Update: 00.30 Wib Rabu,  16  Februari 2000

Terindikasi Anggota GAM, Empat Pria GAM Diciduk

* Pistol dan 14 Peluru Disita

Serambi-Banda Aceh
Empat lelaki yang diduga sebagai anggota GAM, Selasa (15/2) dinihari, ditangkap anggota Polres Aceh Besar di sebuah rumah sewaan di kawasan Desa Ilie, Kemukiman Ulee Kareng, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Dari tangan tersangka antara lain disita satu pucuk pistol rakitan bersama 14 butir peluru dan selembar surat jalan yang menunjukan lelaki itu anggota GAM.
Kapolres Aceh Besar Letkol Pol M Ali Husen didampingi Kadispen Polda Aceh Letkol Pol Sayed Hussaini, kepada wartawan kemarin mengatakan, keempat lelaki yang ditangkap itu, masing-masing M Safii (42) penduduk Desa Buloh Blang Ara (Aceh Utara), Safrizal (25) penduduk Desa Maneh Blang (Bireuen), Muhammad Nasir (26), dan Fahrurrazi (33) keduanya penduduk Kelurahan Lampaseh, Banda Aceh.
Penangkapan keempat pria tersebut, kata Letkol M Ali Husin, setelah pihaknya menerima informasi dari masyarakat yang menyatakan, di salah satu rumah sewaan kawasan Desa Ilie tersebut, dilihat ada empat lelaki yang membawa senjata. Informasi itu, kata polisi, ternyata sangat akurat sekali, termasuk lokasi serta lorong masuk ke rumah tersebut.
Berdasarkan informasi itulah, dinihari kemarin, sepasukan anggota Polres dibantu anggota Brimob dan Gegana yang di BKO di Polres, dipimpin langsung Letkol M Ali Husin, bergerak ke lokasi dan langsung mengadakan pengepungan.
Sebelum rumah tersebut digerebek, aparat minta bantuan dari perangkat desa setempat untuk mengetuk pintu. Ketika pintu dibuka, dengan sigap polisi menerobos masuk sekaligus meringkus lelaki yang membuka pintu bersama sejumlah anggotanya.
Melihat kedatangan aparat secara tiba-tiba, seorang lelaki yang berada di dalam rumah tersebut, berusaha melongsor ke tikar tempat mereka tidur. Tapi dengan cepat didorong oleh seorang anggota Gegana sehingga lelaki tersebut tersandar ke dinding. Sedangkan dua lelaki lainnya, tidak sempat berkutik ketika ditodong dengan senjata.
Ternyata, setelah tikar tempat mereka tidur diperiksa, di bawah bantal ditemukan sebuah pistol bersama 14 butir pelurunya. Selesai seluruh ruangan digeledah, ditemukan dokumen-dokumen GAM. Antara lain surat jalan untuk M Safii (42) dan Safrizal yang dikeluarkan Panglima GAM wilayah Pasee yang ditujukan untuk Panglima GAM wilayah Atjeh Rayeuk. Dalam surat keterangan jalan itu, juga ditempelkan pas foto (warna) kedua lelaki tersebut.
Kapolres berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan informasi yang sangat akurat tersebut. "Jika masyarakat lainnya juga mau ikut memberikan informasi, pasti kita tampung, demi terwujudnya rasa aman di dalam masyarakat, terutama di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dansatgas Ops Sadar Rencong III, Kolonel Pol Drs M Yusuf Muharram, pada kesempatan itu sempat memperlihat pistol sitaan bersama 14 butir pelurunya kepada wartawan di Mapolres Aceh Besar.
Menurut M Yusuf Muharram yang mantan Kapolda Timtim itu, walaupun pistol yang disita itu merupakan rakitan yang dimodifikasi. Tapi pembuatannya terlihat sangat rapi, dan diduga menggunakan mesin bubut yang canggih. "Itu terlihat dari larasnya. Apalagi, peluru yang digunakan adalah peluru senjata panjang jenis M 16. Sehingga daya terjangnya lebih jauh dan suara letusannya lebih keras," kata M Yusuf Muharram.
Ketika ditanya wartawan tentang peluru yang disita itu, menurut M Yusuf Muharram adalah buatan Pindad.
Dikatakan, keempat tersangka itu tetap diperlakukan dengan baik. Mereka akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum, antara lain diancam pasal penggunaan senjata api tanpa hak.
Keempat tersangka kini terus diperiksa. Apakah mereka juga terlibat dalam penembakan Danramil Kecamatan Darul Imarah, Kapten Muhammad Lara, "Kita sedang mengembangkannya sampai kesana. Tapi sementara ini, belum dapat kita pastikan apakah ia terlibat atau tidak dalam penembakan Danramil itu," tandas Kolonel Pol Drs M Yusuf Muharram. (tim)





