Update: 24.00 Wib Minggu,  02  Januari 2000


Tiga Aparat Dianiaya Orang tak Dikenal


*Dua Meninggal

Serambi-Banda Aceh
Tiga aparat keamanan (Polri dan TNI) dianiaya orang tak dikenal dalam waktu terpisah dan tempat yang berbeda. Dua di antara aparat itu menemui ajalnya akibat penganiayaan tersebut.
Aparat yang tewas adalah Serka Zenda, petugas Polsek Peureulak, akibat tusukan benda tajam ke perutnya, Jumat (31/12). Sedangkan Serda Zulkifli, anggota Koramil Simpangtiga, Pidie, tewas dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal di Keude Giegieng, Sabtu (1/1). Yang luput dari maut adalah Kopral Armaidi. Petugas Intel Kodim 0104 Aceh Timur ini mengalami cedera setelah ditembak dengan senjata sejenis pistol, Kamis (30/12).
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Serambi, sekitar pukul 19.30 WIB, Kamis (30/12), Kopral Armaidi dan bersama rekannya sesama anggota Intel yang bermarga Simajuntak, berbocengan mengendarai sepeda motor Astrea hendak pulang ke asrama Kodim. Saat kedua aparat itu melewati Lapangan Merdeka Langsa atau persisnya di depan tugu bambu runcing, mereka dihadang olah dua orang tak dikenal yang juga berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Pro. Salah seorang di antara penghadang itu mencabut pistol yang terselip di pinggangnya dan melepaskan tembakan ke arah kedua aparat itu. Setelah melepaskan tembakan, kedua orang tak dikenal itu tancap gas dan meghilang menuju arah barat. Armaidi dan Simanjuntak terjatuh dari sepeda motornya. Tembakan yang dilepaskan sipil bersenjata mengenai Armaidi. Rahang dan gigi korban hancur akibat peluru menembus ke dua pipinya. Sedangkan Simanjuntak yang dibonceng hanya terluka kena batu akibat terjatuh.
Musibah yang menimpa Serka Zenda, anggota Polri yang tewas ditusuk senjata tajam oleh orang tak dikenal itu, berdasarkan informasi yang diperoleh, terjadi sekitar pukul 12.00 Wib. Insiden itu terjadi ketika korban sedang dalam perjalanan ke masjid hendak menunaikan shalat Jumat.
Namun di perjalanan, secara tiba-tiba korban disekap. Tanpa sempat memberikan perlawanan, korban ditusuk perutnya bertubi dengan sebilah pisau olah orang tak dikenal itu. Korban tersungkur, ususnya terburai ke luar. Setelah menusuk korban di siang bolong itu, orang tak dikenal melarikan diri.
Masyarakat mencoba memberikan pertolongan dengan melarikan korban ke Puskesmas Peureulak. Namun aparat polisi yang malang itu menghembuskan napas terakhir. "Jenazah korban, tadi pagi (kemarin) dipulangkan ke daerah asalnya Sumatera Barat," kata Kapolres Aceh Timur, Letkol Pol Drs Abdullah Hayati kepada Serambi kemarin.
Kapolres sangat sesalan terjadinya peristiwa yang mengakibatkan anggotanya itu menjadi korban pembunuhan. Padahal pada waktu itu, korban hendak ke masjid untuk shalat Jumat. "Lagi pula apa kesalahan petugas polisi, sehingga menjadi sasaran pembunuhan," kata Kapolres kesal.
Bacok leher
