:
00.30 Wib Rabu, 09
Februari 2000
Serangan Fajar ke Markas GAM
* Empat
Tewas, Dua Senjata Disita
Serambi-Lhokseumawe
Gabungan aparat keamanan
Polri/TNI, Selasa (8/2) kemarin, melancarkan serangan fajar terhadap dua markas
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kecamatan Bayu, Aceh Utara, dan Kecamatan Jeumpa,
Kabupaten Bireuen.
Dalam pengepungan yang berbuntut pada berkecamuknya
kontak senjata itu, empat orang yang diklaim aparat sebagai GBPK tewas ditembak.
Dari korban di Bayu disita dua pucuk senjata api. Sementara dari kedua markas
yang digerebek ditemukan satu unit mobil, lima sepeda motor, dan sejumlah
amunisi.
Bentrok senjata --pihak GAM membantah adanya bentrok senjata--
pertama meletus di Desa Blang Awe, Kecamatan Syamtalira Bayu, ketika sepasukan
Polri/TNI sekitar pukul 04.00 WIB menggerebek sebuah rumah yang dicurigai
dijadikan markas GAM. Setelah mengepung rumah tersebut dan memerintahkan yang
ada di dalamnya menyerahkan diri, dikabarkan, jawaban dari dalam rumah adalah
rentetan tembakan yang kemudian mendapat balasan aparat.
Di kegelapan subuh
itu, menurut Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal, kontak senjata
terjadi selama setengah jam. Gerilyawan GAM yang diperkirakan berkekuatan
belasan orang sebagian di antaranya berhasil meloloskan diri dari rumah yang
dikepung tersebut dan lari ke beberapa kawasan yang diantisipasi aparat dengan
pengejaran.
Akibat itu, bentrok senjata yang sebelumnya hanya berlangsung di
Blang Awe, meluas hingga ke tiga desa sekitarnya. Masing-masing Desa Cibrek,
Pulo Blang, dan Ulee Meria. Dalam pengejaran yang dilukiskan tetap diwarnai baku
tembak itu, dua gerilyawan GAM yang memegang senjata laras pendek rakitan tewas.
"Keduanya penduduk Blang Keude, Kecamatan Gandapura. Masing-masing Badruddin
(34) dan Samsul Bahri (32). Mayatnya kita bawa ke RSU Lhokseumawe," ungkap
kapolres.
Sementara belasan teman korban, kata Syafei, berhasil meloloskan
diri walau aparat telah menyisir hampir seluruh kawasan yang menjadi lokasi
kontak senjata. Namun, dari TKP pihaknya mengaku menyita satu unit mobil Suzuki
Zebra warna hitam BL 9331 DI, dua unit sepeda motor masing-masing GL-Pro BL 3735
KY dan Astrea BL 3409 KP plus dua pucuk senjata api laras pendek rakitan dari
tangan korban berikut 10 butir amunisinya.
Sementara itu, jurubicara Acheh
Sumatra National Liberation Front, Tgk Ismail Syahputra membantah adanya kontak
senjata antara aparat keamananan dengan GAM di kawasan Bayu. Kecuali, katanya,
aparat melakukan penyisiran di kawasan tersebut guna mencari seseorang yang
bernama Samsulbahri yang disebut sebagai anggota GAM.
Awalnya dalam pencarian
itu, aparat tak menemukan Samsulbahri sehingga aparat menangkap abang ipar
Samsul, Badruddin, yang kemud- ian diminta menunjuk rumah Samsulbahri. Menurut
Ismail Syahputra, setelah Badruddin menunjuk rumah adik iparanya itu, aparat
meminta Badruddin untuk lari. Dan, pada saat itulah aparat
menembaknya.
Sementara Samsulbahri yang ditangkap di rumahnya Desa Asan
Kareung, Punteut setelah disiksa dibawa aparat, kemudian diketahui juga sudah
menjadi mayat. "Ketika menangkap Samsulbahri, isterinya juga ikut dipukul oleh
aparat," kata Ismail.
Jurubicara itu lewat telepon kepada Serambi kembali
mengutuk tindakan sewenang-wenang aparat. "Ini jelas-jelas melanggar hak azasi
manusia yang mendapat perlindungan dunia internasional," sebut Ismail
Syahputra.
Tak beridentitas
Sedangkan laga senjata antara Polri/TNI versus
GAM di Kabupaten Bireuen berawal dari rencana penggerebekan markas GAM di Blang
Rheuem (tapi ada versi menyebutkan Blang Gandai) dan penyisiran ke Desa Paloh
Panyang serta Cot Leusong, Kecamatan Jeumpa. Pasukan yang memasuki kawasan itu
sekitar pukul 05.00 WIB kemarin, menurut kapolres, dihadang sekitar 14
gerilyawan bersenjata lengkap dari balik semak-semak.