Suami Istri Tewas Ditembak

Serambi-Sigli
Sepasang suami-istri, Jafaruddin (32) dan Yusliana (27), warga Desa Gajah Aye Kecamatan Pidie, ditembak orang tak dikenal. Yusliana yang diperkirakan sedang hamil lima bulan dan suaminya itu, tewas ditempat setelah dihujani peluru, Selasa (15/2) dini hari.
Sekitar pukul 03.00 WIB, rumah korban didatangi tamu tak diundang. Begitu membuka pintu, kedua korban diberondong senjata dari luar rumahnya. Kala itu, kedua anak manusia itu roboh dan tewas di tempat.
Kapolres Pidie, Letkol Pol Endang Emiqail Bagus kepada Serambi, kemarin mengatakan, korban Jafaruddin mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan dan paha kanan. Sedangkan istrinya mengalami luka tembakan bagian telinga kiri, dada kiri, dan tangan kiri.
Pihak polisi, menurut Bagus, kini sedang melakukan penyelidikan dan memburu pelaku penembakan sepasang suami istri. Bahkan sebanyak 12 selosong peluru kini sudah diamankan di Mapolres, sebagai barang bukti. "Korban dihabisi dengan senjata laras panjang jenis AK," kata Bagus yang didampingi Kasat Intel Lettu Pol Syafril Yusuf.
Rombongan bersenjata, menurut Bagus, diperkirakan sebanyak enam orang dengan menggunakan mobil kijang. Setelah mengeksekusi kedua korban, kelompok itu terus melarikan diri. Masyarakat tak dapat mengenali jenis dan warna mobil yang ditumpangi kelompok bersenjata, karena tak ada yang berani keluar.
Karena itu, Kapolres Bagus mengharapkan kepada masyarakat untuk lebih waspada dan tetap melaporkan kepada polisi bila adanya ancaman dari pihak manan pun. "Kalau terancam cepat melapor, supaya segera dilakukan antisipasi dan polisi sewaktu-waktu dapat melakukan patroli," ungkapnya.
Ketika peristiwa penembakan suami-istri terjadi di tengah malam buta, warga setempat tak berani keluar guna memberikan pertolongan. Apalagi warga sempat mendengar suara tembakan dan mereka sangat takut. Sehingga, semuanya terjaga dari tidur dan mengurung diri dalam rumah.
Sementara Jafaruddin dan istrinya tidak mendapatkan pertolongan dan meninggal di tempat. Pria yang keseharian bermata pencarian sebagai petani dan tukang bangunan itu tergeletak dengan lumuran darah. Menjelang pagi, warga setempat baru berani datang ke rumah korban dan melaporkan kepada polisi.
Kedua korban kemarin juga dikebumikan masyarakat di desanya. Suasana duka dan sedih terlihat dari wajah masyarakat pelayat, apalagi memikirkan Yusliana sedang hamil lima bulan. Isak tangis dari sanak keluarga dan kerabat dekat menghiasi suasana duka ketika pasangan suami istru itu diberangkatkan ke peristirahatan terakhir.
Para pelayat lebih merasa sedih lagi ketika melihat dua bocah laki-laki yang masih kecil, telah ditinggalkan kedua orangtuanya. Bocah yang masih mengharapkan kasih sayang kedua orangtuanya tetap setia mendampingi jasad ayah ibunya yang terbujur kaku telah mendahuluinya. "Semoga kedua anak ini mendapatkan perlindungan Allah," kata seorang pelayat.(tim)