Sedangkan Serda Zulkifli (38) tewas seketika setelah dibacok sekelompok pemuda tak dikenal di kawasan Keude Gigieng Kecamatan Simpangtiga Kabupaten Pidie, Sabtu (1/1). Korban meninggal di tempat, setelah mengalami luka bacok di bagian leher dan lambung.
Keterangan yang dihimpun Serambi menyebutkan, hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, korban datang di Keude Gigieng dengan tujuan membeli ikan. Tiba-tiba sekelompok pemuda dengan mengendarai sepeda motor menyergap dan langsung membacok, ketika itu korban masih sempat minta tolong.
Masyarakat yang menyaksikan adegan pembunuhan sadis itu kaget dan tak berani berkutik. Sebagian masyarakat langsung menutup kedainya dan sebagian menghindar dari lokasi kejadian. Dalam sekejap, suasana pusat pasar menjadi sunyi sepi dan mencekam.
Dandim Pidie, Letkol Inf Iskandar MS kepada Serambi, kemarin mengatakan pihaknya sangat menyesal perlakukan sadis terhadap anak buahnya. "Bagaimana kita katakan lagi, bulan puasa masih juga melakukan perbuatan terkutuk. Syariat Islam bagaimana yang akan diterapkan, sementara masih ada yang membunuh sesama muslim," ungkapnya.
Sore itu, jelas Dandim Iskandar, korban hendak membeli ikan dipusat pasar Gigieng, apalagi korban merupakan putra asal daerah tersebut. Karena mengalami luka serius di bagian leher dan lambung, akhirnya korban meninggal di lokasi kejadian.
Setengah jam setelah peristiwa itu, puluhan TNI mengamankan lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban yang telah jadi mayat. Tembakan ke udara pun tak terhindarkan dan mengejutkan masyarakat setempat, sekaligus aparat mengumpulkan masyarakat yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Suara tembakan terhenti setelah Pasie Ops Kodim 0102/Pidie, Kapten Inf Sunardi melarang anak buahnya untuk menghamburkan peluru. Perwira itu memerintahkan pasukannya supaya tidak mengasari dan merusak harta milik rakyat. "Hentikan, jangan pukuli rakyat!," tegasnya berulang-ulang.
Sejumlah warga sempat dibawa ke Makodim untuk diminta keterangan tentang peristiwa tersebut. Namun, mereka disuruh pulang karena tidak terindikasi terlibat. "Semua mengaku tak kenal dengan pelaku pembunuhan, tapi masyarakat dengan jujur mengatakan melihat adegannya," tambah Dandim Iskandar.
Atas peristiwa yang menimpa anak buahnya, Dandim Iskandar, minta kepada LSM dan pegiat HAM di Aceh, supaya tidak menutup mata. Artinya, tidak hanya korban dari pihak rakyat sipil yang diperhatikan. Karena apa yang menimpa anak buahnya juga merupakan pelanggaran HAM. Apalagi cukup banyak korban dari pihak TNI/Polri, baik yang dibunuh dan diculik.
Selama ini, tambah Dandim Iskandar, pihaknya sudah bersabar tidak melakukan operasi karena menghormati bulan puasa. Tapi, pihak lain tidak peduli dan tega membunuh sesama pada bulan suci. "Kami bukan tidak mau berperang, tapi sekarang masih bersabar dan menghormati masyarakat yang sedang berpuasa," katanya.(tim)


