BERPERILAKU HALUS
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
"Nasihatilah para wanita itu baik-baik karena wanita itu diciptakan dari
tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang teratas.
Jika engkau berlaku keras dalam meluruskannya, engkau akan
mematahkannya. Akan tetapi jika engkau biarkan ia tentu akan tetap
bengkok. Oleh karena itu berikanlah nasihat baik-baik kepada
para wanita." (HR Bukhari dan Muslim)
***
Perilaku halus dan mulia ialah perilaku yang tidak menyakitkan
hati orang lain, baik secara fisik maupun secara mental.
Hadits di atas memerintahkan kepada para suami untuk tidak berbuat
kasar dalam meluruskan kesalahan-kesalahan istrinya. Para suami hendaknya
memperbaiki kesalahan istrinya dengan cara yang halus dan baik.
Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus.
Hampir setiap saat muncul permasalahan yang dapat menimbulkan
perselisihan, pertengkaran dan percekcokan antara suami istri.
Bila suami orang yang berperilaku kasar dan kejam, ia tidak akan segan
berbuat kasar kepada istrinya. Setiap muslimah hendaknya tidak tergesa-
gesa menerima lamaran seorang laki-laki yang belum jelas perilakunya.
Setiap muslimah sebaiknya meneliti dan mengamati perilaku calon suaminya
sebelum memustuskan untuk menerima atau menolak lamaran dari laki-laki
yang akan menjadi suaminya, apakah calon suaminya termasuk orang yang
suka berbuat kasar dan kejam; ataukah dia termasuk orang
yang berperilaku halus dan mulia.
JUJUR DAN AMANAH
Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang yang diberikan
kepadanya. Seorang suami harus memiliki sifat jujur dan amanah karena suami
adalah kepala rumah tangga yang dituntut untuk memberi nafkah kepada
keluarganya. Dalam hal ini seorang suami wajib bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Seorang laki-laki yang jujur dan
amanah tentu akan memperhatikan pekerjaannya tersebut tidak bertentangan
dengan syariat Islam, sehingga dia tidak akan memberi makan keluarganya
dari pekerjaan yang haram. Suami yang mempunyai sifat amanah tentu tidak
melakukan korupsi dalam melakukan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kejujuran dan keamanahan
seseorang antara lain dapat dilakukan dengan memperhatikan lingkungan
teman-temannya. Menanyakan kepada orang-orang yang kenal dekat dengan
calon suami dan dapat dipercaya keterangannya. Keterangan dari mereka
akan memberikan gambaran apakah calon suami termasuk orang jujur dan
amanah atau tidak. Melihat jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
***
TIDAK KIKIR DAN TIDAK LEMAH SYAHWAT
Sifat kikir adalah kebalikan dari sifat dermawan. Orang yang kikir enggan
mengeluarkan uang atau hartanya untuk kepentingan apa pun. Sebaliknya, orang
dermawan suka mengeluarkan harta atau uangnya untuk kepentingan yang
bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun orang lain.
Dalam kehidupan rumah tangga diperlukan belanja secara wajar agar kebutuhan
fisik minimum keluarga terpenuhi dengan baik. Suami sebagai kepala keluarga,
bertanggung jawab atas kehidupan istri dan anak-anaknya sesuai dengan
kemampuannya. Seorang suami harus mengetahui berapa besar kebutuhan
belanja minimum keluarganya agar mereka hidup layak dan sehat. Ia tidak dapat
secara sepihak menetapkan besarnya belanja sehari-hari tanpa memperdulikan
harga-harga kebutuhan sehari-hari yang sebenarnya di pasar.
Para muslimah sudah seharusnya mengetahui, apakah calon suaminya
tersebut bersifat kikir atau dermawan. Seorang istri yang pemboros atau
konsumtif tidak dapat begitu saja menilai kikir seorang laki-laki, karena
pengertian kikir bukanlah ketidakmauannya memberi apa yang menjadi
permintaan istri, melainkan ketidakmauannya memberikan harta atau
uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk kebutuhan keluarganya.
***
Lemah syahwat yaitu ketidakmampuan seorang laki-laki memenuhi
kebutuhan biologis istri. Memenuhi kebutuhan biologis hanya dibenarkan
melalui pernikahan. Seorang istri dapat mengajukan perceraian jika
ternyata suaminya, seorang yang lemah syahwat.
***
SENANG BERKETURUNAN DAN SUBUR
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
"Menikahlah kalian, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah
kalian kepada ummat-ummat lain dan janganlah kalian seperti
pendeta-pendeta nasrani." (HR Baihaqi)
***
Hadits di atas menganjurkan kepada para laki-laki menjauhi hidup membujang
dan menyukai berumah tangga dengan banyak keturunan. Laki-laki yang sehat
adalah laki-laki yang senang beristri. Laki-laki yang membujang adalah laki-
laki yang tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian eksistensi
manusia di permukaan bumi. Oleh karena itu, Rasulullah saw mengecam laki-
laki yang menjalani hidup kependetaan. Mereka tidak mau beristri dan
tidak mau menyalurkan tuntutan biologis secara halal sehingga membuat
dorongan naluriah mereka menyimpang dari fitrahnya. Manusia mempunyai
tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan dengan melakukan
perkawinan sesuai dengan yang telah digariskan oleh Allah swt,
sehingga asal-usul nasab seseorang menjadi jelas. Setiap laki-laki
dituntut untuk suka mempunyai keturunan, bukan hidup membujang seperti
pendeta nasrani. Pola kependetaan bertentangan dengan tuntutan untuk
berketurunan dalam usaha menjaga eksistensi manusia di dunia.
Laki-laki yang suka mempunyai keturunan memiliki rasa tanggung jawab
terhadap anak-anaknya. Tanpa keinginan kuat untuk berketurunan,
laki-laki hanya akan memperlakukan perempuan sebagai
obyek seksual dan kepuasan syahwat semata.