Terkadang
Terkadang terpikir mengapa aku harus bicara
satu kata tanpa jiwa sehabis bekerja
Terkadang terpikir suatu makna yang membeku
dan mengeras, mengekal batu di atasku
Satu lagi yang menghadangku, kau tak perlu tahu
Terkadang aku sendiri pun tak tahuTerkadang tepikir mengapa kau masih di situ
Dulu aku yang menahanmu, memandangimu
sepuas hatiku, namun tak kunjung kugenggam
Kepak sayapmu laju tinggalkan aku sendiri
setumpuk asa terbawa angin senja, tiada lagi
Terkadang terpikir betapa bodohnya aku
dan sekarang waktu yang menguji telah mengarah
Jarak masih terentang antara kita, di suatu masa
Hari-hari yang berganti, hanya mengulur saja
Kini kulepas tanganmu, dengan setengah hati
Terkadang terpikir untuk apa hidup ini
Wajah-wajahku semakin beku, memandang langit
Kususun bintang-bintang sendiri, berharap lagi
satu 'kan jatuh dan semua kan jadi milikku
Terkadang terpikir betapa lucunya aku
yang cuma bisa menulis kata demi kata
dan menguburnya dalam-dalam
sementara kakiku berlari memburu cakrawalaDemak, 22 Juli 1992
< previous | Index | next >