Mapolsek Dibom, Jamaah Tarawih Kucar-kacir

Serambi-Lhokseumawe
Ratusan masyarakat Kutamakmur yang sedang bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Isya dan tarawih berjamaah di masjid setempat, Jumat (31/12) malam, terpaksa lari kucar-kacir menyelamatkan diri menyusul ledakan dahsyat yang menghantam sekaligus merusak sebagian kecil Markas Polisi Sektor (Mapolsek) setempat oleh kelompok yang diklaim kepolisian sebagai GAM.
Namun, hingga kemarin tidak ada laporan korban jiwa dari peristiwa tersebut, kecuali beberapa masyarakat yang mengalami luka lecet lutut dan kakinya yang terjatuh pada saat lari menyelamatkan diri.
Jamaah shalat Isya dan tarawih di masjid Buloh Blang Ara sangat terkejut ketika mendengar tiga dentuman keras layaknya suara bom yang jatuh tidak beberapa jauh dari lokasi masjid. "Itu bom rakitan yang dilemparkan kelompok GAM ke Mapolsek Kutamakmur," jelas Kapolres Aceh Utara, Letkol Pol Drs Syafei Aksal, ketika dikonfirmasi beberapa saat setelah kejadian.
Didampingi Perwira Penghubung Penerangan, Kapten Pol Drs AM Kamal, kapolres menyebutkan akibat pemboman tersebut kamar mandi Mapolsek rusak. Namun, tidak ada anggota Polri yang korban. Kapolres mengatakan, kerusakan bangunan Mapolsek itu tidak seberapa dibandingkan gangguan yang dirasakan masyarakat pada saat mereka hendak melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan ini.
"Sungguh, perbuatan itu telah mengganggu ketenteraman masyarakat dalam beribadah. Bayangkan saja, bagaimana kucar-kacirnya jamaah yang sedang bersiap-siap untuk shalat Isya ketika peristiwa itu terjadi. Mudah-mudahan Allah mengampuni perbuatan pelaku pemboman Mapolsek Kuta Makmur tersebut," ungkap kapolres dalam nada prihatin.
Menurut catatan Serambi, selama tahun 1999 ini Mapolsek Kuta Makmur sudah tiga kali, dua di antaranya dalam bulan Ramadhan ini, hendak dibumihanguskan dengan cara penggranatan dan pemboman. Namun, dari serangkaian kejadian itu, baru peristiwa Jumat malam yang membuat kamar mandi Mapolsek rusak.
Suasana panik sangat terasa di Kuta Makmur, pada malam pergantian tahun 1999 ke 2000 itu. Apalagi, selain suara dentuman keras itu, masyarakat juga digamangkan oleh rentetan suara tembakan, yang dilukiskan kapolres, sebagai baku tembak di kegelapan malam antara pasukan kepolisian dengan GAM.
Kecuali aksi pemboman Mapolsek Kuta Makmur, malam pergantian tahun di Aceh Utara berlangsung tanpa gangguan berarti lainnya. (tim)



Warga A Selatan Ditemukan Jadi mayat di Darulmakmur

Serambi-Meulaboh
Masyarakat Desa Alu Rambot, Kecamatan Darul Makmur, Aceh Barat, Jumat (31/12) sekitar pukul 04.00 WIB menemukan sesosok mayat pria yang diidentifikasi bernama M Yusuf, warga Desa Babah Rot, Aceh Selatan. Saat ditemukan, posisi korban berada di pinggir jalan di desa tersebut.
Mayat pria yang diperkirakan berumur 27 tahun itu, saat ditemukan pada tubuhnya terdapat dua luka tembak yaitu bagian paha dan bagian dada sebelah kanan. Ketika ditemukan, korban menggunakan baju kaos warna kuning tua, dan celana jean coklat tua.
Menurut keterangan Ketua Ipelmabar Banda Aceh Posko Cabang Kuala, Marwan kepada Serambi Jumat (31/12) menjelaskan, mayat yang dengan postur tinggi badan 161 cm, kulit sawo matang ditemukan oleh masyarakat Desa Alu Rambot, Kecamatan Darul Makmur, Aceh Barat. Setelah itu, pihak masyarakat melaporkan kepada anggota Ipelmabar yang secara kebetulan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Aceh Barat (Ipelmabar) tersebut melintasi kawasan itu setelah kembali mengadakan safari Ramadhan dan dialog dengan masyarakat sekitar desa itu.
Oleh Ipelmabar bersama teman-teman dari Pokso IPMKK Kuala, dan Pokso Kampdan Darulmakmur setempat mengambil mayat korban selajutkan dibawa ke Puskesmas Alue Bilie. Setelah korban divisum dengan disaksikan oleh masyarakat, akhirnya Ipelmabar sekitar pukul 10.30 Wib korban dibawa ke RSU Cut Nyak Dhien dengan Ambulance Puskesmas Alue Bilie.
Namun, setelah beberapa jam berada di RSU Cut Nyak Dhien, sore hari itu juga, Jumat (31/12) korban dijemput oleh keluarganya dibawa pulang ke Desa Babah Roat, Aceh Selatan, dengan menggunakan mobil ambulance, kata Direktur RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh dr T Amir Hamzah SpPD kepada Serambi, kemarin.
Menurut Marwan, saat ditemukan korban tidak memiliki identitas lengkap, kecuali dalam kantongnya terdapat uang sebesar Rp 51.000, dan selembar tiket bus angkutan umum atas nama M Yusuf, berangkat 30 Desember 1999, pukul 18.30 WIB dari Blangpidie tujuan Medan.(za)


