allah swt berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah, hati merasa tenang." (QS ar-Ra'd: 28)
***
Tidak adanya pengetahuan yang benar mengenai manfaat yang akan diperoleh
seseorang dengan melakukan amalan sehari-hari dapat membuat seseorang
melalaikan amalan sehari-hari. Manfaat yang diperoleh dengan melakukan
amalan sehari-hari diantaranya yaitu selamat dari kesulitan dan siksaan Allah swt
kelak di akhirat. Allah swt berfirman, "Dan Allah menyelamatkan orang-orang
yang bertaqwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh
siksa neraka dan mereka tidak berduka cita." (QS az-Zumar: 61)
Manfaat lainnya adalah mendapatkan nikmat surga yang isinya belum pernah
dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, belum pernah terlintas
dalam hati dan pikiran manusia. Dan di atas semua kenikmatan itu adalah
melihat Allah swt. Allah swt berfirman, "Allah menjanjikan kepada orang-
orang mukmin, laki-laki dan perempuan, surga yang mengalir sungai-sungai
di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya dan mendapat tempat yang bagus
di surga 'Adn. Keridaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah
keberuntungan yang besar." (QS at-Taubah: 72)
***
Faktor yang dapat melalaikan seseorang dari melakukan amalan ibadah sehari-
hari adalah lupa akan mati dan kehidupan setelah mati. Allah swt berfirman,
"Setiap jiwa akan merasakan mati ... " (QS Ali Imran: 185)
Sustu ketika Rasulullah saw masuk ke tempat shalat dan beliau melihat orang-
orang seakan-akan tertawa terbahak-bahak, maka beliau bersabda, "Jika kamu
banyak mengingat hal yang menghancurkan kelezatan dunia, niscaya kamu tidak
akan lagi melakukan apa yang aku lihat ini. Itulah mati. Maka banyak-banyaklah
mengingat hal yang menghancurkan kelezatan dunia itu, yakni mati. Karena
sesungguhnya tak sehari pun datang melainkan kubur akan berkata, 'Saya adalah
rumah yang asing, saya adalah rumah yang hanya untuk satu orang, saya adalah
rumah debu dan saya adalah rumah yang berulat ...'" (HR Turmudzi,
an-Nasa'i, Ibn Majah dan Ahmad)
Seseorang yang mengira bahwa amal ibadahnya telah sempurna dapat
melalaikan dirinya dari melakukan amalan sehari-hari. Hal ini karena ia lupa
bahwa meskipun ia telah melakukan ibadah dan beramal saleh siang dan malam,
ia tidak akan mampu membalas nikmat Allah swt yang terendah sekalipun.
Seseorang yang mempunyai beban dan kewajiban yang banyak, biasanya akan
meremehkan amalan sehari-hari dengan alasan tidak ada waktu. Ia lupa bahwa
waktu, kemampuan dan kesempatan adalah milik Allah swt dan berada di dalam
kekuasaan-Nya. Jika seorang hamba merasa senang berbuat taat dan selalu
mengingat Allah, niscaya Allah akan memberikannya keberkahan waktu,
keinginan yang kuat dan ketajaman dalam berpendapat.