UZLAH
Arti Uzlah secara istilah yaitu mengutamakan hidup menyendiri daripada
hidup berjamaah. Orang yang beruzlah merasa cukup mengamalkan ajaran Islam
untuk dirinya sendiri, tanpa memperdulikan kondisi orang lain. Atau dia
menjalankan ajaran Islam dan berjuang menegakkan Islam di kalangan manusia,
tetapi sendirian, tidak melakukan kontak dan saling menolong dengan pejuang
Islam lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan uzlah
diantaranya berhenti pada nas-nas Al-Qur'an dan hadits yang menganjurkan
beruzlah dan mengabaikan nas-nas lain yang menganjurkan hidup berjamaah.
Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana sebaik-baik harta
orang Islam adalah kambing. Dia menggembala di puncak-puncak bukit dan
di tempat-tempat air hujan berkumpul (lembah) untuk menjaga
agamanya dari bencana." (HR Bukhari)
Dalam suatu riwayat, seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, "Siapakah
orang yang paling baik amalnya?" Rasulullah saw menjawab, "Orang yang
berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah." "Kemudian siapa lagi?"
tanya orang tersebut. "Orang yang mengasingkan diri ke puncak-puncak
bukit untuk menyembah Tuhannya, supaya ia terhindar dari
kejahatan." jawab Rasulullah saw. (HR Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Termasuk kehidupan yang terbaik adalah seseorang yang menyiapkan
hidupnya untuk berjihad di jalan Allah. Dia segera melompat ke punggung
kuda ketika mendengar terompet perang sambil menunggu komando.
Dia segera memacu kudanya ke medan perang mencari kematian (syahid)
yang didambakannya. Atau, seseorang yang hidup dengan seekor
kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit dan di lembah-
lembah. Dengan hidup sederhana, dia menunaikan shalat, membayar zakat,
beribadah kepada Tuhan terus-menerus sampai dia meninggal dan
tidak pernah merugikan umat manusia ... " (HR Muslim).
***
Sedangkan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah diantaranya yaitu
firman Allah swt, " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya." (QS al-Maidah: 2)
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan
yang tersusun kokoh." (QS ash-Shaf: 4)
***
Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah hidup menyendiri. Kamu wajib
berjamaah karena setan bersama orang yang menyendiri.
Setan menemaninya dari jauh. Barangsiapa menghendaki surga,
dia harus selalu berjamaah." (HR Turmudzi)
***
Orang yang hanya memperhatikan nas-nas yang menganjurkan beruzlah dan
mengabaikan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah dapat
terkena penyakit beruzlah atau hidup menyendiri.
Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang beruzlah karena ia melihat
secara lahiriah perilaku kaum salaf yang lebih memilih hidup menyendiri
daripada hidup berjamaah. Kaum salaf hidup beruzlah karena belum
mempunyai cara untuk melakukan perbaikan, sementara kaumnya masih tetap
pada kekafirannya. Karena takut terkena fitnah, dia pun menjauhkan diri dari
masyarakat untuk sementara. Motivasi yang mendorong kaum salaf untuk
hidup beruzlah adalah untuk memelihara tangan-tangan mereka agar tidak
terjerumus dalam pertumpahan darah akibat konflik diantara para sahabat
sendiri, yang tidak, yang tidak diketahui kelompok mana yang benar dan
mana yang salah. Bila orang hanya melihat uzlah kaum salaf tanpa melihat
situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu, maka akan muncul keinginan
untuk beruzlah atau hidup menjauh dari jamaah muslimin, walaupun
sebenarnya situasi dan kondisi tidak membolehkan dia beruzlah.
***
Menganggap hidup berjamaah akan menghilangkan kepribadian dapat
menjadikan seseorang hidup beruzlah. Kepribadiannya akan lebur dalam
jamaah. Yang tinggal pada dirinya hanyalah jiwa yang tidak berpendirian.
Bila jamaahnya baik, berarti dia menjadi baik; jika jamaahnya buruk maka
dia menjadi buruk pula. Dia lupa bahwa jalan Islam berada diantara
hidup menyendiri dan berjamaah. Jalan Islam berdiri di atas ajakan
kepada setiap muslim untuk hidup berjamaah dan setiap orang juga tetap
dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dilakukan selama hidup di
dunia. Allah berfirman, "Tiap-tiap diri bertanggung jawab terhadap
apa yang diperbuatnya." (QS al-Muddatstsir: 38)
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di mana seseorang tidak dapat
menggantikan orang lain sedikitpun ... " (QS al-Baqarah: 123)
***
Rasulullah saw bersabda, "Wajib bagi seorang muslim untuk mengajak -
dengan syarat dan adab yang baik - kepada setiap orang untuk masuk ke
dalam jamaah agar menjadi tinggi dan menjadi luhur kedudukan agama Allah."
Ada yang bertanya, "Untuk siapa?" Rasulullah saw menjawab, "Untuk Allah,
Kitab-Nya (Al-Qur'an), Rasul-Nya dan umat Islam semuanya." (HR Abu Dawud)
Riwayat lain menyebutkan, "Seorang mukmin merupakan cermin bagi
saudaranya. Jika dia melihat aib pada saudaranya, dia harus
meluruskannya (memperbaikinya)." (HR Abu Dawud)
***
Seseorang yang memilih beruzlah (menyendiri) dapat pula disebabkan ia tidak
mau menanggung beban yang akan muncul bila hidup berjamaah. Jamaah memang
terdiri dari banyak individu. Pengaturan urusan kehidupan mereka berlangsung
dari dini hari hingga malam, bahkan terkadang tidak ada habisnya. Selain itu,
biasanya kepentingan jamaah berbeda dengan kepentingan individu.