Kapolda Brigjen Bachrumsyah

Situasi Aceh Sangat Labil

*Kasus Pembunuhan Meningkat 265 Persen

Serambi-Banda Aceh
Kapolda Aceh Brigjen Pol Drs Bachrumsyah menyatakan, kondisi Aceh sepanjang tahun 1999 sangat labil, lebih-lebih pada Mei sampai Desember hampir karena setiap hari terjadi penembakan, pembunuhan, penculikan, perampokan, perampasan dan pemerasan dan pembakaran.
Pada tahun 1999 ini kasus pembunuhan terjadi kenaikan tajam sampai 265 persen (168 kasus) dibandingkan tahun 1998 hanya 46 kasus. Korban pembunuhan itu bukan saja menimpa masyarakat, tapi juga terhadap TNI dan Polri.
Sejak digelar Operasi Rencong I & II Mei sampai Desember 1999, tercatat jumlah personil TNI yang meninggal 43 orang, luka 43 orang hilang 10 orang. Sedangkan anggota Polri meninggal 51 orang, luka 50 orang dan hilang 15 orang. Sedangkan masyarakat 206 orang meninggal, luka 78 orang dan hilang 41 orang. "Jumlah anggota masyarakat yang menjadi korban bisa saja lebih banyak dari jumlah tersebut, karena banyak yang tidak melapor," kata Bachrumsyah kepada pers di Banda Aceh, Jumat (31/12).
Labilnya situasi Aceh saat ini, kata Kapolda, karena ulah yang memanfaatkan kesempatan dengan "memancing" di air keruh mencari keuntungan untuk pribadi ataupun kelompoknya. Bahkan disinyalir, bandit-bandit dari Medan ikut nimbrung dalam kondisi Aceh yang tidak menentu ini dengan cara melakukan pemerasan dan perampokan harta benda masyarakat.
"Dengan mengatasnamakan GAM, bandit-bandit itu mendatangi pengusaha dan masyarakat, dengan memperlihat senjata di balik jaketnya mereka merampok dan memeras, bahkan merampok pengiriman uang. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk membunuh korbannya. Siapa saja bisa melakukan itu, wartawan saja yang tidak mau memanfaatkan situasi ini," kata Kapolda.
Diakui Kapolda, bahwa hukum sudah tidak berjalan lagi di daerah ini, aparatnya sendiri tidak berdaya akibatnya banyaknya sipil bersenjata yang memanfaatkan situasi ini. Bahkan aparat kepolisian yang bertugas melindungi rakyat mereka berondong, diculik dan bunuh. Aparat keamanan masih berusaha untuk menahan diri, walaupun anggotanya terus dibantai satu persatu. "Kesabaran dari aparat ini, guna menghindari jatuhnya korban dari masyarakat yang tidak berdosa."
Ketika ditanya wartawan, tentang tindakan sewenang-wenang dari aparat kepolisian yang melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata dengan membakar rumah masyarakat, Kapolda menyatakan keprihatinan atas kejadian itu. "Lillahi Taala, saya tidak pernah memerintahkan kepada anggota supaya membakar rumah ataupun toko milik masyarakat. Saya mohon maaf kepada masyarakat Aceh atas tindakan keras anggota saya di lapangan itu. Tolong sampaikan permintaan maaf saya itu," ujarnya.
