Petunjuk Mencari Suami 3

BERPERILAKU HALUS

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:

"Nasihatilah para wanita itu baik-baik karena wanita itu diciptakan dari

tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang teratas.

Jika engkau berlaku keras dalam meluruskannya, engkau akan

mematahkannya. Akan tetapi jika engkau biarkan ia tentu akan tetap

bengkok. Oleh karena itu berikanlah nasihat baik-baik kepada

para wanita." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Perilaku halus dan mulia ialah perilaku yang tidak menyakitkan

hati orang lain, baik secara fisik maupun secara mental.

Hadits di atas memerintahkan kepada para suami untuk tidak berbuat

kasar dalam meluruskan kesalahan-kesalahan istrinya. Para suami hendaknya

memperbaiki kesalahan istrinya dengan cara yang halus dan baik.

Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus.

Hampir setiap saat muncul permasalahan yang dapat menimbulkan

perselisihan, pertengkaran dan percekcokan antara suami istri.

Bila suami orang yang berperilaku kasar dan kejam, ia tidak akan segan

berbuat kasar kepada istrinya. Setiap muslimah hendaknya tidak tergesa-

gesa menerima lamaran seorang laki-laki yang belum jelas perilakunya.

Setiap muslimah sebaiknya meneliti dan mengamati perilaku calon suaminya

sebelum memustuskan untuk menerima atau menolak lamaran dari laki-laki

yang akan menjadi suaminya, apakah calon suaminya termasuk orang yang

suka berbuat kasar dan kejam; ataukah dia termasuk orang

yang berperilaku halus dan mulia.


JUJUR DAN AMANAH

Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang yang diberikan

kepadanya. Seorang suami harus memiliki sifat jujur dan amanah karena suami

adalah kepala rumah tangga yang dituntut untuk memberi nafkah kepada

keluarganya. Dalam hal ini seorang suami wajib bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Seorang laki-laki yang jujur dan

amanah tentu akan memperhatikan pekerjaannya tersebut tidak bertentangan

dengan syariat Islam, sehingga dia tidak akan memberi makan keluarganya

dari pekerjaan yang haram. Suami yang mempunyai sifat amanah tentu tidak

melakukan korupsi dalam melakukan pekerjaan yang telah menjadi tugasnya.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kejujuran dan keamanahan

seseorang antara lain dapat dilakukan dengan memperhatikan lingkungan

teman-temannya. Menanyakan kepada orang-orang yang kenal dekat dengan

calon suami dan dapat dipercaya keterangannya. Keterangan dari mereka

akan memberikan gambaran apakah calon suami termasuk orang jujur dan

amanah atau tidak. Melihat jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya.

***


TIDAK KIKIR DAN TIDAK LEMAH SYAHWAT

Sifat kikir adalah kebalikan dari sifat dermawan. Orang yang kikir enggan

mengeluarkan uang atau hartanya untuk kepentingan apa pun. Sebaliknya, orang

dermawan suka mengeluarkan harta atau uangnya untuk kepentingan yang

bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun orang lain.

Dalam kehidupan rumah tangga diperlukan belanja secara wajar agar kebutuhan

fisik minimum keluarga terpenuhi dengan baik. Suami sebagai kepala keluarga,

bertanggung jawab atas kehidupan istri dan anak-anaknya sesuai dengan

kemampuannya. Seorang suami harus mengetahui berapa besar kebutuhan

belanja minimum keluarganya agar mereka hidup layak dan sehat. Ia tidak dapat

secara sepihak menetapkan besarnya belanja sehari-hari tanpa memperdulikan

harga-harga kebutuhan sehari-hari yang sebenarnya di pasar.

Para muslimah sudah seharusnya mengetahui, apakah calon suaminya

tersebut bersifat kikir atau dermawan. Seorang istri yang pemboros atau

konsumtif tidak dapat begitu saja menilai kikir seorang laki-laki, karena

pengertian kikir bukanlah ketidakmauannya memberi apa yang menjadi

permintaan istri, melainkan ketidakmauannya memberikan harta atau

uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk kebutuhan keluarganya.

***

Lemah syahwat yaitu ketidakmampuan seorang laki-laki memenuhi

kebutuhan biologis istri. Memenuhi kebutuhan biologis hanya dibenarkan

melalui pernikahan. Seorang istri dapat mengajukan perceraian jika

ternyata suaminya, seorang yang lemah syahwat.

***


SENANG BERKETURUNAN DAN SUBUR

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:

"Menikahlah kalian, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah

kalian kepada ummat-ummat lain dan janganlah kalian seperti

pendeta-pendeta nasrani." (HR Baihaqi)

***

Hadits di atas menganjurkan kepada para laki-laki menjauhi hidup membujang

dan menyukai berumah tangga dengan banyak keturunan. Laki-laki yang sehat

adalah laki-laki yang senang beristri. Laki-laki yang membujang adalah laki-

laki yang tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian eksistensi

manusia di permukaan bumi. Oleh karena itu, Rasulullah saw mengecam laki-

laki yang menjalani hidup kependetaan. Mereka tidak mau beristri dan

tidak mau menyalurkan tuntutan biologis secara halal sehingga membuat

dorongan naluriah mereka menyimpang dari fitrahnya. Manusia mempunyai

tanggung jawab untuk memperbanyak keturunan dengan melakukan

perkawinan sesuai dengan yang telah digariskan oleh Allah swt,

sehingga asal-usul nasab seseorang menjadi jelas. Setiap laki-laki

dituntut untuk suka mempunyai keturunan, bukan hidup membujang seperti

pendeta nasrani. Pola kependetaan bertentangan dengan tuntutan untuk

berketurunan dalam usaha menjaga eksistensi manusia di dunia.

Laki-laki yang suka mempunyai keturunan memiliki rasa tanggung jawab

terhadap anak-anaknya. Tanpa keinginan kuat untuk berketurunan,

laki-laki hanya akan memperlakukan perempuan sebagai

obyek seksual dan kepuasan syahwat semata.



Copyright © 2000 - 2076