Julizar Tersangka Pembunuh Tgk Nash

Serambi-Jakarta
Kapolri Letjen Pol KPH Rusdihardjo mengemukakan tersangka pembunuh anggota DPR H Tgk Nashiruddin Daud (Tgk Nash) adalah Julizar. Kapolri menyebut Julizar sebagai Ketua SIRA (Sentral Informasi Referendum Aceh) yang giat memperjuangkan referendum dengan opsi merdeka. Tapi, Muhammad Nazar SAg, Koordinator SIRA, memprotes pernyataan Kapolri itu.
"Korban adalah tokoh Aceh yang menentang opsi merdeka dan kekerasan. Dapat disimpulkan beliau sangat merugikan perjuangan GAM ekstrim dan karena itu harus dieliminir," kata Kapolri dalam dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Jakarta Selasa.
Penyebutan nama SIRA mengundang protes keras dari Koordinator Pusat Presidium SIRA, Muhammad Nazar SAg. Muhammad Nazar mensinyalir aparat keamanan sedang mencari "kambing hitam" tersangka pembunuh ulama Aceh yang dinilai sering bersuara vokal dalam sidang-sidang di DPR-RI itu. "Kami akan segera membuat rapat untuk menuntut pertanggungjawaban Kapolri atas keterangan yang tidak berdasar itu," tegas Nazar.
Tentang nama Julizar --seperti dikutip kantor berita ANTARA-- yang oleh Kapolri disebutkan ketua SIRA sebagai tersangka pembunuh H Tgk Nashiruddin Daud, Koordinator Pusat Presidium SIRA Muhammad Nazar menyebutkan bahwa nama tersebut bukanlah ketua SIRA. "Setahu kami, identitas tersangka yang disebutkan Kapolri itu (Julizar-red) mungkin pernah mengikuti Kongres Mahasiswa dan Pemuda Aceh Serantau setahun lalu, yang menghasilkan keputusan mayoritas Referendum. Kalau tak salah kami, yang bersangkutan mewakili sebuah OKP di Banda Aceh," sebut Nazar.
Koordinator Pusat Presidium SIRA itu mensinyalir aparat keamanan sedang berusaha keras menghancurkan SIRA secara sistematis dengan cara-cara semacam yang lazim dipraktikkan rezim Orde Baru. "Ada pihak yang tidak senang melihat SIRA yang terus memperjuangkan penyelesaian konflik Aceh melalui cara yang sangat demokratis, tanpa kekerasan sebagaimana yang selama ini telah mendapat simpati masyarakat internasional," kata Nazar.
Kerabat
Menurut Kapolri, tersangka Julizar yang masih kerabat korban, saat ini menjadi sasaran penyelidikan dan penyidikan aparat di wilayah Aceh Besar, sedangkan pencarian GAM dilakukan di wilayah Aceh Selatan.
Rusdihardjo menjelaskan dari hasil penyelidikan diperoleh informasi bahwa sehari sebelum korban hilang, Julizar berkali-kali menanyakan rencana korban bermalam di Medan dan tersangka juga terlihat menelepon seseorang untuk memberi tahu bahwa almarhum sedang dalam perjalanan menuju Medan.
"Korban terlihat terakhir kali pukul 16.00 WIB saat pamit menuju Bandara, padahal dia telah diberitahu pihak Merpati bahwa hari itu tidak ada penerbangan. Patut dipertanyakan apakah korban mencoba menggunakan maskapai Mandala atau seseorang telah menjanjikan hari itu ada penerbangan ke Jakarta," kata Kapolri.
Korban, kata Kapolri, diperkirakan meninggal antara pukul 23.00 hingga 24.00 WIB pada 24 Januari 2000 dan saat ditemukan terdapat lilitan tali nylon sepanjang satu meter di leher, di kedua ujung tali terdapat potongan kayu 15 cm.
Rusdihardjo menjelaskan hasil pemeriksaan mayat menunjukkan korban meninggal karena kehabisan oksigen karena lehernya dijerat setelah dianiaya lebih dulu, terbukti dari luka memar di kedua mata dan pendarahan di hidung.
Jenderal berbintang tiga itu mengemukakan pihaknya segera membentuk tim khusus terdiri atas unsur Korserse Polri, Polda Sumut, Poltabes Medan, dan Polda Aceh beberapa saat setelah jenazah korban ditemukan pada 25 Januari di Jl Letjen Jamin Ginting km 39, Desa Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Dari 11 saksi yang telah dimintai keterangan, diketahui korban bersama para tokoh Aceh berangkat dari Jakarta ke Aceh pada 21 Januari untuk menjajaki pelaksanaan Musyawarah Rakyat Aceh. Pada 23 Januari korban kembali ke Jakarta via Medan, dan di kota Medan itu almarhum bermalam untuk menyelesaikan beberapa urusan lain.(ant/ram)



