Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di
bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu
Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat
kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa
terpaut kepada masjid; Dua orang yang berkasih
sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul
maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak
berbuat serong oleh wanita bangsawan yang
cantik kemudian ia menolak dan berkata,
'Saya takut kepada Allah'; Orang yang
bersedekah dengan diam-diam; Orang yang
senantiasa berdzikir (ingat) kepada
Allah ketika sendirian kemudian
mencucurkan air mata."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Usamah bin Zaid rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengutus
kami ke Huraqah pada suku Juhainah maka ketika
kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu.
Tiba-tiba aku dan seorang Anshar bertemu
dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami
telah mengepungnya, ia berkata, "LAA ILAAHA ILLALLAAH."
Maka sahabatku orang Anshar itu menyuruh
aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi
aku terus saja menikam dengan tombakku sehingga
matilah dia. Dan ketika kami telah kembali ke
Madinah, berita itu telah sampai kepada
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
maka beliau bertanya, "Hai Usamah, apakah
engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan
'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Jawabku, "Ya Rasulullah,
ia hanya akan menyelamatkan diri." Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya,
"Apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan
'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Maka Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam mengulang-ulang
kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan
aku baru masuk Islam pada hari itu.
(Bukhari - Muslim)
*** *** *** *** ***
Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari
zina yang pasti mengenainya tanpa dapat
dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah
pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah
mendengarkan; Lidah zinanya adalah
perkataan; Tangan zinanya adalah menampar;
Kaki zinanya adalah melangkah; Hati zinanya
adalah menyukai dan mengharapkan.
Semua perzinaan itu, kemaluanlah yang
membenarkan atau mendustakannya."
(Bukhari - Muslim)
***
Umar bin al-Khaththab rodhiallohu 'anhu berkata:
Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam
jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh
orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud
membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan
menjualnya dengan harga murah. Maka saya bertanya
kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Dijawab,
"Jangan engkau membeli dan jangan engkau
menarik kembali sedekahmu, meskipun ia
memberikan kepadamu dengan harga satu dirham.
Karena orang yang menarik kembali sedekahnya
bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya."
(Bukhari - Muslim)
***
Abu Sa'id (Tsabit) bin adh-Dhahhak al-Anshari
rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu
agama selain Islam, padahal ia sengaja
berdusta maka ia tercatat sebagaimana
yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa
membunuh dirinya dengan sesuatu (alat) maka
ia akan disiksa dengan alat itu pula pada
hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang
melaksanakan nadzar terhadap apa yang
tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang
Mu'min sama artinya dengan membunuhnya."
(Bukhari - Muslim)
***
Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata,
"Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir,"
padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan
mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.
*** *** *** *** ***
Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Suatu hari
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah.
Belum pernah aku mendengar Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah
seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Andaikan kamu mengetahui apa yang aku
ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan
banyak menangis." Seketika itu aku melihat
sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya
masing-masing sambil menangis terisak-isak.
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Utsman bin Affan rodhiallohu 'anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib
kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan
memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-
dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan
dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
(Muslim)
***
Dari Imran bin Hushain rodhiallohu 'anhu,
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang
masuk surga tanpa hisab." Para sahabat bertanya,
"Siapakah mereka, ya Rasulullah?"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Mereka adalah orang yang tidak beristirqa'
(meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi),
tidak bertathayyur (menggantungkan nasib
kepada terbangnya burung), tidak melakukan
pengobatan dengan cara membakar bagian yang
sakit dengan besi panas membara dan orang-
orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka."
(Muslim)
***
Dari Abdillah bin Mas'ud rodhiallohu 'anhu bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Orang yang mempunyai sifat sombong sedikit saja di
dalam hatinya tidak akan masuk surga."
Seseorang berkata, "Bagaimana halnya ihwal
seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang
indah dan sepatu-sepatu yang indah?"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Allah itu indah dan Allah menyukai keindahan
(Seseorang tidak disebut sombong jika ia
mempercantik dirinya). Kesombongan terletak
pada penolakan terhadap kebenaran dan
memandang orang lain rendah."
(Muslim)
***
Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher)
rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Shalat berjama'ah pahalanya melebihi
shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah,
dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena
jika seseorang telah menyempurnakan wudhu kemudian
pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka
tidak bertindak selangkah melainkan diangkat
sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa hingga
masuk ke masjid. Apabila telah berada di dalam masjid maka
ia dianggap mengerjakan shalat selama ia masih
menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu
shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan
seseorang selama ia dalam majelis shalatnya.
Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya Allah,
ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian
itu selama ia tidak mengganggu dan
belum berhadats di tempat itu."
(Bukhari - Muslim)