Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di
sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk
memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya,
'Mau kemana kau?' Ia menjawab, 'Aku akan
mengunjungi saudaraku di kampung ini.'
Malaikat bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan
yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?'
Ia menjawab, 'Tidak, aku hanya mencintainya
karena Allah.' Lalu malaikat berkata,
'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan
kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana
kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'"
(Muslim)
***
Dari Umar rodhiallohu 'anhu dan Aisyah
rodhiallohu 'anha menceritakan bahwa Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jibril selalu memperingatkanku tentang
hak-hak tetangga sehingga aku cenderung
percaya bahwa ia bisa-bisa akan memberi
mereka bahkan hak-hak warisan
(Bukhari)
***
Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu: Bahwasanya
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual,
lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam
onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya
meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau
yang basah itu dan berkata, "Mengapakah ini?"
Jawab yang mempunyai makanan, "Basah karena
hujan ya Rasulullah." Beliau bersabda,
"Mengapa tidak engkau taruh di sebelah atas
supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa
yang mengecoh maka ia bukan umatku."
(Muslim)
***
Dari Rabi'ah bin Ka'ab rodhiallohu 'anhu berkata,
"Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya,
beliau bertanya, 'Tiadakah engkau meminta kepadaku?'
Maka aku menjawab, 'Aku meminta supaya aku menjadi
temanmu di surga.' Beliau bertanya lagi,
'Tidak meminta yang lain?' 'Tidak,' jawabku.
Maka beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud.'"
(Muslim)
***
Dari Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ya Allah,
sesungguhnya tidak ada kehidupan yang
sebenarnya kecuali kehidupan akhirat."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya
harta benda tetapi kekayaan yang
sebenarnya adalah kekayaan hati."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Ibnu Umar rodhiallohu 'anhu berkata: Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari
kiamat seorang Mu'min didekatkan kepada Tuhan dengan
dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya,
"Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu?"
Jawabnya, "Ya, saya tahu." Maka Allah berfirman,
"Aku telah menutupi atasmu dunia dan
kini aku mengampuninya darimu."
Kemudian diberikan kepadanya
suratan amal kebaikannya."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Anas rodhiallohu 'anhu berkata: Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ada tiga perkara yang barangsiapa
memilikinya akan merasakan kelezatan
iman yaitu jika ia mencintai Allah dan
Rasulullah melebihi cintanya kepada
yang lain; Jika ia mencintai sesama
manusia semata-mata karena Allah dan
jika ia enggan kembali kafir setelah
diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan
ke dalam neraka."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari 'Ubadah bin ash Shamit rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya
dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya
dan bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya
dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam dan
ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya
(haq) maka Allah pasti akan memasukkannya
ke dalam surga dengan amal perbuatannya
(yang baik) seberapa pun adanya."
(Bukhari - Muslim)
***
Abu Hurairah rodhiallohu 'anhu telah mendengar
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu
si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan
menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia.
***
Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya,
"Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan rupa yang bagus serta
hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku."
Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga hilanglah
penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian ditanya lagi,
"Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta." Maka diberinya
seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA
FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."
***
Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah
yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya
penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang."
Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut
yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?"
Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan,
"BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah
memberkahimu pada kekayaanmu itu)."
***
Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau
inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat melihat
orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali. Selanjutnya dia
ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing."
Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU
LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)."
***
Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang
penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang
yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya.
Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam
perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan
pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi
rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini."
Jawab si Belang, "Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu
apa-apa, mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku
pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang
dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang,
"Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau
berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu."
***
Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan
si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si
Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga
karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga
engkau kembali seperti keadaanmu semula."
***
Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan
si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau
yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan
kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang
mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan
perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah
mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak
akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah."
Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah
diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu."
(Bukhari - Muslim)
***
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat."
(Bukhari)
***
Dari Abu Bakar rodhiallohu 'anhu meriwayatkan
bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa terburuk?"
Kami berkata, "Katakanlah, ya Rasulullah!"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Menyekutukan seseorang dengan Allah dan
tidak patuh terhadap orang tua."
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya
bersabda, "Hati-hatilah dari berkata dusta."
Beliau terus mengulang-ulangi perkataan beliau itu
sehingga kami memohon agar berkenan menghentikannya.
(Bukhari)
***
Dari 'Aisyah rodhiallohu 'anha berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Bakal ada tentara yang menyerang Ka'bah tetapi
ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-
tiba mereka semua dibinasakan dari yang
pertama hingga yang terakhir."
'Aisyah rodhiallohu 'anha bertanya,
"Ya Rasulullah, kenapa mereka semua
dibinasakan padahal diantara mereka
ada yang di pasar dan tidak ikut
menyerang?" Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, "Dibinasakan semua kemudian akan
dibangkitkan menurut niat masing-masing."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Ibnu Umar rodhiallohu 'anhu berkata:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak
(menggoosok gigi). Tiba-tiba datang
kepadaku dua orang maka aku berikan
siwak itu kepada yang kecil tetapi
aku ditegur, "Dahulukan yang besar
maka aku berikan kepada yang besar."
(Bukhari - Muslim)
***
Dari Abu Ayyub: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
berkata, "Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan,
kemudian ia puasa enam hari dalam bulan
Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa."
(Muslim)
***
Dari Musa al-Asy'ari rodhiallohu 'anhu
berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Seseorang itu akan berkumpul
bersama orang yang dikasihinya."
(Bukhari - Muslim)