Pesawat Haji Mendarat Mulus

Serambi-Banda Aceh
Untuk pertama sekali, pesawat berbadan lebar, Airbus A330, yang akan mengangkut jamaah haji Aceh mendarat mulus di landasan pacu Bandara Iskandar Muda dalam ujicoba penerbangan Selasa (15/2) pukul 10.40 WIB.
Ucapan tahmid dan tepuk tangan dari ratusan orang --baik di luar maupun di dalam pesawat-- terdengar menggelegar begitu roda pesawat menyentuh landasan. "Alhamdulillah," ucap Sekwilda Aceh, Poriaman SH yang mewakili Gubernur menunggu kedatangan pesawat yang akan mengangkut jamaah calon haji Aceh itu.
Pesawat Airbus A330 akan mengangkut jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama hari Minggu, 20 Februari 2000 mendatang.
Puluhan pejabat dari berbagai instansi dan tokoh-tokoh masyarakat Aceh, mantan Ketua DPRD Aceh, Achmad Amins turut menyaksikan pembukaan lembaran bersejarah bagi penerbangan di Aceh. Kapten pilot Wiji Poernomo yang menerbangkan pesawat itu mengatakan tidak ada kendala apapun dalam mendaratkan pesawat Airbus A330 itu.
Peristiwa itu, menandai penerbangan perdana pesawat berbadan lebar jenis Airbus A330 yang nantinya akan membawa jamaah haji Aceh ke Jeddah, Saudi Arabia. Rasa syukur atas dibukanya Embarkasi Haji Aceh, kemarin ditandai dengan peusijuk (tepung tawar) kepada para awak, pintu, dan roda depan pesawat secara adat Aceh oleh tokoh adat Aceh Yah Bit.
Setelah dipeusijuk, pesawat berbadan lebar itu take off (terbang kembali) pada pukul 12.40 WIB. Penumpang pesawat regular Bandara itu, berkesempatan menggunakan pesawat Airbus dari Banda Aceh menuju Medan.
Direktur niaga PT Garuda Indonesia Badrul Hakim mengatakan, perusahaannya berupaya maksimal menangani jamaah daerah "Serambi Mekkah". "Kami menyediakan pesawat Airbus A330 untuk mengangkut calhaj Aceh ini," katanya usai menyaksikan acara peusijuk secara adat.
Untuk menyukseskan pelayanan jamaah haji daerah ini, tambah Badrul Hakim, pihaknya juga sudah menyiapkan 35 tenaga kerja yang akan mengayomi kaum muslimin Aceh dari asrama haji menuju bandara dan sebaliknya setelah kembali dari Tanah Suci.
Direktur Penyelenggara Haji Departemen Agama Republik Indonesia, H Tulus menjelaskan seluruh persiapan pemberangkatan jamaan calon haji Aceh telah siap. Bahkan, katanya, Depag sudah menempatkan sejumlah petugas termasuk tenaga kesehatan dari Depkes Aceh guna membantu calon jamaah.
"Saya menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Aceh yang selalu melakukan koordinasi dengan Depag dalam menyiapkan jamaah calon haji Aceh," kata H Tulus.
Menurut H Tulus, awalnya pesawat yang akan memberangkatkan jamaah calon haji Aceh adalah jenis pesawat carteran Boeing 767 dari Saudi Arabia. Tetapi, kemudian diubah dimana Garuda menggunakan pesawat sendiri, yaitu Airbus A330.
"Ini sangat berguna bagi jamaah calon haji, karena kedua perusahaan itu akan bersaing dalam memberi pelayanan kepada penumpang," ucap H Tulus.
Sekwilda Aceh, Poriaman SH yang mewakili Gubernur dalam sambutannya menjelaskan Bandara Sultan Iskandar Muda kini telah siap dipergunakaan untuk embarkasi haji. Semua kelengkapan, terutama bangunan fisik sudah siap, begitu juga dengan kelengkapan lainnya. Sehingga Bandara SIM ini sudah memiliki standar internasional.
Calon jamaah haji Aceh tahun ini, yang mendaftar sebanyak 3.405 orang, yang sudah siap diberangkatkan sebanyak 3.381 orang, termasuk 52 petugas. Dari Bandara ini diberangkatkan 10 kloter, dengan masing-masing kloter 320 orang. (ism/ed)




