Jum'at, 02 Juni 2000, @11:26 WIB
detikcom - Makassar, Sekitar 100 mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) berdemo di depan Markas Kodam VII Wirabuana, Jl Urip Sumohardjo, Makassar. Mereka menuntut agar Pangdam Mayjen Slamet Kirbiantoro dicopot dari jabatannya. Waduh!
Sekitar pukul 10.00 WITA, Jum’at (2/5/2000), ratusan mahasiswa dengan menumpang beberapa bus mendatangi Markas Kodam VII. Namun mereka gagal menemui Pangdam yang sedang berada di Poso, Sulawesi Tengah.
Delegasi mahasiswa kemudian diterima Komandan Intel (Danintel) Kodam VII, Letkol Gautama.
Menurut Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM, Abdul Wahid Nara, Mayjen Slamet dinilai sangat tidak memasyarakat dan hanya jadi perwira ‘titipan’ Presiden Gus Dur.
Menurut Nara, Pangdam tidak pernah mau mendengar apalagi berdialog dengan masyarakat termasuk mahasiswa. “Pangdam ini tidak mau mengunjungi mahasiswa seperti halnya pangdam-pangdam sebelumnya,” tegas Nara.
Karena sikap seperti itu, lanjut Nara, telah menyebabkan kerusuhan di Poso berlarut-larut. Ia juga menilai Kodam VII sangat lambat dalam menangani kasus bernuansa SARA di Poso.
Dalam pernyataan sikapnya, para mahasiswa juga mengimbau elit politik untuk segera menghentikan kegiatan yang selalu menggunakan isu SARA dalam mengadu domba masyarakat.
Mereka meminta aparat bertindak tegas terhadap provokator yang berusaha memecah belah bangsa. Kemudian juga mengimbau aparat agar secepatnya menyelesaikan konflik yang bernuansa SARA di Poso agar tidak meluas ke wilayah lain.
Sementara itu, Danintel Kodam VII, Letkol Gautama mengatakan Pangdam sebenarnya sudah berusaha sekuat tenaga menyelesaikan konflik Poso. “Bahkan Pangdam saat ini masih berada di Poso. Sementara satuan-satuan di Kodam termasuk peralatan berat juga sudah disiapkan bila diperlukan,” jelas Gautama.
Menurut dia, TNI saat ini tugasnya adalah pertahanan. Makanya, lanjut dia, bila ada masalah keamanan harus ada permintaan dari kepolisian. Saat ini menurut dia, permintaan dari Polda baru sebatas 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Kodam VII/Wirabhuana.
Sementara itu, tambah Gautama, Kodam sendiri sudah menyiapkan 2 Satuan Setingkat Batalyon (SSB) atau sekitar 1500 personil, termasuk 10 panser dan sejumlah alat berat lainnya untuk mengatasi konflik SARA di Poso. (ani)
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh