BERITA UTAMA WASPADA
MINGGU, 24 OKTOBER 1999
100 Ribu Warga Aceh
Tuntut
Referendum
LANGSA (Waspada): Sedikitnya 100 ribu warga Aceh Timur dari berbagai lapisan masyarakat, Sabtu(23/10) melakukan pawai akbar sebagai mensosialisasikan syariat Islam dan mendesak Pemerintah Pusat segera melaksanakan referendum dalam menyelesaikan masalah Aceh.
Massa yang memadati lapangan Merdeka di depan pendopo Bupati, meluap ke Jalan A. Yani dan jalan lingkar di sekeliling lapangan berubah menjadi lautan manusia.
Ketua HMI Cabang Langsa Ray Iskandar yang termasuk salah seorang unsur panitia dalam acara tersebut kepada Waspada mengatakan, pawai akbar itu diikuti oleh seluruh elemen masyarakat Aceh yang terdiri dari para pimpinan dayah/pesantren, santri, taliban, ulama, remaja masjid, pemuda, LSM dan mahasiswa se-Aceh Timur dari 20 kecamatan.
Dengan menggunakan sekitar 1500 kenderaan roda empat dan ribuan kedaraan roda dua, massa mulai bergerak sekitar pukul 8:30 dari Kecamatan Simpang Ulim di perbatasan Aceh Timur dengan Aceh Utara menuju ke Langsa Ibukota kabupaten Aceh Timur dan berkumpul di lapangan merdeka.
Di sana mereka mengadakan berbagai orasi, membacakan hakikat perang sabil dan meneriakan yel-yel referendum. Sekira pukul 12:00 mereka bergerak lagi menuju ke perbatasan Aceh Timur dengan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sehingga jalur yang ditempuh berkisar 160 kilometer.
Dalam pawai yang berlangsung tertib dan dipandu oleh foredes dari Polres Aceh Timur relatif berlangsung aman tidak terjadi insiden yang berarti, kecuali hanya dua kejadian kecil yang senggolan antara truk dan sepedamotor di simpang tugu yang hanya membuat luka-luka lecet beberapa orang penumpangnya.
Menurut Hamdani dan Saiful Bahri yang ikut mengkoordinir massa ketika berlangsung acara itu,pawai bisa berlangsung dengan aman dan tertib karena semua peserta sudah memiliki kesadaran yang tinggi,apalagi tujuan pawai bukan untuk merusak tetapi untuk menunjukkan kepada Pemerintah Pusat bahwa masyarakat Aceh menginginkan referendum.
"Moment sekarang sangat tepat karena K.H.Abdurrahman Wahid yang ikut membuka selubung referendum di Banda Aceh sudah menjadi presiden. Sekarang kita tagih janjinya yang menjanjikan referendum untuk menyelesaikan masalah Aceh,'' kata Ir.Marhaban Johan Raden dari LSM Persia.
Ketika pawai itu berlangsung hampir semua kegiatan kantor di Aceh Timur tutup total, bahkan pendopo dan kantor Bupati pagarnya ikut dikunci. Demikian juga kenderaan umum di jalan raya tidak ada, sehingga jalanan nyaris sepi setelah dilewati oleh konvoi pawai tersebut. (b13)
----------end----------