Co-Pilot Airbus-A330: Surprise!

Serambi-Banda Aceh
Co-Pilot Pesawat Airbus A330, Ronald, menyebutkan tak ada kendala berarti ketika mendaratkan pesawat berbadan lebar itu di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Selasa (15/2).
Namun, katanya, sebelum pesawat menyentuh landasan, ia sempat surprise (merasa kaget) dan menyebutkan masih perlu perbaikan- perbaikan di bagian instalasi landasan. "Secara umum pendaratan tidak menemui kendala yang berarti, cuma yang kecil-kecil saja," katanya usai meninjau semua bagian landasan.
Namun, katanya, "kekurangan" yang ada di bandara SIM itu masih tergolong wajar. Sebab, masih dalam proses pembangunan. Tapi, landasannya sudah maksimal. "Mudah-mudahan tidak terjadi apa- apa."
Selain itu, kisah Ronald, situasi Bandara saat ini, tidak jauh berbeda ketika 10 tahun yang lalu, saat ia pertama sekali mendaratkan pesawat jenis DC 9. Bedanya, landasan pacu yang ada saat ini lebih panjang.
Pokoknya, kata Ronald, tidak sempat terjadi kendala ketika mendarat. Buktinya, bisa langsung mendarat dengan baik.
Ketika uji coba pendaratan pesawat penerbangan jamaah calon haji asal Aceh itu, tidak sedikit yang mengucapkan tahmid ketika roda pesawat itu menyentuh bumi Serambi Mekkah. Ucapan rasa syukur "Alhamdulilah" juga terdengar dari beberapa pejabat yang menanti kehadiran pesawat yang bermuatan rombongan para Dirjen dari Jakarta itu, ketika pesawat sudah mendarat dengan sukses.
Begitu pula ketika pesawat itu lepas landas setelah sekitar dua jam berada di Bandara Sultan Iskandar Muda. Mudah-mudahan pesawat berikutnya juga bisa mendarat dan take-off di Bandara itu seperti ketika uji coba pendaratan tersebut.
Spesifikasi
Pesawat jenis Airbus A330, menurut seorang pengamat dirgantara di Banda Aceh, Ir Marhiansyah Azis memiliki panjang 63,69 meter dan lebar sayap 60,30 meter serta memiliki tinggi 16,83 meter adalah buatan konsorsium negara-negara Eropa. Pesawat ini adalah saudara kembar Airbus A.340-300, pesawat berbadan lebar terbaru dan langsu- ng terkenal di dunia komersial.
Dengan dua mesin, A-330 mampu menempuh jarak jelajah sampai 10.200 kilometer tanpa berhenti. Pesawat ini bisa menggunakan tiga jenis mesin, PW-4000s buatan Pratt & Whitne, CF6-80Eis General Electric, atau Rolls-Royce Trent 700s. Satu mesin ini memiliki daya dorong sampai 75.000 pound atau 37.500 kilogram. (ed/ism)