
Gambar 4.1. Sinyal x[n]
(kiri atas) dan sinyal-sinyal penyusunnya
Pada gambar kiri atas, terlihat sinyal x[n] terdiri atas lima impuls. Gambar yang lain adalah
impuls-impuls penyusun gambar kiri atas. Impuls-impuls penyusun dapat diperoleh dengan
mengalikan sinyal x[n] dengan impuls satuan yang digeser. Sinyal impuls
x[0]d[n] diperoleh dengan mengalikan x[n] dengan
d[n]. Sinyal impuls x[1]d[n-1]
diperoleh dengan mengalikan x[n] dengan d[n-1]. Dan akhirnya
tampak jelas bahwa:
x[n] = x[0]d[n] +
x[1]d[n-1] +
x[2]d[n-2] +
x[3]d[n-3]
x[4]d[n-4]
Secara umum, sebuah sinyal diskret sembarang x[n] dapat dinyatakan sebagai penjumlahan
impuls-impuls:
Seperti pada sistem diskret, sebuah sinyal kontinyu sembarang dapat dinyatakan sebagai
integral dari impuls-impuls:
Konvolusi
Keluaran sebuah sistem disebut juga respon. Jika sinyal berupa unit impulse masuk ke dalam
sistem, maka sistem akan memberi respon yang disebut respon impuls (impulse response).
Respon impuls biasa diberi simbol h. Jika sistemnya diskret, respon impulsnya diberi simbol
h[n] dan jika sistemnya kontinyu, respon impulsnya diberi simbol h(t). Di bawah ini adalah
gambar sinyal impuls satuan d[n] dan contoh respon impuls sebuah
sistem diskret h[n].

Gambar 4.2. Sinyal impuls
satuan (kiri) dan contoh respon impuls (kanan)
Jika respon
impuls sebuah sistem linier diketahui, maka respon sistem terhadap sembarang bentuk sinyal
dapat dihitung. Gambar di bawah ini memperlihatkan bagaimana respon sistem terhadap
masukan x[n] dicoba dihitung untuk sistem dengan respon impuls h[n] seperti gambar 4.2 di atas.

Gambar 4.3. Respon (kanan) terhadap berbagai impuls (kiri). Impuls-impuls merupakan penyusun
sinyal x[n]. Respon-respon yang ditunjukkan adalah untuk sistem dengan respon impuls seperti
pada gambar 4.2
Pada penghitungan respon sistem terhadap masukan sinyal sembarang x[n], sinyal x[n] diurai
menjadi sinyal-sinyal penyusunnya. Setiap sinyal penyusun kemudian dicari responnya. Respon
sistem diperoleh dengan menjumlahkan seluruh respon terhadap sinyal penyusun. Dengan kata lain,
Sinyal x[n] diurai menjadi sinyal-sinyal x[0]d[n],
x[1]d[n-1], x[2]d[n-2] dan seterusnya.
Setiap sinyal penyusun akan menghasilkan respon yang mirip dengan respon impuls, tapi berbeda
pada letak dan nilai besarnya. Bentuk sinyal x[0]d[n] sama dengan
impuls satuan dikali 2, maka responnya sama dengan respon impuls dikali dua atau x[0]h[n].
Bentuk sinyal x[1]d[n-1] sama dengan impuls satuan digeser satu
ke kanan dan dikali tiga, maka responnya sama dengan respon impuls digeser satu ke kanan dan
dikali tiga atau x[1]h[n-1]. Dan seterusnya. Karena sinyal x[n] dapat disusun dari
impuls-impuls penyusun, maka respon sistem terhadap sinyal x[n] dapat disusun dari respon-respon
impuls penyusun, yaitu x[0]h[n] + x[1]h[n-1] + x[2]h[n-2] + ... . Setelah dilakukan penjumlahan
seperti ini diperoleh gambar respon sistem di bawah ini:

Gambar 4.4. Respon sistem (kanan) terhadap masukan x[n] (kiri). Respon sistem merupakan
penjumlahan respon-respon pada gambar 4.3
Jika h[n] adalah respon impuls sistem linier diskret, dan x[n] adalah sinyal masukan maka
sinyal keluaran adalah
Rumusan
di atas disebut penjumlahan konvolusi.
Jika h(t) adalah respon impuls sistem linier kontinyu, dan x(t) adalah sinyal masukan maka
sinyal keluaran adalah
Rumusan
di atas disebut integral konvolusi.
Operasi konvolusi mempunyai beberapa sifat operasional:
1. Komutatif : x * h = h * x
2. Asosiatif : (x * g) * h = x * (g * h)
3. Distributif: x * (h1 + h2) = x * h1 + x * h2
Telah disebutkan bahwa jika respon impuls sebuah sistem diketahui, respon sistem terhadap
sembarang sinyal dapat dihitung. Sebuah sistem linier dan time-invariant hanya mempunyai satu
respon impuls yang tidak pernah berubah. Jadi hubungan antara sebuah sistem dengan respon
impuls adalah berkawan satu-satu. Itulah sebabnya respon impuls dapat digunakan menyatakan
sebuah sistem dalam pemodelan seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Respon sistem terhadap masukan berupa tangga satuan (unit step) disebut respon step.
Hubungan antara unit step dengan unit impulse berkawan satu-satu. Sehingga seperti respon
impuls, respon step juga dijadikan gambaran sistem. Penggunaan respon step dalam penggambaran
sistem banyak dilakukan pada analisis dan desain sistem kontrol. Sedangkan penggunaan respon
impuls lebih banyak dilakukan pada analisis dan desain tapis (filter).
Properti Sistem Linier
Kepemilikan memori. Sistem disebut tanpa memori bila keluaran pada suatu saat hanya
tergantung masukan pada saat
yang sama. Jadi keluaran tidak tergantung masukan pada saat yang lalu atau masukan pada saat
sesudahnya. Karena unit impuls hanya mempunyai nilai di n=0 maka respon impuls sistem linier
tanpa memori hanya mempunyai nilai di n=0. Dengan kata lain
h[n]¹0 untuk n=0 dan h[n]=0
untuk n¹0. Untuk sistem linier tanpa memori, persamaan sistem
adalah y[n]=kx[n] dengan k konstanta, dan respon impulsnya adalah
h[n]=kd[n]. Untuk sistem linier kontinyu tanpa memori, persamaan
sistem adalah y(t)=kx(t) dengan k konstanta, dan respon impulsnya adalah
h(t)=kd(t). Apakah resistor merupakan sistem linier tanpa memori?
Jika demikian, manakah konstanta sistemnya?
Invertibilitas. Sistem invertibel adalah sistem yang dapat dicari sistem inversnya. Sistem
invers membalik proses sistem utama. Jika keluaran sebuah sistem dimasukkan ke sistem invers,
maka keluaran sistem invers itu akan sama dengan masukan dari sistem utama. Ide sistem invers
banyak dipakai pada pemodelan sistem dengan menggunakan fungsi polynomial.
Pada gambar terdapat dua sistem dengan respon
impuls h dan hI. Jika hI adalah sistem invers dari h, maka akan berlaku bahwa z = y * h, y = x * hI,
dan z = x.
Bayangkan h adalah sebuah sistem fisik dan hI adalah rangkaian op-amp. Maka
keluaran z dari sistem fisik dapat diperoleh dengan memberi masukan x sebesar nilai z yang
diinginkan. Konsep seperti ini diterapkan pada teknik kontrol dengan model invers.
Kausalitas. Sistem kausal adalah sistem yang memberi respon setelah ada masukan.
Pengaruh suatu masukan terasa pada saat itu juga dan atau terasa kemudian. Sebuah nilai
keluaran dipengaruhi hanya oleh masukan pada saat yang sama atau pada saat yang lalu sehingga
Sinyal impuls satuan mengandung nilai
di n = 0 atau t = 0, sehingga respon impuls sistem kausal hanya mengandung nilai di
n ³ 0 (diskret) atau di
t ³ 0 (kontinyu).
Stabilitas. Sebuah sistem yang stabil akan memberikan respon yang berhingga jika masukannya
berhingga. Jika masukan berhingga, maka agar keluaran berhingga haruslah respon impulsnya
berhingga. Artinya