Menurut kapolda, hampir setiap hari ia menerima telepon dari Kapolsek ataupun Kapolres di Aceh yang melaporkan sekaligus minta petunjuk untuk menangani setiap kasus terbunuhnya anggota Polri di berbagai tempat di daerah ini. "Saya tetap memerintahkan supaya anggota di lapangan jangan bertindak keras apalagi membakar rumah rakyat. Tapi dari sepuluh daerah yang saya berikan perintah itu, ternyata satu dua ada yang kebobolan. Yaitu tadi, mereka tidak bisa manahan diri melihat temannya dibunuh, lalu mengadakan pengejaran terhadap pelakunya yang lari ke rumah-rumah masyarakat. Sehingga petugas jadi penasaran maka yang jadi korban adalah masyarakat," katanya,.
Kapolda mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya menolak kehadiran sipil bersenjata di rumah ataupun di lingkungannya. "Tolak saja kehadiran sipil bersenjata itu, katakan kalau aparat datang rakyat nanti yang jadi korban," tegas Kapolda.
Labilnya situasi Aceh saat ini, menurut Kapolda cepat atau lambat pasti akan berakhir. Tinggal lagi tergantung dari masyarakat sendiri yang harus ikut bersama untuk menangkal berbagai aksi yang meresahkan itu.
Memasuki tahun 2000 jajaran kepolisian berupaya mempersempit ruang gerak orang yang berniat jahat dan pelaku kriminalitas melalui berbagai kegiatan penegakan hukum, dan berupaya membuat "perangkap" untuk menangkalnya .
Upaya memperkecil kemungkinan terjadi perbuatan pelanggaran hukum di propinsi berpenduduk mayoritas beragama Islam itu diharapkan mendapat dukungan masyarakat dan kalangan wartawan. "Wartawan hendaknya mendukung upaya ini," kata Kapolda.
Berdasarkan data selama "Operasi Sadar Rencong II" sejak Mei 1999, berbagai kasus pelanggaran hukum telah terjadi di provinsi Aceh antara lain pembakaran kantor dan gedung sekolah, pembunuhan dan aksi perampokan perbankan. Menurut Kapolda, tindakan pembakaran kantor pemerintah dan gedung sekolah selama enam bulan terakhir (Mei-Desember 1999) terjadi 181 kali, pembunuhan 104 kasus, penculikan 57 kali, penembakan 139 kali dan perampokan 13 kali.
Narkotik ganja
Selama enam bulan tersebut, kata Bachrumsyah, sipil bersenjata melakukan penghadangan terhadap aparat 32 kali, peledakan pos aparat 9 kali, penyerangan markas komando 27 kali, penemuan mayat 83 kali dan kasus narkotika (ganja) 120 kali.
Jumlah daun ganja yang berhasil disita aparat sebanyak 2.741 kg dan 66.207 batang. Semua itu ditemukan di Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.
Dalam berbagai peristiwa yang terjadi selama enam bulan itu, katanya, 77 warga meninggal dunia, 12 luka-luka, ditemukan 24 senjata api, 1.755 amunisi, 8 buah HT, 108 Ranmor, 12.114 bendera GAM, dan aparat menangkap orang yang diindikasi sebagai anggota GAM sebanyak 157 orang. (tim)


