Hadits 6

Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di

sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk

memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya,

'Mau kemana kau?' Ia menjawab, 'Aku akan

mengunjungi saudaraku di kampung ini.'

Malaikat bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan

yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?'

Ia menjawab, 'Tidak, aku hanya mencintainya

karena Allah.' Lalu malaikat berkata,

'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan

kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana

kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'"

(Muslim)

***


Dari Umar rodhiallohu 'anhu dan Aisyah

rodhiallohu 'anha menceritakan bahwa Rasulullah

shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jibril selalu memperingatkanku tentang

hak-hak tetangga sehingga aku cenderung

percaya bahwa ia bisa-bisa akan memberi

mereka bahkan hak-hak warisan

(Bukhari)

***


Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu: Bahwasanya

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah

melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual,

lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam

onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya

meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau

yang basah itu dan berkata, "Mengapakah ini?"

Jawab yang mempunyai makanan, "Basah karena

hujan ya Rasulullah." Beliau bersabda,

"Mengapa tidak engkau taruh di sebelah atas

supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa

yang mengecoh maka ia bukan umatku."

(Muslim)

***


Dari Rabi'ah bin Ka'ab rodhiallohu 'anhu berkata,

"Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.

Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya,

beliau bertanya, 'Tiadakah engkau meminta kepadaku?'

Maka aku menjawab, 'Aku meminta supaya aku menjadi

temanmu di surga.' Beliau bertanya lagi,

'Tidak meminta yang lain?' 'Tidak,' jawabku.

Maka beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud.'"

(Muslim)

***


Dari Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Nabi

shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ya Allah,

sesungguhnya tidak ada kehidupan yang

sebenarnya kecuali kehidupan akhirat."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah

shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya

harta benda tetapi kekayaan yang

sebenarnya adalah kekayaan hati."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari Ibnu Umar rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah

shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari

kiamat seorang Mu'min didekatkan kepada Tuhan dengan

dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya,

"Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu?"

Jawabnya, "Ya, saya tahu." Maka Allah berfirman,

"Aku telah menutupi atasmu dunia dan

kini aku mengampuninya darimu."

Kemudian diberikan kepadanya

suratan amal kebaikannya."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Nabi

shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ada tiga perkara yang barangsiapa

memilikinya akan merasakan kelezatan

iman yaitu jika ia mencintai Allah dan

Rasulullah melebihi cintanya kepada

yang lain; Jika ia mencintai sesama

manusia semata-mata karena Allah dan

jika ia enggan kembali kafir setelah

diselamatkan Allah daripadanya,

sebagaimana ia enggan dimasukkan

ke dalam neraka."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari 'Ubadah bin ash Shamit rodhiallohu 'anhu berkata:

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya

dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya

dan bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya

dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam dan

ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya

(haq) maka Allah pasti akan memasukkannya

ke dalam surga dengan amal perbuatannya

(yang baik) seberapa pun adanya."

(Bukhari - Muslim)

***


Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu telah mendengar

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu

si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan

menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia.

***

Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya,

"Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan rupa yang bagus serta

hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku."

Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga hilanglah

penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian ditanya lagi,

"Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta." Maka diberinya

seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA

FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."

***

Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah

yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya

penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang."

Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut

yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?"

Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan,

"BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah

memberkahimu pada kekayaanmu itu)."

***

Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau

inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat melihat

orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali. Selanjutnya dia

ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing."

Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU

LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."

***

Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang

penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang

yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya.

Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam

perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan

pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi

rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini."

Jawab si Belang, "Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu

apa-apa, mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku

pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang

dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang,

"Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau

berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu."

***

Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan

si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si

Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga

karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga

engkau kembali seperti keadaanmu semula."

***

Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan

si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau

yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan

kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang

mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk  meneruskan

perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah

mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak

akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah."

Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah

diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."

(Bukhari - Muslim)

***


Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat."

(Bukhari)

***


Dari Abu Bakar rodhiallohu 'anhu meriwayatkan

bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
 
"Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa terburuk?"

Kami berkata, "Katakanlah, ya Rasulullah!"

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Menyekutukan seseorang dengan Allah dan

tidak patuh terhadap orang tua."

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam

sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya

bersabda, "Hati-hatilah dari berkata dusta."

Beliau terus mengulang-ulangi perkataan beliau itu
 
sehingga kami memohon agar berkenan menghentikannya.
 
(Bukhari)

***


Dari 'Aisyah rodhiallohu 'anha berkata:

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Bakal ada tentara yang menyerang Ka'bah tetapi

ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-

tiba mereka semua dibinasakan dari yang

pertama hingga yang terakhir."

'Aisyah rodhiallohu 'anha bertanya,

"Ya Rasulullah, kenapa mereka semua

dibinasakan padahal diantara mereka

ada yang di pasar dan tidak ikut

menyerang?" Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam

menjawab, "Dibinasakan semua kemudian akan

dibangkitkan menurut niat masing-masing."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari Ibnu Umar rodhiallohu 'anhu berkata:

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak

(menggoosok gigi). Tiba-tiba datang

kepadaku dua orang maka aku berikan

siwak itu kepada yang kecil tetapi

aku ditegur, "Dahulukan yang besar

maka aku berikan kepada yang besar."

(Bukhari - Muslim)

***


Dari Abu Ayyub: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam

berkata, "Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan,

kemudian ia puasa enam hari dalam bulan

Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa."

(Muslim)

***


Dari Musa al-Asy'ari rodhiallohu 'anhu

berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam

bersabda, "Seseorang itu akan berkumpul

bersama orang yang dikasihinya."

(Bukhari - Muslim)



Copyright © 2000 - 2076