Dari Abi Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima
sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kepada orang-orang Mu'min dengan
apa yang telah diperintahkan kepada Rasul-rasul maka
Allah telah berfirman, "Hai Rasul-rasul! Makanlah dari
segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan
pekerjaan yang baik." Allah berfirman, "Hai orang-orang
yang beriman! Makanlah dari apa yang telah
Kami rizkikan padamu." Kemudian beliau menceritakan
seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya,
rambutnya kusut penuh debu. Dia berkata:
Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya haram,
pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram
maka bagaimana akan diterima do'anya?
(Muslim)
***
Dari Abi Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkata:
Bahwa Allah berfirman, "Barangsiapa memusuhi
orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah
menyatakan PERANG terhadapnya dan tidaklah
beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai
seperti jika ia melakukan kewajiban yang
Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku
bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga
Aku mencintainya dan jika Aku mencintainya,
jadilah Aku sebagai telinganya untuk mendengar
dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai
tangannya untuk berjuang dan sebagai kakinya
untuk berjalan dan jika ia minta kepada-Ku pasti
Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan
kepada-Ku pasti Aku memberi perlindungan kepadanya."
(Bukhari)
***
Dari 'Aisyah rodhiallohu 'anha berkata: Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam suka mendahulukan
anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir,
bersuci dan dalam segala halnya."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Abi Hurairah rodhiallohu 'anhu menceritakan bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Malanglah ia, malanglah ia, malanglah ia.
Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari
tua ibu-bapaknya, tetapi gagal memperoleh surga
(dengan jalan berbakti kepada mereka)."
(Muslim)
***
Dari Abi Sa'id Al-Khudri rodhiallohu 'anhu telah berkata:
Aku telah dengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran hendaklah
ia merobahnya dengan tangannya, jika ia tak sanggup
maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka dengan
hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman."
(Muslim)
***
Dari Abi Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya yang
seiman dari hartanya atau sebagian dari itu,
maka henndaklah ia menyelesaikannya pada
hari ini (di dunia) sebelum datang hari
dimana dinar dan dirham tidak memberi
manfaat apa-apa. Bila ia mempunyai
amal shaleh maka amal tersebut diberikan kepada
saudaranya yang dizhaliminya. Namun jika ia
tidak memiliki amal shaleh maka dosa yang
dizhaliminya, ditimpakan kepadanya."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Sahl bin Sa'ad rodhiallohu 'anhu bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga
seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari
telunjuknya dan jari tengah sambil
membuka keduanya)
(Bukhari)
***
Dari Nu'man bin Basyir rodhiallohu 'anhu bahwa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Adzab neraka yang paling ringan pada hari kiamat ialah
seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya
dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya
mendidih, dimana ia tidak melihat ada orang lain yang
mendapat adzab lebih berat darinya, padahal
itu adzab neraka yang paling ringan."
(Muttafaq 'Alaih)
***
Dari Abdullah bin Umar rodhiallohu 'anhu berkata:
Saya telah mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan
hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika
mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah
batu besar yang jatuh dari atas bukit dan
menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak
dapat keluar. Maka berkatalah mereka,
"Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan
kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian
bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shaleh
yang pernah kalian lakukan dahulu."
***
Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu
saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi
kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada
seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu),
baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya.
Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala
ternak sehingga saya terlambat tidak kembali
kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu
ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus
memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk
membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak
akan memberikan minuman itu kepada siapapun
sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya
hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan
minum susu yang saya perahkan itu.
Padahal malam itu anak-anakku juga menangis
meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah,
jika saya lakukan itu benar-benar karena
mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah
kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu
itu sedikit hanya saja mereka belum dapat
keluar dari gua tersebut.
***
Lalu orang yang kedua berdoa, "Ya Allah,
dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku.
Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan
ingin berzina dengannya tetapi ia selalu
menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia
menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku.
Maka saya berikan padanya uang seratus
dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan
menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya.
Kemudian ketika saya telah berada di antara
kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah
kepada Allah dan jangan engkau pecahkan
tutup kecuali dengan cara yang halal.
Maka saya segera bangun daripadanya padahal
saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan
dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu.
Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karena
mengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah
kami dari kemalangan ini." Maka bergeserlah
batu itu sedikit tetapi mereka belum
juga dapat keluar daripadanya.
***
Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah,
saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai
banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika
saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba
ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu
lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus
pulang ke rumahnya dan tidak kembali.
Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah
dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak.
Kemudian setelah berselang waktu cukup lama,
buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah
berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."
Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang
berupa unta, lembu, kambing dan budak
penggembalanya itu adalah upahmu."
Orang itu berkata, "Hai hamba Allah,
janganlah engkau mengolok-olokkan aku."
Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu."
Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan
tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya.
"Ya Allah, jika saya berbuat itu karena
mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah
kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun
bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat."
(Bukhari - Muslim)