Penyakit Hati 9

UZLAH
 
Arti Uzlah secara istilah yaitu mengutamakan hidup menyendiri daripada

hidup berjamaah. Orang yang beruzlah merasa cukup mengamalkan ajaran Islam

untuk dirinya sendiri, tanpa memperdulikan kondisi orang lain. Atau dia

menjalankan ajaran Islam dan berjuang menegakkan Islam di kalangan manusia,

tetapi sendirian, tidak melakukan kontak dan saling menolong dengan pejuang

Islam lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan uzlah

diantaranya berhenti pada nas-nas Al-Qur'an dan hadits yang menganjurkan

beruzlah dan mengabaikan nas-nas lain yang menganjurkan hidup berjamaah.

Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana sebaik-baik harta

orang Islam adalah kambing. Dia menggembala di puncak-puncak bukit dan

di tempat-tempat air hujan berkumpul (lembah) untuk menjaga

agamanya dari bencana." (HR Bukhari)
 
Dalam suatu riwayat, seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, "Siapakah

orang yang paling baik amalnya?" Rasulullah saw menjawab, "Orang yang

berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah." "Kemudian siapa lagi?"

tanya orang tersebut. "Orang yang mengasingkan diri ke puncak-puncak

bukit untuk menyembah Tuhannya, supaya ia terhindar dari

kejahatan." jawab Rasulullah saw. (HR Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,

"Termasuk kehidupan yang terbaik adalah seseorang yang menyiapkan

hidupnya untuk berjihad di jalan Allah. Dia segera melompat ke punggung

kuda ketika mendengar terompet perang sambil menunggu komando.

Dia segera memacu kudanya ke medan perang mencari kematian (syahid)

yang didambakannya. Atau, seseorang yang hidup dengan seekor

kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit dan di lembah-

lembah. Dengan hidup sederhana, dia menunaikan shalat, membayar zakat,

beribadah kepada Tuhan terus-menerus sampai dia meninggal dan

tidak pernah merugikan umat manusia ... " (HR Muslim).

***

Sedangkan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah diantaranya yaitu

firman Allah swt, " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya
." (QS al-Maidah: 2)

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya

dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan

yang tersusun kokoh
." (QS ash-Shaf: 4)

***

Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah hidup menyendiri. Kamu wajib

berjamaah karena setan bersama orang yang menyendiri.

Setan menemaninya dari jauh. Barangsiapa menghendaki surga,

dia harus selalu berjamaah." (HR Turmudzi)

***

Orang yang hanya memperhatikan nas-nas yang menganjurkan beruzlah dan

mengabaikan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah dapat

terkena penyakit beruzlah atau hidup menyendiri.

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang beruzlah karena ia melihat

secara lahiriah perilaku kaum salaf yang lebih memilih hidup menyendiri

daripada hidup berjamaah. Kaum salaf hidup beruzlah karena belum

mempunyai cara untuk melakukan perbaikan, sementara kaumnya masih tetap

pada kekafirannya. Karena takut terkena fitnah, dia pun menjauhkan diri dari

masyarakat untuk sementara. Motivasi yang mendorong kaum salaf untuk

hidup beruzlah adalah untuk memelihara tangan-tangan mereka agar tidak

terjerumus dalam pertumpahan darah akibat konflik diantara para sahabat

sendiri, yang tidak, yang tidak diketahui kelompok mana yang benar dan

mana yang salah. Bila orang hanya melihat uzlah kaum salaf tanpa melihat

situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu, maka akan muncul keinginan

untuk beruzlah atau hidup menjauh dari jamaah muslimin, walaupun

sebenarnya situasi dan kondisi tidak membolehkan dia beruzlah.

***

Menganggap hidup berjamaah akan menghilangkan kepribadian dapat

menjadikan seseorang hidup beruzlah. Kepribadiannya akan lebur dalam

jamaah. Yang tinggal pada dirinya hanyalah jiwa yang tidak berpendirian.

Bila jamaahnya baik, berarti dia menjadi baik; jika jamaahnya buruk maka

dia menjadi buruk pula. Dia lupa bahwa jalan Islam berada diantara

hidup menyendiri dan berjamaah. Jalan Islam berdiri di atas ajakan

kepada setiap muslim untuk hidup berjamaah dan setiap orang juga tetap

dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dilakukan selama hidup di

dunia. Allah berfirman, "Tiap-tiap diri bertanggung jawab terhadap

apa yang diperbuatnya
." (QS al-Muddatstsir: 38)

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di mana seseorang tidak dapat

menggantikan orang lain sedikitpun
... " (QS al-Baqarah: 123)

***

Rasulullah saw bersabda, "Wajib bagi seorang muslim untuk mengajak - 

dengan syarat dan adab yang baik - kepada setiap orang untuk masuk ke

dalam jamaah agar menjadi tinggi dan menjadi luhur kedudukan agama Allah."

Ada yang bertanya, "Untuk siapa?" Rasulullah saw menjawab, "Untuk Allah,

Kitab-Nya (Al-Qur'an), Rasul-Nya dan umat Islam semuanya." (HR Abu Dawud)

Riwayat lain menyebutkan, "Seorang mukmin merupakan cermin bagi

saudaranya. Jika dia melihat aib pada saudaranya, dia harus

meluruskannya (memperbaikinya)." (HR Abu Dawud)

***
 
Seseorang yang memilih beruzlah (menyendiri) dapat pula disebabkan ia tidak

mau menanggung beban yang akan muncul bila hidup berjamaah. Jamaah memang

terdiri dari banyak individu. Pengaturan urusan kehidupan mereka berlangsung

dari dini hari hingga malam, bahkan terkadang tidak ada habisnya. Selain itu,

biasanya kepentingan jamaah berbeda dengan kepentingan individu.