Di Blang Rheuem, kontak
senjata berlangsung selama setengah jam sebelum akhirnya dua orang tak
beridentitas yang diklaim kapolres sebagai anggota GAM tewas tertembak aparat
dan gerilyawan lainnya berhasil kabur. "Kedua korban tak beridentitas. Dan
mayatnya saat ini ada di RSU Bireuen," jelasnya.
Dalam penyisiran aparat
berhasil menemukan markas GAM di Blang Rheum. Dari sana, menurut kapolres,
ditemukan barang bukti berupa tiga unit sepeda motor masing-masing GL-Pro BL
6694 KE, Yamaha BL 2575 ET, dan satu Yamaha lainnya tanpa plat, juga satu unit
alat komunikasi HT. (tim)
Granat Meledak, 2 Murid SD
Luka
Serambi-Geudong
Dua pelajar SD Negeri Geudong Kecamatan
Samudera, Aceh Utara, Selasa (8/2), mengalami luka-luka setelah terkena serpihan
granat yang dilempar orang tak dikenal. Lemparan granat tersebut ditujukan pada
sasaran lain, tapi mengenai kedua bocah yang kebetulan berada di
lokasi.
Akibat terkena serpihan granat tersebut, Cut Novita Sari (10)
mengalami luka di bagian leher dan perut. Sedangkan temannya, Ayu Pertiwi (10)
mengalami luka di bagian pipi sebelah kanan dan kaki. Keduanya bocah itu sampai
pukul 11.30 WIB kemarin masih dirawat di RSU Cut Meutia Lhokseumawe.
Ditemui
di Ruang Perawatan Anak, kondisi Ayu Pertiwi terlihat masih lemah. Gadis cilik
itu hanya terbaring di pangkuan kakeknya dengan mata terpejam. Korban mengalami
luka di pipi kanan hingga pipinya terlihat membengkak. Sementara rekannya, Cut
Novita Sari, masih sanggup duduk kendati mengalami luka lumayan parah di bagian
leher. Cut Novita saat mendapat perawatan medis dari pihak RSU Lhokseumawe,
masih mengenakan seragam putih merah yang penuh dengan noda darah.
Menurut
ayahanda Ayu Pertiwi, Azhari Mahmud, ledakan itu terjadi sekitar pukul 08.30
WIB. "Saya sedang berada di rumah ketika mendengar ledakan tersebut. Tapi karena
menduga berasal dari travo yang meledak, saya sama sekali tidak curiga," tutur
Azhari sembari sesekali mengusap kaki putrinya.
Ditambahkan, beberapa saat
setelah ledakan itu terdengar, seorang tetangga mendatangi Azhari dan memintanya
ke luar. "Tapi tetangga saya sama sekali tidak cerita kalau Ayu sudah terluka
kena serpihan granat," kata Kepala Sekolah SD Teupin Ara Geudong itu.
Masyarakat di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) menambahkan, granat itu
dilemparkan ke arah seorang lelaki yang diduga bekerja di Makoramil Samudera,
Geudong. Namun karena lemparan yang tidak tepat sasaran, serpihannya mengenai
Ayu dan Cut Novita yang kebetulan sedang melintas di jalan. Setelah melemparkan
granat yang memakan korban tidak berdosa itu, tambah warga, pelaku langsung
melarikan diri ke arah persawahan. Kedua gadis yang terluka itu mendapat
pertolongan dari penarik RBT (ojek) yang mangkal tak jauh dari lokasi.
Ibunda
Cut Novita, Cut Yusnida menyebutkan putrinya dan Ayu Pertiwi merupakan sahabat
dekat dan berada dalam satu kelas di SD Negeri Geudong. "Pada saat kejadian,
anak saya baru saja pulang dari rumah Ayu," ujarnya dengan nada sedih.
Menyusul meledaknya granat tersebut, aparat keamanan dilaporkan terjun ke
lokasi untuk melakukan penyelidikan. Menurut masyarakat setempat, aparat
berhasil menemukan sisa granat yang sudah meledak dan melukai Ayu dan Cut
Novita.
Jatuhnya korban di pihak gadis belia yang tak berdosa, disesalkan
banyak pihak yang kemarin melihat langsung kondisi Ayu dan Cut Novita. Sementara
seorang adik Ayu yang berusia lima tahun, menangis tersedu-sedu begitu melihat
kakaknya terbaring tak berdaya.(tim)
Iskandar Muda Siap Berangkatkan
Jamaah
Serambi-Banda Aceh
Fasilitas penunjang untuk embarkasi
(pemberangkatan) haji di Banda- ra Sultan Iskandar Muda Blangbintang dan asrama
haji Banda Aceh sudah rampung. Untuk kelompok terbang (Kloter) pertama akan
diberangkatkan dari bandara itu menuju Jeddah dengan pesawat Airbus 330 pada 20
Februari 2000 pukul 16.00 WIB.