Warga Banda Aceh Dikejutkan Dentuman

Serambi-Banda Aceh
Beberapa menit setelah jarum jam melangkah ke millenium baru, warga Banda Aceh, khususnya di seputaran Jeulingke, Sabtu (1/1) dinihari dikejutkan dengan dentuman senjata yang amat dahsyat. Diperkirakan, asal suara itu berada di sekitar kompleks Brimob, Jeulingke.
Dentuman senjata juga menggema di Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan, persis sekitar pukul 00.00 WIB Sabtu (1/1). Menurut keterangan, tembakan senjata di Bakongan itu dilepas aparat untuk menyambut tahun baru 2000.
Bagi masyarakat yang berdiam di dua lokasi tersebut, suara senjata yang menggema itu membuat mereka terkejut, bahkan panik. Beberapa warga sekitar Jeulingke, sejak pagi hingga Sabtu sore kemarin, menelepon ke redaksi Serambi untuk menanyakan apa penyebab sehingga tembakan di pergantian tahun menggema. Bahkan mereka juga menyampaikan bahwa mereka diliputi ketakutan yang luar biasa.
"Setelah pagi beredar perbincangan bahwa akibat dentuman itu ada masyarakat yang pingsan, bersembunyi di kandang ayam, bahkan ada yang mengeluarkan kotoran di celana karena ketakutan," lapor seorang masyarakat Jeulingke, Sabtu siang.
Menurut keterangan masyarakat, ada dua kali terdengar tembakan dahsyat. Pertama sekitar pukul 00.10 WIB yang lama sekitar lima menit. Sekitar 10 menit kemudian terdengar lagi suara rentetan tembakan.
Pada saat terjadi tembakan tersebut tidak ada satu warga yang berani keluar rumah, dan mereka lebih baik mengurung diri di rumah masing-masing. "Malam itu saya sedang menonton acara televisi, lalu beberapa saat memasuki tahun 2000, terdengar suara tembakan di sekitar asrama Brimob," kata Iqbal yang kebetulan rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari asrama tersebut.
Menurut dia, dari suara tembakan itu sepertinya para penembak menggunakan beberapa jenis senjata, mulai dari pistol dan senjata laras panjang. Sementara itu, Kadispen Polda Aceh, Letkol Pol Sayed Hoesainy yang ditanyai Serambi kemarin tidak membantah adanya suara tembakan di sekitar asrama Brimob Jeulingke pada pukul 00.10 WIB, namun dilaporkan tidak ada korban jiwa.
Ia menyebutkan, pertama sekali suara tembakan tersebut berasal dari arah sebelah barat asrama Brimob yang ditembakan oleh orang tak dikenal sebanyak lima kali. Karena mendengar suara tembakan, maka anggota Brimob yang sedang berjaga pada malam itu langsung membalas suara tembakan, sehingga pada malam tahun baru 2000 itu warga setempat dikejutkan dengan letusan senjata.
Menyangkut dengan ada isu bahwa suara tembakan itu lepas oleh kelompok yang menggunakan kendaraan roda empat yang meluncur dari kota ke arah Darussalam, Kadispen Polda mengatakan, setahunya, pada malam itu tidak ada kendaraan yang melaju dari kota dan melepaskan tembakan ke arah asrama Brimob. Katanya, tidak ada korban jiwa dalam rentetan peristiwa tembakan itu.
Sementara warga setempat membantah jika disebutkan ada suara tembakan dari arah barat asrama Brimob. "Tidak ada suara tembakan dari luar asrama, yang kami dengar suara itu dari awal sampai akhir dari asrama Brimob itu," protes warga.
Secara umum kondisi keamanan di Banda Aceh pada malam pelepasan tahun 1999 dan menyambut tahun 2000 berjalan lancar, aman dan damai, serta tidak ada gangguan Kantibmas yang berarti. Pergantian tahun di Banda Aceh sempat diwarnai turun hujan, namun ada beberapa warga yang tetap merayakan tahun baru dengan melakukan pawai kelil- ing kota dengan menggunakan puluhan kendaraan bermotor, baik roda empat dan roda dua.