Jika seseorang tidak sadar akan hal ini, dia akan terlibat total dalam jamaah,
hingga dia menelantarkan ibadahnya, pendidikan anak-anaknya dan
keluarganya. Akhirnya, hawa nafsu menguasai dirinya. Seiring dengan
berjalannya waktu, dia akan merasa tidak kuat menangani urusan jamaahnya.
Ketika itulah dia akan mencari jalan keluar dengan cara beruzlah.
***
Alasan seseorang beruzlah dapat pula disebabkan karena dia merasa
keburukan dan kerusakan sudah merajalela dan melupakan tanggung jawabnya
sebagai seorang muslim. Tanggung jawab sebagai seorang muslim adalah
berusaha untuk meluruskannya dengan menggunakan metode, cara dan peralatan
atau prasarana yang tepat. Janganlah seseorang beruzlah kecuali jika
kerusakan dan keburukan tersebut sudah sangat parah di masyarakat.
Bila sudah demikian, lebih baik dia beruzlah, jika dia takut terkena fitnah.
***
Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang yang mematuhi larangan Tuhan
dari yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang mengadakan undian
di atas kapal. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas kapal dan
sebagian yang lain mendapat tempat di bawahnya. Orang-orang yang mendapat
tempat di bawah, jika ingin mengambil air minum harus melalui orang yang
berada di atas. Mereka yang berada di bawah kemudian berpikir untuk
membuat sebuah lubang air agar tidak mengganggu mereka yang di atas.
Jika kelompok yang di atas membiarkan maksud mereka yang berada di
bawah, tentulah seluruh orang yang berada di atas kapal tersebut akan
binasa. Sebaliknya, jika kelompok yang berada di atas melarang,
maka selamatlah mereka semua." (HR Bukhari)
***
Kehidupan mengasingkan diri atau beruzlah mempunyai dampak yang
membahayakan dan mempunyai akibat yang buruk. Dampak buruk tersebut
diantaranya ketidaktahuan yang bersangkutan akan kepribadiannya sendiri.
Hal ini karena seseorang tidak mungkin mengetahui pribadinya sendiri dengan
baik tanpa bantuan orang lain. Dia perlu orang lain untuk menilai pribadinya.
Seseorang dapat mengetahui apakah dirinya termasuk orang yang egois
ataukah mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi apabila dia bergaul
dengan orang lain. Contohnya, jika dia berjumpa dengan orang yang
membutuhkan bantuannya, dia dapat melihat dirinya. Bila hatinya keras dan
tidak mau memberikan bantuan, berarti dia egois. Sebaliknya, bila hatinya
menjadi lunak dan memberikan bantuan, berarti di mempunyai rasa
kesetikawanan yang tinggi. Begitu pula, seseorang tidak mungkin mengetahui
apakah dirinya lemah lembut dan sabar ataukah kasar dan tergesa-gesa
tanpa bergaul dengan orang lain. Jadi, sesungguhnya jalan agar seseorang
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dan dapat berusaha
memperbaiki kelemahannya tersebut adalah dengan hidup berjamaah.
***
Rasulullah saw bersabda, "Seorang mukmin adalah cermin bagi
saudaranya. Jika dia melihat suatu kecacatan pada diri saudaranya,
dia harus memperbaikinya." (HR Bukhari dan Abu Dawud)
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan
memberikan teman yang baik. Jika dia lupa, temannya mengingatkannya;
jika dia ingat, temannya mengawasinya." (HR Ahmad)
Seseorang yang hidup beruzlah tidak akan mempunyai teman yang akan
mengingatkannya bila suatu saat dia melakukan suatu kesalahan.
***
Cara-cara menghindari uzlah yaitu memahami dengan sebaik-baiknya
hubungan antara teks-teks yang menganjurkan uzlah dan teks-teks yang
menganjurkan bercampur baur dengan masyarakat dan mewajibkan
berjamaah. Karena, hidup bermasyarakat merupakan asal (dasar),
sedangkan hidup beruzlah merupakan perkara khusus yang dilakukan
hanya dalam keadaan darurat, misalnya di waktu tidak ada satu
pun di kalangan masyarakat yang berpegang teguh pada ajaran Islam.
***
Menggunakan metode Islam yang memadukan kehidupan individual dan
kolektif. Ini akan mendorong seseorang untuk selalu hidup bermasyarakat
dan pada waktu yang sama memperhatikan kepentingan pribadinya.
Mengikuti dengan sebenar-benarnya jalan yang ditempuh Rasulullah saw
dalam menyebarkan dakwah dan mendirikan masyarakat yang Islami.
***
Memperhatikan kehidupan makhluk-makhluk di sekitar kita. Kehidupan
makhluk-makhluk tersebut satu dengan lainnya saling membantu dan
bekerja sama. Sekelompok lebah bekerja sama dalam membangun,
membersihkan dan melindungi rumahnya dari serangan musuh.
Mereka bekerja sama dalam mencari madu bunga. Apabila makhluk-
makhluk tersebut dapat dan selalu bekerja sama dalam kelompoknya,
maka kita sebagai manusia yang diberi keistimewaan oleh Allah swt
dengan akal, kebebasan berpikir dan kebebasan berkehendak serta
dijadikan pemimpin di alam ini seharusnya dapat lebih baik
dalam hidup bermasyarakat.