Jamaah Kloter pertama berasal dari kabupaten
Aceh Utara. Mereka akan masuk asrama pada 19 Februari. Panitia akan menerima
para jamaah pada pukul 15.00 hingga 18.00. "Jamaah calon haji sewaktu masuk ke
Asrama harus menyerahkan Surat Perintah Masuk Asrama (SPMA) kepada petugas
haji," kata Drs H Abdullah Puteh, Sekretaris III Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH), kepada Serambi, Sela- sa (8/2) kemarin.
Dia menyatakan jamaah
tak perlu risau dengan kelengkapan sarana dan prasarana, baik di bandara maupun
di asrama. Meskipun kelihatan bangunan belum semuanya rampung, tapi tidak
berpengaruh pada proses penerimaan jamaah. "Yang diperlukan untuk jamaah
semuanya sudah rampung, baik itu sanitasi, air, asrama, ranjang, dan fasilitas
lainnya," kata Abdullah.
Sedang untuk para pengantar, pihak panitia tidak
mengizinkan masuk asrama, tapi panitia telah menyediakan satu tempat di lapangan
eks pool robur (bus angkutan mahasiswa) pada pukul 07.00 hingga 08.00 WIB
sebelum keberangkatan. "Di sana telah kita sediakan tenda- tenda, ada waktu satu
jam untuk jamaah bertemu dengan keluarganya," katanya.
Sedangkan fasilitas
penunjang lainnya seperti latihan untuk manasik haji, pihak panitia memang tidak
menyediakan tempat khusus. "Tapi itu dilakukan di dalam ruangan aula Madinatul
Hujaj," katanya.
Untuk kelancaran persiapan pemberangkatan, pihak panitia
pada 15 Februari akan melakukan pengecekan asrama. Sedangkan pada 17 dan 18 akan
diadakan gladi bersih.
Di tempat terpisah Drs H A Hamid M, Kepala Cabang PT
(Persero) Angkasa Pura II, didampingi M Tampubolon Kadis Teknik, kepada Serambi
mengatakan, secara umum sarana dan prasarana di Bandara Sultan Iskandar Muda
seperti perpanjangan landasan pacu, pemasangan alat, dan navigasi sudah rampung.
"Untuk melakukan percobaan, penerbangan perdana dilakukan pada tanggal 15
Februari," kata A Hamid.
Dia menyebutkan, landasan pacu dari sebelumnya 2.250
meter dan lebar 45 meter, kini setelah diperpanjang menjadi 2.500 dan lebar- nya
50 meter. Sedangkan apron yang dulunya 216 X 90 meter, sekarang setelah
diperpanjang menjadi 266 X 90 meter.
Ketika ditanyakan tentang tempat parkir
bagi para pengantar jamaah, pihaknya menyatakan telah menyiapkan. Bahkan
pelataran parkir telah diperluas mencapai 1.000 meter persegi. "Fasilitas itu
layak digunakan sekarang," katanya.
Walaupun bandara Sultan Iskandar Muda
baru pertama kali digunakan untuk embarkasi haji, pihak pengelola bandara
mengatakan tidak merisaukan persiapannya. Karena pihak Angkasa Pura telah
mengantisipasi dengan mendatangkan petugas dari Polonia Medan. "Petugas yang
tidak cukup akan didroping dari Medan," kata A Hamid.
Pihak bandara
mengingatkan masyarakat supaya ikut serta menyukseskan keberangkatan haji.
Tentunya peran yang diberikan masyarakat adalah dengan menjaga lingkungan di
seputar bandara. "Jangan melepaskan ternak ataupun sejenisnya yang dapat
mengganggu penerbangan," tegas A Hamid.(y)
Korban Insiden Lamno Meninggal
Serambi-Banda Aceh
Seorang prajurit TNI yang terkena tembakan
dalam penghadangan oleh kelompok sipil bersenjata di kawasan Lambeusoi-Janggut,
Lamno, Kecamatan Jaya, Aceh Barat Senin (7/2) sore lalu akhirnya meninggal dunia
setelah beberapa jam dirawat di Puskesmas Lamno atau tepatnya sekitar pukul
22.00 WIB.
Prajurit yang bernama Muhammad Amin, anggota Koramil Lamno,
berpangkat terakhir Sertu itu, Selasa (8/2) sore, dikebumikan di Makam Pahlawan
Kelurahan Rundeng, Kecamatan Johan Pahlawan. Jenazah almarhum yang tiba di rumah
mertuanya di Jalan Gajah Mada Meulaboh sekitar pukul 18.15 WIB disambut ribuan
masyarakat Kelurahan Drien Rampak dan sekitarnya. Turut hadir dalam acara
penyambutan itu Dandim 0105 Aceh Barat Letkol Inf Widhagdo, Bupati Drs Nasruddin
MSi, dan Ketua DPRD Drs Sofyan S Sawang.