Di Bakongan
Sementara itu, dari Bakongan Aceh Selatan di laporkan tokoh masyarakat setempat, juga terdengar suara tembakan bersahut-sahutan di sekitar Koramil dam Polsek setempat. Suara tembakan itu diduga warga dilakukan aparat untuk memeriahkan acara penyambutan tahun baru. Akibatnya, warga di sekitar itu menjadi ketakutan yang sangat berat. "Perlu diketahui ada warga tidak berani lagi keluar rumah, bahkan anggota jaga malam (pageu gampong) pun ada yang langsung pulang saat itu," ujar sumber itu.
Anehnya, tambah sumber tersebut, telepon ke Mapolsek Bakongan tidak bisa dihubungi. Sehingga pada pagi hari baru warga bisa menghubungi ke Polsek untuk menanyakan sumber suara tembakan itu. Katanya, petugas Polsek mengaku tidak tahu dari mana sumber suara tembakan itu. Kepada masyarakat petugas Polsek itu mengaku sedang menyelidikinya.
Masyarakat sangat menyesalkan terhadap orang yang melakukan tembakan itu. Jika benar untuk menyambut tahun baru, kenapa tidak terlebih dahulu memberitahukan kepada masyarakat melalui kepala desa.
Meninggal
Di hari pertama tahun 2000 kemarin, seorang laki-laki yang diindikasikan sebagai supir labi-labi menghembuskan nafas yang terakhir tanpa ada yang mengetahuinya. Menurut keterangan yang diperoleh Serambi dari warga Kelurahan Kampung Baru, Banda Aceh, laki-laki itu diketahui meninggal menjelang waktu shalat Maghrib Sabtu (1/1). "Sekitar siangnya ia masih terlihat keluar-masuk dari rumah itu. Banyak yang memperkirakan ia meninggal menjelang shalat Ashar di hari pertama tahun 2000," kata seorang warga Kampung Baru.
Sebelum meninggal, sebut warga di situ, ia sudah tiga bulan tinggal di rumah dinas Camat Baiturrahman tersebut. Bahkan layaknya sudah seperti warga di Desa Kampung Baru. Namun tetangga di situ tidak ada yang mengetahui asal-usul, maupun identitasnya.
Usut punya usut, ternyata supir labi-labi itu tinggal di rumah dinas camat itu atas permintaan Mukhsin Lurah Kampung Baru. Maksudnya, supaya tidak kosong, Camat Baiturrahman minta kepada lurah itu agar tinggal di situ saja. Sebab, camat yang baru bertugas di kecamatan itu masih menempati rumah pribadinya di Desa Batoh.
Beberapa warga Kampung Baru menginformasikan, keberadaan lelaki itu dianggap biasa saja oleh para tetangga. Pagi ia pergi cari sewa, dan baru kembali ke rumah itu lagi setelah sore hari, sehingga tidak ada waktu untuk menyelami siapa sebenarnya laki-laki itu.
Tapi, Sabtu sore kemarin, lurah yang diindikasikan sebagai pemilik labi-labi yang disewa lelaki itu, menemui korban di rumah tersebut. Sebab, sudah tiga hari, korban tidak menyetor uang sewaan. Tapi, setelah dipanggil-panggil dan tak ada sahutan, akhirnya rumah dimasuki. Saat itulah diketahui lelaki itu sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Selepas maghrib, jenazah dievakuasi dari rumah dinas camat dengan mobil ambulans.
Sementara itu Camat Baiturrahman Nasrullah yang dihubungi Serambi tadi malam via telepon di kediamannya tidak berada di tempat. "Bapak belum pulang dari shalat tarawih," ujar Ny Nasrullah. Ketika ditanyakan pada Sang Nyonya apakah ia tahu identitas orang yang meninggal di rumah dinas camat tersebut, dia mengatakan tidak tahu. Bahkan ia tidak tahu kalau ada orang yang meninggal di rumah tersebut. "Yang saya tahu rumah itu selama ini disuruh jaga kepada Mukhsin Lurah Kampong Baru sekarang," ujar Ny Nasrullah. Karena itu, ia mengaku tidak mengetahui sama sekali jika ada orang lain yang selama ini tinggal di rumah tersebut.(tim)