Jika seseorang tidak sadar akan hal ini, dia akan terlibat total dalam jamaah,

hingga dia menelantarkan ibadahnya, pendidikan anak-anaknya dan

keluarganya. Akhirnya, hawa nafsu menguasai dirinya. Seiring dengan

berjalannya waktu, dia akan merasa tidak kuat menangani urusan jamaahnya.

Ketika itulah dia akan mencari jalan keluar dengan cara beruzlah.

***

Alasan seseorang beruzlah dapat pula disebabkan karena dia merasa

keburukan dan kerusakan sudah merajalela dan melupakan tanggung jawabnya

sebagai seorang muslim. Tanggung jawab sebagai seorang muslim adalah

berusaha untuk meluruskannya dengan menggunakan metode, cara dan peralatan

atau prasarana yang tepat. Janganlah seseorang beruzlah kecuali jika

kerusakan dan keburukan tersebut sudah sangat parah di masyarakat.

Bila sudah demikian, lebih baik dia beruzlah, jika dia takut terkena fitnah.

***

Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang yang mematuhi larangan Tuhan

dari yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang mengadakan undian

di atas kapal. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas kapal dan

sebagian yang lain mendapat tempat di bawahnya. Orang-orang yang mendapat

tempat di bawah, jika ingin mengambil air minum harus melalui orang yang

berada di atas. Mereka yang berada di bawah kemudian berpikir untuk

membuat sebuah lubang air agar tidak mengganggu mereka yang di atas.

Jika kelompok yang di atas membiarkan maksud mereka yang berada di

bawah, tentulah seluruh orang yang berada di atas kapal tersebut akan

binasa. Sebaliknya, jika kelompok yang berada di atas melarang,

maka selamatlah mereka semua." (HR Bukhari)

***

Kehidupan mengasingkan diri atau beruzlah mempunyai dampak yang

membahayakan dan mempunyai akibat yang buruk. Dampak buruk tersebut

diantaranya ketidaktahuan yang bersangkutan akan kepribadiannya sendiri.

Hal ini karena seseorang tidak mungkin mengetahui pribadinya sendiri dengan

baik tanpa bantuan orang lain. Dia perlu orang lain untuk menilai pribadinya.

Seseorang dapat mengetahui apakah dirinya termasuk orang yang egois

ataukah mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi apabila dia bergaul

dengan orang lain. Contohnya, jika dia berjumpa dengan orang yang

membutuhkan bantuannya, dia dapat melihat dirinya. Bila hatinya keras dan

tidak mau memberikan bantuan, berarti dia egois. Sebaliknya, bila hatinya

menjadi lunak dan memberikan bantuan, berarti di mempunyai rasa

kesetikawanan yang tinggi. Begitu pula, seseorang tidak mungkin mengetahui

apakah dirinya lemah lembut dan sabar ataukah kasar dan tergesa-gesa

tanpa bergaul dengan orang lain. Jadi, sesungguhnya jalan agar seseorang

dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dan dapat berusaha

memperbaiki kelemahannya tersebut adalah dengan hidup berjamaah.

***

Rasulullah saw bersabda, "Seorang mukmin adalah cermin bagi

saudaranya. Jika dia melihat suatu kecacatan pada diri saudaranya,

dia harus memperbaikinya." (HR Bukhari dan Abu Dawud)

"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan

memberikan teman yang baik. Jika dia lupa, temannya mengingatkannya;

jika dia ingat, temannya mengawasinya." (HR Ahmad)

Seseorang yang hidup beruzlah tidak akan mempunyai teman yang akan

mengingatkannya bila suatu saat dia melakukan suatu kesalahan.

***

Cara-cara menghindari uzlah yaitu memahami dengan sebaik-baiknya

hubungan antara teks-teks yang menganjurkan uzlah dan teks-teks yang

menganjurkan bercampur baur dengan masyarakat dan  mewajibkan

berjamaah. Karena, hidup bermasyarakat merupakan asal (dasar),

sedangkan hidup beruzlah merupakan perkara khusus yang dilakukan

hanya dalam keadaan darurat, misalnya di waktu tidak ada satu

pun di kalangan masyarakat yang berpegang teguh pada ajaran Islam.

***

Menggunakan metode Islam yang memadukan kehidupan individual dan

kolektif. Ini akan mendorong seseorang untuk selalu hidup bermasyarakat

dan pada waktu yang sama memperhatikan kepentingan pribadinya.

Mengikuti dengan sebenar-benarnya jalan yang ditempuh Rasulullah saw

dalam menyebarkan dakwah dan mendirikan masyarakat yang Islami.

***

Memperhatikan kehidupan makhluk-makhluk di sekitar kita. Kehidupan

makhluk-makhluk tersebut satu dengan lainnya saling membantu dan

bekerja sama. Sekelompok lebah bekerja sama dalam membangun,

membersihkan dan melindungi rumahnya dari serangan musuh.

Mereka bekerja sama dalam mencari madu bunga. Apabila makhluk-

makhluk tersebut dapat dan selalu bekerja sama dalam kelompoknya,

maka kita sebagai manusia yang diberi keistimewaan oleh Allah swt

dengan akal, kebebasan berpikir dan kebebasan berkehendak serta

dijadikan pemimpin di alam ini seharusnya dapat lebih baik

dalam hidup bermasyarakat.

Copyright © 2000 - 2076