Ketika jenazah almarhum diturunkan
dari ambulan seluruh masyarakat bersama sanak keluarganya larut dalam perasaan
duka. Karena anggota Karomil Jaya itu termasuk orang bermasyarakat dan dikenal
baik dalam pergaulan sehari-hari. Maka kepergian almarhum membawa duka yang
mendalam bagi warga setempat.
Sebelum dikebumikan, almarhum terlebih dulu
dishalatkan di musalla Lorong I Kelurahan Drien Rampak yang terletak persis di
depan rumah martuanya. Korban yang meninggalkan seorang istri dan empat orang
putra dan putri yang tertua masih duduk dibangku SLTA dan yang bungsu masih
berumur lima bulan, usai dishalatkan langsung dibawa ke pemakaman. Pada prosesi
pemakaman dalam upacara militer itu bertindak sebagai inspektur adalah Dandim
Letkol Inf Widhagdo.
Insiden penghadangan yang terjadi di kawasan Lambuesoi -
Janggut Kecamatan Jaya, Aceh Barat itu selain menewaskan Sertu Muhammad Amin
juga melukai seorang rekannya Sertu Khairuddin. Ketika itu almarhum bersama
dengan tujuh rekannya yang menggunakan empat sepeda motor dihadang kelompok
sipil bersenjata dalam perjalanan pulang dari Lambeusoi menuju Lamno, ibukota
Kecamatan Jaya.
Anggota TNI yang diserang itu baru saja melakukan pengecekan
terhadap informasi yang disampaikan masyarakat tentang adanya sweeping di
sekitar kawasan Lambeusoi berjarak sekitar lebih kurang 6 km dari Lamno, ibukota
Kecamatan Jaya.
Usai pengecekan itu, delapan prajurit TNI itu kembali ke
Makoramil Lamno. Namun dalam perjalanan pulang mereka dihadang kelompok sipil
bersenjata sehingga terjadi kontak senjata mengakibat dua prajurit TNI mengalami
luka tembak.
Lalai
Kepada wartawan, kemarin, Danrem 012/Teuku Umar,
Kolonel CZI Drs Syarifudin Tippe mengatakan sebelum terjadi penyerangan, anggota
TNI yang sedang berada di markasnya mendapat informasi dari orang tak dikenal
bahwa ada kelompok GAM di suatu lokasi, sehingga mereka langsung menuju tempat
tersebut.
Kemudian, anggota tersebut diberondong oleh GBPK yang berada di
atas bukit, sehingga mereka terkena tembakan dan mengakibatkan Serda M. Amin
meninggal dunia dan Serda Khairuddin dalam keadaan kritis dan tengah dalam
perawatan di RS Kesrem 012/TU Banda Aceh.
Danrem Syarifudin sangat
menyesalkan sikap anggotanya yang begitu saja menerima informasi tersebut,
seharusnya mereka tidak langsung datang ke lokasi, sebelum ada perintah dari
atasan.
Kalau dilihat dari komposisi pasukan semua berpangkat sersan, hal ini
tidak mencerminkan suatu target operasi, karena dalam suatu operasi ada
kebiasaan hirarkis, misalnya ada prajurit, bintara dan bila perlu perwira, ujar
Danrem.
Danrem juga menilai bahwa anggotanya tersebut tidak mempunyai naluri
intelijen dan tempur, karena pada saat ada laporan mereka langsung pergi, dan
seharusnya masalah itu dilaporkan kepada atasannya.
Apalagi dari strategi,
katanya, GAM tentunya mereka juga memiliki organisasi tempur, maka untuk melawan
mereka harus dengan organisasi tempur juga, katanya.
Oleh karenanya,
Saifuddin menyatakan, hampir 98 persen seluruh anggota TNI yang tewas di wilayah
kerja Korem 012/TU selama ini, akibat kelalaian dan ketidakpatuhan anggotanya
dan dianggap indisipliner. "Mudah-mudahan kasus tersebut menjadi perhatian
interen anggota kami agar tidak gegabah dalam bertindak,"
katanya.(tim)